Bab 1355 Pria sejati?

Sebenarnya, kamar ini telah diatur oleh Angga.

Dia mengira bahwa Reva tertarik dengan Sarah sehingga tadi dia sengaja menyuruh seseorang untuk membawa Sarah ke kamar ini lebih dulu. Karena dia memang bermaksud untuk membuat Sarah menunggu Reva di sini.

Setelah itu, dia mengajak Reva dan langsung membawanya ke kamar ini. Dia sudah memiliki niat terselubung di dalam hatinya.

Namun Reva dan Sarah tidak berpikir banyak tentang hal ini.

Sarah yang sudah merasa lelah selama seharian ini langsung masuk ke kamar mandi setelah tiba di kamar ini karena dia ingin cepat tidur. Namun dia sama sekali tidak menyangka bahwa akan ada seseorang yang masuk ke kamar ini lagi.

Sementara itu Reva juga tidak menyangka bahwa Angga sudah mempersiapkan kamar untuk dirinya.

Oleh karena itu, keduanya bertemu dalam keadaan yang sama-sama tidak tahu akan terjadi situasi seperti ini.

Sarah langsung menutupi dadanya dengan salah satu tangannya dan menunjuk Reva dengan tangannya yang lain seolah-olah dia benar-benar telah melihat seorang preman dan terus

berteriak.

Reva juga ikut tertegun. "Kau... kau jangan terlalu panik, aku tidak tahu kalau kau ada di sini..."

Sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya tiba-tiba handuk yang membungkus tubuh Sarah merosot dan sebagian besar handuk itu jatuh ke bawah. Pada saat ini, tubuh Sarah yang cantik dan tampak sempurna itu tersaji di depan Reva.

Dan detik ini, seluruh ruangan ini langsung menjadi hening.

Keduanya sama-sama terpana namun situasi ini juga menjadi sangat canggung.

Reva langsung melepaskan jaketnya dan hendak membantu Sarah untuk menutupi tubuhnya.

Namun tindakan Reva yang spontan itu membuat Sarah mengira dan menganggapnya sebagai seorang bajingan.

"Aah, dasar bajingan, aku akan bertarung dengan kau!"

Sarah menjerit dengan kencang lalu dia mengangkat kakinya dan menendang ke arah selangkangan Reva.

Kalau digantikan dengan orang lain, Reva pasti sudah merobohkannya.

Namun bagaimanapun juga, dia hanyalah seorang gadis yang tidak bersalah sehingga Reva juga merasa tidak nyaman untuk memiliki kontak langsung dengannya. Apa boleh buat, Reva hanya bisa menghindarinya saja.

Namun, Sarah menjadi semakin geram karena Reva yang menghindarinya.

Dia langsung menendangkan kakinya namun tidak mengenai targetnya. Dia menjadi terpana lalu semakin melawan dengan kuat dan akhirnya malah terjatuh di lantai. Dan pada saat ini bagian tubuhnya yang terkuak menjadi semakin luas.

Sarah sudah hampir mau gila. Dia belum pernah merasa begitu malu seperti saat ini dalam seumur hidupnya.

Dia ingin menangis namun tiba-tiba dia teringat bahwa dirinya masih bugil.

Namun dalam situasi sekarang ini, masih ada seorang pria dewasa yang berdiri di belakangnya sehingga tidak peduli bagaimanapun cara dia berdiri, dirinya pasti akan tetap terlihat bugil!

Tetapi dengan terbaring di lantai seperti ini bukankah dia akan merasa semakin malu?

Pada saat yang kritis ini, sehelai kain seprai jatuh dan langsung membungkus seluruh tubuhnya.

Secara refleks Sarah langsung menoleh dan melihatnya kemudian mendapati punggung Reva yang menghadapnya.

"Cepat bangun kemudian masuk ke dalam dan kenakan bajumu."

Ujar Reva.

Sarah tampak bingung dan terheran- heran. Dia benar-benar tidak mengerti. Ada apa sebenarnya dengan pria ini?

Jelas - jelas hanya ada mereka berdua saja di ruangan ini dan Reva masih bisa duduk dengan tenang dalam situasi seperti ini? Apakah ini

yang

dinamakan dengan pria sejati?

Saat terpikir akan hal ini membuat Sarah langsung terkesiap.

Dia sudah berkecimpung di dalam dunia hiburan selama bertahun-tahun sehingga sudah bertemu dan melihat begitu banyak pria.

Dia sama sekali tidak percaya bahwa di dunia ini akan ada orang seperti itu!

Namun, sekarang dia juga tidak punya waktu untuk memikirkan tentang hal ini.

Dia segera membungkus dirinya dengan kain seprai itu lalu berlari masuk ke ruangan dalam dan mengunci pintunya.

Reva tetap berdiri di luar pintu. Dia sendiri pun merasa hampir pingsan atas hal ini. Apa - apaan

ini!

Dia merasa terlalu malas untuk terlibat dengan masalah Sarah lalu dia langsung membuka pintunya kemudian pergi dari sana. Pada saat ini, terdengar suara gedebuk kecil dari ruangan dalam seolah-olah ada orang yang jatuh ke lantai.

Ekspresi Reva langsung tampak agak berubah dan dia segera berlari kembali dengan cepat.

Pintu ruangan itu terkunci. Dia mengetuk kamar itu beberapa kali namun tidak ada orang yang menjawabnya dari dalam.

Ekspresi wajahnya berubah lagi lalu dengan tenaga dalamnya dia mematahkan kunci pintu itu dan mendorong pintunya secara paksa.

Pada saat Reva baru saja hendak berjalan masuk ke dalam kamar itu, dia merasa agak pusing. Jelas ada yang tidak beres ini.

Untung saja Reva memiliki intuisi yang baik sehingga dia sudah memegang jarum perak di tangan sebelumnya lalu dengan cepat dia menusukkan jarum perak itu ke titik akupunkturnya untuk membuat dirinya tetap sadar.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report