Bab 180
Jika dalang itu benar–benar bersembunyi di sekitar Harvey, maka masalah terbesainya adalah sekretarisnya.
Selena berharap melihat tanda–tanda dari wajah para sekretaris wanita ini, tetapi
kepribadian keduanya cenderung dingin dan tegas, mereka hanya memberi salam
singkat dan langsung fokus pada pekerjaan masing–masing.
Selena mengusap lengannya sambil berpikir, apakah dirinya salah menebak?
Dia juga tidak terburu–buru. Selena akan memulainya dari Olive, orang yang barusan
menerobos kantor Harvey. Selena pindah ke sisi Olive.
Sikap Olive padanya tidak terbilang hangat, juga tidak meremehkan. Selena sudah
berkeliaran di antara mereka selama dua jam, tetapi tidak merasakan ada hal yang
aneh.
Setelah bekerja lembur sampai pukul 9, Chandra akhirnya mempersilakan mereka
untuk pulang.
Begitu pulang kerja, wajah Serlin yang semula tampak tegang berubah menjadi
tersenyum. Dia menelepon temannya sambil memukul pinggangnya, sepertinya dia
ingin pergi ke bar dan meminta temannya untuk menyisakan tempat untuknya.
Begitu melihat Selena yang mengamatinya, Serlin mengangkat dagunya dan
berkata, “Mau ikut, nggak? Ke bar baru, banyak pria tampan, aku ajak kamu cuci
mata.”
Selena tidak menyangka bahwa orang ini begitu akrab dan Selena terus menggelengkan kepalanya dan berkata, “Nggak perlu, masih ada beberapa dokumen yang perlu kurapikan, bahkan aku belum menghafalkan kesukaan Tuan Harvey.”
Serlin mengalihkan pandangannya dan berkata, “Baiklah, lain kali saja.‘
Selena berkata sambil cepat–cepat meninggalkan ruangan, Betrand menepuk
dahinya sambil menjelaskan kepada Selena, “Jauhkan dirimu darinya, setiap hari
dia selalu menggoda pria tampan atau pria tua, jangan sampai dia
mempengaruhimu.”
+15 BONUS
Selena Bennett tersenyum malu–malu, matanya jatuh pada wajah Olive.
Wajahnya biasa saja, sangat jauh dari penampilan Serlin yang mempesona.
Seperti anak yang mengenakan kacamata di kelas, meskipun penampilannya biasa
saja, tetap saja masuk peringkat 10 teratas dalam belajar.
Olive merapikan barang–barangnya dengan santai, dia orang yang sangat teratur,
semua barang diletakkan sangat teratur, seperti ada gangguan, setiap dokumen
diletakkannya dengan rapi.
Menyadari bahwa Selena menatapnya, Olive mendongak lalu tatapannya
berhadapan dengan Selena, dia berkata dengan nada datar, “Kenapa?”
Suaranya yang datar membuat orang tak bisa melihat emosi apa pun padanya,
seperti seorang robot tak berekspresi.
Meskipun tidak ada perubahan yang signifikan, Selena merasa dingin di
belakangnya.
Selena berkata dengan wajah yang tersenyum polos, “Kak Olive, aku merasa anting- antingmu sangat bagus, jadi melihatnya beberapa kali, kamu beli di mana?”
Anting adalah satu–satunya perhiasan yang dimiliki oleh Olive, tidak terlalu besar, berbentuk bunga mawar dengan berlian yang berkilauan di tengahnya.
“Ini adalah bonus akhir tahun yang dipesan oleh Tuan Harvey dua tahun yang lalu,”
jawab Olive dengan tenang.
“Ternyata begitu, aku akan berusaha keras agar tahun ini juga bisa mendapatkan bonus akhir tahun.” Selena berkata sambil mengangkat tangan yang terkepal.
Olive hanya meliriknya sekilas dan pergi, Betrand yang berada di sampingnya mengingatkan, “Kamu jangan banyak pikir, ya. Dia memang orangnya selalu dingin
seperti itu.”
Selena bertanya dengan lembut, “Jadi sikap Kak Olive selalu seperti itu, ya?”
“Ya, sejak dia masuk untuk bekerja, aku jarang melihatnya tersenyum. Dia memang dingin, tetapi sangat efisien dalam bekerja.”
+15 BONUS
Setelah berbincang–bincang, Selena akhirnya yang terakhir meninggalkan kantor.
Dia tidak berjalan terlalu jauh dan menunggu di garasi mobil bawah tanah.
Harvey menurunkan jendela mobil dan dengan dingin berkata, “Naiklah.”
Selena kembali ke Kediaman Irwin, ini adalah pengalaman yang belum pernah mereka alami selama bertahun–tahun sejak mengenal satu sama lain.
Sepanjang perjalanan Selena sedang merenung, beberapa orang di ruang sekretaris memiliki kepribadian yang beragam, kelihatannya siapa pun terlihat bermasalah.
“Menyesal?” Harvey terus mengetik di laptop sejak dia naik ke mobil, jarang sekali mengangkat kepala untuk memedulikannya.
Harvey mengangkat kacamata perak yang tersemat di hidungnya sambil berkata, Sekarang masih belum terlambat untuk menyesal.”
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report