Menantu Dewa Obat

Bab 1115

Reva dan Nara baru memahaminya.

Ternyata itu adalah hasil dari kerjasamanya dengan PT Peaceful.

Tidak lama kemudian, Lucy juga datang.

Begitu masuk, dia langsung mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada Reva dan Nara.

Dari hasil kerjasama ini, Anya telah mendapatkan banyak untung dan PT Peaceful juga menghasilkan banyak uang. Ini namanya sama-sama menguntungkan.

Jadi suasana hati Lucy sangat-sangat bahagia sekali.

Setelah mendapatkan kerjasama ini, PT Peaceful benar-benar telah mendapatkan pondasi pijakannya di China. (Nb: Negara China, Kota: Carson)

Lucy juga berencana untuk tinggal di kota Carson sepenuhnya sekarang karena perusahaannya di China ini jauh lebih menguntungkan daripada kantor pusatnya jadi dia berencana untuk berjuang dan mengembangkan karirnya disini.

Pada saat ini, di sisi lain Paviliun Maple.

Para anggota keluarga Shu sedang duduk di ruangan VIP. Axel dan Alina juga sudah ada disana.

Chloe memarahi mereka berdua dengan marah, tetapi Axel dan Alina sama sekali tidak berani membalasnya dengan sepatah katapun.

Setelah Chloe memarahi mereka sebentar lalu dia langsung bertanya kepada mereka: "Apa kalian berdua ini sudah mati?"

"Aku sedang bertanya kepada kalian?"

"Kenapa si menantu benalu yang pengecut itu tidak datang?"

"Dan juga, dimana Nara?"

"Apa mereka masih menganggap aku tante mereka?"

Axel menggertakkan giginya dan berkata dengan suara kecil, "Kak Chloe, Nara dan Reva masih sibuk, masih ada hal yang perlu mereka lakukan sehingga mereka benar-benar tidak bisa datang malam ini." "Kau jangan marah, kalau ada sesuatu yang perlu dikatakan, kau bisa memberitahukannya kepadaku, sama saja!"

Chloe langsung marah: "Memberitahumu?"

"Memangnya kau bisa membuat keputusan?"

"Aku dengar si menantu benalu itu sekarang adalah orang yang mengendalikan keluargamu sekarang?"

"Axel, Axel, kau lihat dirimu itu, apa kau masih merupakan kepala keluarga dalam keluargamu?"

Axel menunduk dan tidak mengatakan apa apa.

Semakin mengoceh semakin marahlah si Chloe ini. Dan akhirnya dia menggebrak meja: "Kalian berdua, kemarilah!" Axel dan Alina menggigil dengan ketakutan lalu bangkit berdiri dengan patuh dan berjalan hingga ke depan Chloe. Chloe bangkit berdiri dan menampar mereka berdua beberapa kali kemudian dengan marah dia berseru: "Berlutut!" Alina menjadi tidak sabar lalu bertanya, "Kak Chloe, ke... kenapa kau menyuruh aku berlutut?"

Chloe sangat marah sekali: "Kenapa?"

"Karena aku adalah kakak sulungmu!"

"Karena kau tidak berbakti kepada papa!"

"Sekarang kalian berdua berlututlah dengan baik di depan papa dan bersujud untuk meminta maaf kepada papa.”

"Dan juga, cepat telepon si pengecut itu."

"Kalau mala mini, mereka tidak datang maka kalian berdua harus berlutut hingga acaranya

selesai!"

Wajah Alina langsung memerah: "Kak Chloe, kau... kau juga tidak bisa bersikap tidak masuk akal begini..."

Chloe langsung menampar wajahnya lagi: "Kau mau berlutut atau tidak sebenarnya?"

Alina masih ingin berbicara tetapi langsung dihentikan oleh Axel.

Axel berlutut dengan suara gedebuk yang keras, "Kak Chloe, aku memang tidak berbakti, biar aku saja yang berlutut!" "Tetapi, masalah ini tidak ada hubungannya dengan Alina..."

Chloe sangat marah sekali: "Tidak ada hubungannya?"

"Dia itu istrimu, yang juga menantunya papa."

"Dia telah melahirkan seorang putri yang begitu tidak menghormati papa, jadi dia juga harus bertanggung jawab!"

"Biar aku beritahu yah, aku beri kau dua pilihan, Satu: kalian berdua hari ini harus bercerai dan jangan berhubungan lagi dengan keluarga Shu kami."

"Atau kau harus berlutut disini dan bersujud kepada papa untuk mengakui kesalahanmu!"

Alina menangis dan pada akhirnya dia berlutut di depan Tommy dengan air mata berlinang.

Pada saat itulah Chloe baru mengangguk dengan puas, “Hmm, kau masih cukup pintar.”

"Oke, sekarang kalian berdua telepon si pengecut itu."

"Aku masih tetap dengan kata-kataku tadi. Kalau dia tidak datang, maka jangan harap kalian. berdua bisa bangkit berdiri!"

Axel menggertakkan giginya dan berlutut dengan kepala tertunduk dan tidak bergerak untuk menelepon.

Dia telah membuat keputusannya untuk malam ini. Apapun yang terjadi, dia harus menjalani penderitaan ini demi Reva. Anggap saja itu sebagai tebusan hutang atas sikapnya kepada Reva di waktu lalu! Melihat hal ini, seluruh keluarga besar Shu langsung mendengus dingin sambil mengejek.

Terutama Xavier dan Kesya. Mereka tersenyum dengan masam.

Semua kekesalan mereka di waktu lalu seolah sudah terlampiaskan sekarang.

Alex tersenyum dan berkata, "Axel, aku saranin lebih baik kau cepat-cepat suruh Reva, si menantu benalumu itu datang ke sini!"

"Kak Chloe tidak pernah suka dengan duri yang ada di depan matanya. Kau juga tidak akan benar-benar hendak berlutut disini seharian, kan?"

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report