Menantu Dewa Obat -
Chapter 211
Reva menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nara, kau bukannya tidak tahu sifat dan karakter orang tuamu kan?" "Jika kau memberitahu mereka bahwa gelang giok ini sudah kembali, mereka pasti akan berusaha untuk menginginkan gelang giok ini. Dan mungkin saja dia malah akan meminta seseorang untuk menjualnya suatu hari nanti." "Gelang giok ini dibayarkan oleh nyonya Meng kepadamu. Ini sangat berarti. Kita tidak boleh menjualnya!" Lalu Nara mengangguk - angguk dan berkata, "Kau benar, sebaiknya jangan biarkan mereka mengetahuinya." "Anggap saja sebagai pelajaran bagi mereka agar mereka tidak membuat ulah lagi di kemudian hari!" Setelah gelang ini di temukan kembali, hati Nara pun merasa lega. Lalu dia menyimpang gelang giok itu dengan hati-hati. Dan dia berencana akan membawa gelang itu ke perusahaan besok untuk di simpan di dalam brankas perusahaan. Tiba-tiba Nara tersenyum dan berkata, "Jadi sebenarnya kau tidak perlu menangani masalah ini lagi, kan?" "Kalau begitu mengapa kau ingin Hana dan Hiro pulang dan tinggal disini?" "Hana selalu meremehkanmu sedangkan Hiro dia juga sama sekali bukan orang yang baik." "Jika mereka berdua pulang dan tinggal disini lalu bagaimana kita akan melewati hari-hari dengan tenang?" Reva terkekeh dan berkata, "Dengan mereka berdua tinggal disini, kita baru bisa pindah ke luar kan?" "Bukannya kau selalu ingin pindah dari sini?" "Dan kita baru saja mendapatkan alasan untuk pindah saat mereka pindah kesini." "Kedua orang tuamu masih menginginkan aku menangani masalah ini, jadi mereka berdua pasti tidak akan mengikuti kita. "Dengan begitu bukankah kita jadi bisa tinggal di luar dan hidup berdua bersama?" Setelah mendengar penjelasan Reva lalu mata Nara langsung berbinar. Dia lalu menepuk Reva dengan ringan dan sambil tertawa dan pura-pura marah dia berkata, "Reva, kau sangat nakal!" "Jika nantinya Hiro mengetahui akan hal ini, dia pasti akan sangat kesal sekali." Reva lalu meraih tangan kecil Nara dan berkata sambil terkikik, "Selama ini dia selalu berpikir untuk menindasku, sudah waktunya untuk membuatnya membayar kembali semua kelakuannya!” Kemudian Nara mengangguk dengan penuh semangat, “Ya, kita sama sekali tidak bisa bersimpati kepada orang seperti itu!" "Reva, sebenarnya kau sama sekali tidak perlu begitu sopan kepada mereka." "Menurut aku, seharusnya kau sudah membereskannya sejak dulu. Jika tidak, dia akan selalu mencoba untuk menindasmu!" Lalu Reva menghela nafas dengan ringan dan berkata, "Dia adalah suami Hana. Jika aku membereskannya bukankah Hana akan ribut dan membuat masalah yang tak ada habisnya!" "Papa dan mama juga lebih pilih kasih terhadapnya. Jika sampai masalahnya menjadi besar tetap saja kita berdua yang akan rugi juga. Jadi untuk apa repot - repot?" “Dengan bersabar keluarga kita juga akan tenang dan damai. Mengalah demi kebaikan juga tidak jelek koq!” Kemudian Nara menghela nafas, sebenarnya apa yang dikatakan Reva itu memang benar. Bahkan dia sendiri juga tidak berdaya untuk menghadapi Hiro ini. “Ngomong – ngomong, Reva, mengapa Austin dan Brad tiba – tiba hadir di resepsi Genting itu malam ini?” Tanya Nara dengan penasaran. Reva lalu tersenyum dan berkata, "Aku pernah menyelamatkan putri Austin waktu dulu itu." "Dan mengenai Brad itu kan tentang putranya, aku sudah pernah menceritakannya kepadamu." "Secara tidak sengaja aku telah menyelamatkan putranya jadi dia sangat berterima kasih kepadaku." Nara yang masih bingung lalu berkata, "Oh yah, kau pernah menceritakan tentang Brad itu." "Tetapi, bagaimana dengan tuan Austin? "Bukannya kau dan dia sudah impas?" Reva tersenyum dan berkata, "Mungkin tuan Austin menganggap aku adalah orang yang baik jadi dia memperlakukan aku sebagai temannya!" Nara tampak ragu-ragu tetapi dia juga tidak bertanya lebih banyak lagi. Keesokan harinya pagi-pagi sekali, Hiro dan Hana sudah pulang ke rumah itu dengan membawa setumpuk tas - tas besar dan kecil. Hiro adalah orang yang paling bersemangat. Karena akhirnya dia bisa tinggal di rumah ini dan bertemu dengan Nara sepanjang hari. Setelah selesai sarapan lalu Reva memberitahu Axel dan Alina bahwa dia akan pergi untuk mengklarifikasi masalah kemarin itu dengan nyonya Meng. Kemudian Axel dan Alina pura-pura sedih dan meneteskan airmatanya seolah-olah mereka tidak rela dengan kepergian Reva. Begitu Reva pergi Nara juga keluar dengan sebuah koper. "Nara, apa yang kau lakukan?" seru Alina. Wajah Nara tampak dingin dan berkata, "Dengan kepergian Reva kali ini juga aku tidak tahu kapan dia akan pulang." "Dan karena di rumah ini sudah ada begitu banyak orang, aku merasa tidak nyaman untuk terus tinggal di rumah ini." "Mulai sekarang aku akan tinggal di perusahaan!" Hiro tampak tercengang. Apa yang sedang terjadi sekarang? Dia baru saja tiba dan Nara sudah mau pergi? Kalau begitu untuk apa dia datang kesini? Dikira dia benar-benar ingin mengurus kedua orang tua ini?
Previous Chapter
Next Chapter
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report