Menantu Dewa Obat -
Chapter 407
Bab 407
Reva dan Nara baru saja selesai memindahkan barang-barang mereka ketika mendengar bel pintu berbunyi.
Keduanya membuka pintu dengan ekspresi terkejut. Mereka melihat Axel dan Alima datang dengan wajah yang memucat. Untuk sesaat keduanya tertegun. Tak perlu slikatakan lagi, sudah pasti mereka berbuat datang untuk mencari masalah. Dan benar saja, begitu masuk Alina langsung meraung, "Reva, dasar bajingan cgois kaul"
"Kau sudah lupa yah, tiga tahun ini siapa yang telah merawatmu?"
"Beraninya kau memperlakukan kami seperti ini. Kau masih punya hati nurami atau tidak?"
Nara mengerutkan keningnya dan bertanya, "Ma, apalagi yang mau kau lakukan?"
Dengan marah Alina berkata, "Apa yang mau aku lakukan?"
"Menurutmu apa yang mau aku lakukan?"
"Jangan kira aku tidak tahu yah, dia pasti tclah menerima puluhan milyar dari si Kenji itu!"
Nilai ini baru saja mereka bicarakan saat di perjalanan ke sini tadi. Mereka hanya ingin menggertak dan melihat apakah mereka bisa mendapatkan sesuatu
Reva dan Nara tampak bingung. Puluhan milyar? Dapat darimana?
"Ma, kau... kau dengar dari siapa?"
"Sejak kapan direktur Shim memberikan aku puluhan milyar?" Reva bertanya dengan heran.
Nara juga tercengang, "Ma, apa kau telah ditipu oleh seseorang?"
"Direktur Shim hanya memberikan sebuah perusahaan kepada Reva. Bagaimana mungkin ada puluhan milyar?"
"Kalau tak percaya, kalian boleh pergi dan tanyakan kepada direktur Shim saja!"
Melihat reaksi keduanya, Axel dan yang lainnya tampak cemberut. Sepertinya mereka memang tidak punya banyak uang.
Alina mengibaskan tangannya, "Untuk apa aku bertanya kepadanya. Dia itu satu komplotan dengan kalian, sudah pasti tidak akan mengatakan yang sebenarnya kepadaku!" "Reva, aku tanya kepadamu, Kau bilang Kenji hanya memberikan sebuah perusahaan kepadamu, kan"
Revamenkankkuk: "Ya!"
Dan Alina langsung bertanya lagi, "Lalu bagaimana dengan rumah ini?"
"Tadi ketika aku datang, aku sudah mencari tahu. Rumah ini bernilai lebih dari 50 juta dolar!"
"Reva, kau jangan memberitahuku bahwa rumah ini jatuh dari langit!"
Tiba-tiba Reva tersadar dan berkata, "Ma, ternyata maksudmu mengenai rumah ini?"
"Rumah ini diberikan oleh paman Geni dan teman-temannya kepadaku."
"Tadi siang kan ada pesta perayaan. jadi mereka memberiku rumah ini!"
Axel dan Alina tampak terkejut. “Si tua Geni dan teman-temannya yang memberikan rumah ini kepadamu?"
"Kau... kau tidak salah?"
"Rumah ini harganya 50 juta dolar lebih. Berarti masing-masing dari mereka mengeluarkan sekitar 5 juta dolar?" "Si tua Geni itu sangat murah hati sekali? **
Dengan cemberut Nara berkata, "Investasi mereka kali ini mendapatkan pengembalian 10 kali lipat."
"Kalau investasinya 10 juta dolar berarti mereka bisa mendapatkan satu milyar lebih."
"Jangankan rumah ini, perabotan - perabotan di dalam rumah ini pun semuanya di beli oleh mereka."
"Aku sudah mencari tahu, perabot - perabot ini harganya sekitar 4 atau 5 juta dolar semuanya!"
"Karena mereka semua telah mendapatkan untung jadi mereka rela untuk membelinya dan bermurah hati kepada kami!"
"Keluarga kita tidak mendapatkan untung jadi tentu saja tidak mampu untuk bermurah hati!"
Axel dan Alina langsung merasa tidak enak hati saat teringat mereka yang memaksa Nara untuk tidak menginvestasikan 2 milyarnya waktu itu. Kalau pada waktu itu mereka menginvestasikan 2 milyar itu bukankah sekarang sudah menjadi 20 milyar atau mungkin hampir 30 milyar! Apalagi mereka sendiri yang telah menyia-nyiakan kesempatan ini.
Setelah hening sesaat lalu tiba-tiba Hana berkata, "Aihh, jadi untuk apa kakak ipar dan kakak sengaja pindah kesini secara diam-diam?"
"Kenapa tidak memberitahu papa dan mama bahwa kalian berdua pindlal kesini? Apa kalian berencana untuk tinggal berdua disini dan hidup dengan nyaman dengan menikmati clunia kalian berdua "Lalu sengaja membiarkan kedua orang tuamu tetap tinggal di rumah tua yang gelap, lembap, bobrok dan sempit itu?"
"Kak, kau dulu tidak seperti ini. Dulu kau sangat berbakti!"
"Mengapa sekarang kau telah berubah?"
Alina langsung merasa kesal dan bertanya, "Reva, sebenarnya apa maksudmu?”
"Si tua Geni dan teman-temannya memberikan keluarga kita sebuah rumah tetapi mengapa hanya kalian berdua yang pindah ke sini?"
"Papamu dan aku belum terlalu tua saja, kalian sudah berencana untuk membuang kami begitu saja:
"Lalu bagaimana kami bisa mengharap dan mengandalkan menantu kami setelah kami pensiun nanti:
"Huh, aku rasa kau tidak meracuni kami saja sudah bisa dikatakan bahwa kau masih memiliki sedikit hati nurani!"
Previous Chapter
Next Chapter
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report