Menantu Dewa Obat -
Bab 1076
Bab 1076
Axel mengajak kedua puluh orang itu masuk ke taman Dragon Lake.
Di antara mereka, ada paman Eric dan Merry yang juga ikut masuk.
Kedua orang ini selalu merasa curiga dan mereka ingin tahu apakah yang dikatakan Axel itu benar atau tidak.
Sementara orang-orang lainnya, mereka benar-benar terpana dengan lingkungan di dalam taman itu setelah masuk ke taman Dragon Lake.
Sebagai area villa yang paling mewah dan premium di kota Carson, lingkungan di taman Dragon Lake bagaikan dunia fantasi.
Semua orang yang berjalan di dalamnya merasa seolah sedang berjalan di taman kekaisaran sambil berseru dengan takjub. Bersamaan dengan itu, mereka juga memuji Axel atas kehebatannya. Axel merasa sangat bangga. Ini adalah hasil yang dia inginkan.
Raut wajah paman Eric dan Merry sangat keruh sekali.
Setelah berjalan beberapa saat, Merry adalah orang pertama yang berkata, "Paman Shu, bagaimana kalau kau mengajak kita melihat rumahmu dulu?"
Semua orang menatap Axel dengan serempak.
Axel yang sudah siap sejak awal lalu mengangguk perlahan dan berkata, "Oke, ayo kita pergi dan melihatnya."
"Oh yah, ngomong-ngomong rumahku belum didekor jadi dalamnya masih agak berantakan. Tolong dimaklumi yah!"
Semua orang langsung tertawa dan berkata, "Adulih, si tua Shu, untuk apa mengkhawatirkannya? Rumah yang belum di dekorasi memang seperti itu kan!"
"Si tua Shu, dari semua teman-teman kita yang satu generasi ini, hanya kau yang paling hebat!"
"Aku tidak pernah menyangka bahwa kita masih bisa mengunjungi taman Dragon Lake dalam scumur hidupku ini. Si tua Shu, terima kasih!"
Aku-sudah bilang sejak dulu, si tua Shu pasti bukan orang sembarangan. Karena, diantara kita semua, si tua Shu adalah orang yang paling hebat!" Satu per satu dari mereka semua membual dan menyanjungnya sehingga membuat Axel semakin bangga dan kepalanya semakin besar. Bab 10/0
Lalu dia membawa semua orang ke villa yang telah disepakati sebelumnya.
"Nah semuanya, ini rumahku."
"Ayo kita masuk untuk melihat-lihat."
Ini adalah villa yang sangat biasa dengan standar rata-rata di taman Dragon Lake.
Kalau di jual di pasaran, harganya sekitar puluhan juta saja.
Tentu saja, yang paling pentin, adalah, kau memiliki kualifikasi itu untuk membelinya!
Harga rumah di taman Dragon Lake tidak penting. Yang paling penting adalah kau harus cukup berkualifikasi untuk tinggal di dalamnya.
Rumah disini mau dijual atau tidak semuanya harus mendapatkan persetujuan dari Ausin!
Sedangkan dari seluruh kota Carson ini, ada berapa banyak orang yang bsia mendapatkan persetujuan Austin?
Tentu saja meskipun villa ini tampak biasa-biasa saja namun jauh lebih baik daripada rumah besar mereka di villa Rose Garden yang ditempati oleh Reva dan yang lainnya sekarang.
Di depan dan belakangnya ada taman yang sangat besar dengan dua buah kolam renang. Yang satu di dalam ruangan dan yang satunya lagi di luar ruangan.
Teras untuk bersantainya dapat menikmati pemandangan sungai sehingga membuat orang merasa senang untuk melihatnya.
Saat melihat rumah ini mau tak mau semua orang mulai berf: si di dalam benak mereka. Bagaimana bentuknya nanti setelah rumah ini selesai di bangun.
Semua orang memuji Axel dengan tanpa henti dan semua orang juga terkagum - kagum.
Hanya paman Eric dan Merry saja yang masih merasa tidak senang.
"Di luar dugaan, si bajingan tua ini benar-benar bisa membeli rumah di taman Dragon Lake?" "Apa-apaan ini!"
Paman Eric bergumam dengan suara kecil.
Merry yang mengikutinya di samping juga mengernyitkan keningnya kemudian tiba-tiba berkata, "Pa; rumah ini belum di dekorasi, siapa yang tahu kalau dia benar-benar pemiliknya atau bukan?" Mata paman Eric membelalak dengan lebar, "Maksudmu, bisa jadi pemilik rumah ini bukan dia?"
"Dia hanya berakting?"
Paman Eric segera bersemangat kembali dan hendak membongkar boroknya Axel.
Pada saat ini, Merry meraihnya dan berkata dengan suara kecil. "Pa, jangan terburu-buru. Biar aku konfirmasikan dulu!"
Merry segera berlari ke samping untuk menghubungi temannya.
Di sisi lain, Axel dan Alina masih souk berbicara dengan semua orang dengan ekspresi bangga.
Alina juga menghela nafas dengan lega. Kalau dilihat dari situasinya sepertinya ujian ini akan segera berlalu akhirnya.
Di dalam hatinya dia juga merasa sedikit berterima kasih kepada Hiro. Kali ini Hiro telah membantu mereka mendapatkan kembali gengsinya. Tiba-tiba Merry yang masuk dari luar langsung berkata, "Paman Shu, kapan kau membeli rumah ini?"
Axel tertegun sejenak lalu ekspresinya tampak malu dan berkata, "Umm.. aku lupa kapan tepatnya, namun itu sekitar beberapa bulan yang lalu."
Begitu mendengar hal ini, Merry langsung tertawa terbahak- bahak. "Paman Shu, sekarang semuanya sudah ketahuan, kau jangan bohong lagi!" "Rumah ini sama sekali bukan milikmu!"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report