Menantu Dewa Obat

Bab 1211 Menghalangiku berarti kau adalah musuhku!

Reva yang sudah duduk di dalam mobil langsung menelepon Tiger dan bertanya tentang situasi spesifiknya.

Setelah mendengarkan ceritanya, Reva hampir saja memaki dengan keras.

Ternyata bukan pangeran yang masuk ke taman Dragon Lake, melainkan Leslie, pamannya Anya yang keluar dari taman Dragon Lake.

Tadinya si Leslie ini mengajak keluarganya untuk masuk dan bersembunyi di taman Dragon Lake bersama dengan Anya.

Kalau menuruti pemikiran Reva, seharusnya dia menangani masalah di kota Carson dulu setelah itu baru mencari cara untuk menyelesaikan konflik antara dirinya dengan sang pangeran. Tetapi di luar dugaan, Leslie yang melihat kota Carson sudah tenang dan tenteram selama beberapa hari terakhir ini malah merasa bahwa masalahnya sudah selesai.

Dia memiliki seorang wanita simpanan di luar sehingga di malam hari dengan menyamar, dia mengendarai mobil yang sederhana untuk keluar dan bertemu dengan si wanita simpanannya

ini.

Akibatnya, begitu sampai di rumah wanita simpanannya itu dia langsung dicegat oleh anak buah

sang pangeran.

Si Leslie ini juga cukup cerdik. Begitu dia tahu ada yang tidak beres, dia langsung menelepon Anya.

Dan sekarang Anya segera ke tempatnya lagi.

Kalau Tiger tidak tiba tepat waktu maka Anya pun pasti akan berada dalam bahaya kali ini!

Reva langsung membanting ponselnya dan merasa sangat marah sekali kepada Leslie.

Situasinya sudah seperti ini pun dia masih berani keluyuran di luar, bukannya itu hanya mencari mati saja namanya? Namun ketika Anya terlibat dalam hal ini membuat Reva bergegas ke sana dengan sambil memaki.

Orang-orang ini sekarang sudah dibawa ke Clubhouse Orange, tempat kediaman pangeran.

Begitu naik ke atas, Reva mendengar jeritan melengking dari dalam dan itu adalah suaranya Leslie.

Dia membuka pintu dan berjalan masuk lalu mendapati Leslie yang sedang tergantung di langit-langit dengan tangan terikat.

Berat badan Leslie sekitar 180 kilogram sehingga saat digantung terbalik seperti ini membuatnya merasa sangat tidak nyaman.

Demi untuk melampiaskan amarahnya, sang pangeran mencari seutas tali yang sangat tipis.

Tali yang tipis ini mengikat ke dalam dagingnya dengan kencang, hingga tampak terlihat tulang di dalamnya.

Sedangkan sang pangeran hanya duduk di sofa sambil minum anggurnya dengan santai, sementara itu Anya berdiri di sampingnya dengan wajah pucat.

Sedangkan Tiger, dia tampak tak enak hati namun dia tetap berdiri di samping Anya.

Bagaimanapun juga Anya adalah teman Reva sehingga Tiger pasti akan melindunginya!

Begitu melihat Reva masuk, akhirnya Tiger bisa menghela nafas dengan lega.

"Pangeran, kak Reva sudah tiba disini."

"Dengar, kalau ada masalah apa – apa, kalian berdua bisa membicarakannya, kan?"

Ujar Tiger sambil tersenyum.

Pangeran melirik Reva, "Apa yang mau dibicarakan?"

"Aku sudah menunggu begitu lama dan sekarang hanya menunggu sepatah kata saja darinya."

"Reva, biar aku bertanya sekali lagi kepadamu.”

"Aku ingin membunuh si Leslie ini, apa kau akan menghalangiku?"

Reva tahu bahwa sang pangeran hendak memberikan ultimatumnya.

Kalau dia menghalangi sang pangeran maka dengan karakter sang pangeran itu, dia pasti akan menentangnya dengan habis-habisan.

Reva menatap Anya.

Meskipun Anya tidak suka dengan orang yang tak berguna namun tatapan matanya selalu dipenuhi dengan rasa enggan.

Jelas dia tidak ingin melihat Leslie mati!

Reva menghela nafas lalu dengan lembut berkata, "Pangeran, aku sudah menerima banyak bantuan dari nona Smith." "Masalah dia adalah masalahku juga."

"Meskipun tuan Leslie sudah melakukan kesalahan namun dia juga tidak perlu berakhir dengan kematian." "Bagaimana kalau...."

Sang pangeran langsung melemparkan gelas anggurnya kepada Reva lalu berteriak dengan marah, "Jangan banyak bacot!"

"Reva, waktu itu kau telah menyelamatkan aku dan aku juga sudah membantumu dalam menangani masalah sepuluh keluarga terpandang itu." "Jadi hutang kita berdua sudah impas!"

"Hari ini, kalau kau berani menghalangiku maka kau adalah musuhku!"

"Kalau kau ingin dia tetap hidup maka itu harus tergantung kau mampu membantunya tahu tidak!"

Reva mengernyit sedikit. Karakter sang pangeran selalu begitu berapi - api.

Tetapi dia tahu tentang masa lalu Laba – Laba Beracun sehingga dia bisa mengerti perangai sang

pangeran.

Reva berkata dengan lantang: "Pangeran, aku tahu bahwa kau selalu bisa membedakan benci dan budi dengan sangat jelas dalam setiap hal yang kau lakukan!"

“Namun, aku, si Reva ini juga tidak pernah mau berhutang budi kepada orang lain!"

"Leslie memang pantas mati tetapi bagaimanapun juga aku harus membalas budi nona Smith yang sudah membantuku!"

"Karena kau begitu menginginkan nyawanya, bagaimana kalau begini saja..."

Sambil berbicara Reva langsung meraih belati di atas meja dan menusukkannya ke dada lalu berkata dengan kencang: "Bagaimana kalau aku menerima tiga tusukan belati ini demi untuknya?"

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report