Bab 1223 Dia hanya seorang brondong

Devi langsung membalikkan manik matanya kepada Leo, "Kalau kau belum pernah mendengarnya itu karena kau bodoh!"

"Biar aku kasih tahu ya, kak Reva ini berasal dari kota Carson...."

Tadinya dia ingin menceritakan tentang Reva tetapi sudah langsung disela oleh Reva.

"Kampung halamanku bukan di kota Carson."

"Kak Leo, kau jangan pedulikan dia. Nona Devi ini sedang bercanda saja dengan kau."

"Hubungan kami hanya sebatas teman. Aku sudah punya istri."

Ucapannya ini membuat Leo menghela nafas lega.

Namun, Devi sama sekali tidak menganggap serius ucapannya lalu dengan keras kepala dia berkata, "Memangnya kenapa kalau kau sudah menikah?"

"Aku menyukaimu dan itu tidak ada hubungannya dengan kau yang sudah menikah atau belum!"

"Meski kau sudah memiliki seseorang yang kau cintai sekalipun, itu juga tidak bisa menghentikan aku untuk mencintaimu!"

Reva terdiam sejenak dan dia pun sama sekali tidak bisa membantah kata katanya ini.

Leo merasa sangat marah sekali saat mendengar hal ini dan hampir saja dia pergi dari sana.

Dia benar-benar tidak mengerti mengapa Reva yang hanya seorang pria biasa saja bisa membuat Devi memperlakukannya hingga seperti itu!

Dengan cepat mereka sudah tiba di desa Gnome.

Leo juga sudah berencana untuk mengajak Devi ke villa yang telah dipersiapkan baginya untuk beristirahat.

Tetapi saat Devi turun dari dalam mobil, dia malah meraih lengan Reva dan langsung berjalan. pergi begitu saja tanpa mempedulikan dirinya sehingga membuat Leo menjadi semakin marah. Sementara itu, tidak lama setelah Reva dan Devi berjalan pergi, Arif dan yang lainnya juga segera berjalan ke sisi ini.

Arif dan Leo pernah bertemu sekali jadi bisa dianggap saling mengenal.

Dia menghampiri Leo dan menyapa Leo dengan senyum di wajahnya.

Leo-sama sekali tidak memandang sebelah mata dirinya dan hanya bertukar sapa dengan sopan saja.

Saat dia hendak berjalan pergi, tiba-tiba Arif muncul dan berkata dengan suara kecil: "Tuan Leo, maaf aku ingin bertanya sesuatu kepadamu." "Apa hubunganmu dengan nona Devi yang barusan?"

Ekspresi Leo menjadi sangat dingin. Dia menatap Arif dengan dingin dan aura membunuh itu tampak menjadi lebih kuat lagi di dasar matanya. Arif bergidik dengan ketakutan lalu dengan cepat dia berkata, "Tuan Leo, aku tidak punya. maksud lain."

"Hanya saja barusan kami berada di dalam satu pesawat. Aku sudah melihat beberapa hal dan memahami beberapa hal."

"Aku hanya merasa khawatir saja kalau kau tidak tahu apa-apa mengenai mereka sehingga aku ingin mengingatkanmu."

"Pria itu bukan pria baik-baik. Di sepanjang perjalanan itu, dia dan nona Devi saling bermesraan dan sama sekali tidak bisa dipisahkan!"

Saat mendengar ucapannya ini Leo menjadi sangat marah.

Dia meraih kerah Arif dan sambil menggertakkan giginya dia bertanya, "Apa benar semua yang kau katakan itu?"

Arif segera menganggukkan kepalanya, "Tuan Leo, meskipun aku punya 9 nyawa pun, aku tidak akan berani membohongimu!"

"Kita semua sudah melihatnya dengan mata kepala kita sendiri!"

Beberapa orang yang ada di sekitar Arif juga ikut mengangguk angguk.

Leo merasa sangat marah sekali sehingga hampir saja dia hendak langsung pergi mencari Reval untuk membuat perhitungan dengannya.

Namun, bagaimanapun juga dia tetap masih menggunakan logika berpikirnya.

Pertama-tama dia memberi perintah kepada anak buahnya untuk menyelidiki tentang Reya..

Kebetulan saat Reva ke sana di waktu lalu, orang-orang di Gnome cukup memahami garis besar situasinya.

Orang-orang itu menceritakan tentang apa yang mereka ketahui pada waktu itu.

Pada saat itu Reva yang datang ke desa Gnome belum terkenal di kota Carson.

Orang

orang di desa Gnome hanya tahu bahwa dia adalah menantu benalu saja tetapi tidak ada yang tahu kehebatannya.

Saat Leo mendengar tentang hal ini, dia langsung mengamuk: "Keparat, bajingan tak berguna dan benalu seperti dia pun berani merebut seorang wanita dariku?"

"Ada apa dengan si Devi ini? Bisa-bisanya dia jatuh cinta kepada seseorang yang tak berguna seperti itu?"

Mata Arif juga langsung berkilau lalu dengan cepat dia berkata, "Tuan Leo, mungkin nona Devi sudah tertipu olehnya." "Sekarang ada banyak brondong di luar sana yang dilatih secara profesional untuk memperdayai para gadis-gadis." Mata Leo langsung memancarkan cahaya dingin lalu sambil menggertakkan giginya dia berkata, "Pasti begitu!"

"Dasar keparat! Sampah seperti ini pun berani datang ke desa Gnome aku."

"Kalau aku tidak bisa membuatnya berlutut dan bersujud di hadapanku hari ini maka di kemudian hari aku juga tidak perlu memimpin lagi disini!"

Setelah mengatakan hal ini lalu Leo bangkit berdiri dan membawa semua anak buahnya pergi dengan emosi.

Arif dan yang lainnya juga mengikutinya dan mereka semua merasa sangat puas karena ingin menyaksikan pertunjukkan bagus.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report