Menantu Dewa Obat -
Chapter 428
Menantu Dewa Obat
Bab 428
Sesuai dengan perjanjian, hari ini adalah jadwal Reva untuk pergi mengobati putri Austin.
Saat berada di dalam mobil, dokter Tanaka menunjukkan rasa tidak enak hatinya sambil berkata, "Tuan Lee, aku benar-benar minta maaf."
"Aku sudah memberitahu Devi agar tidak pergi mengganggumu tetapi dia sama sekali tidak mau mendengarkan aku."
"Sebenarnya, Devi juga ingin meminta maaf kepadamu."
"Dan juga, dia tahu bahwa apa yang telah dia lakukan sebelumnya telah membuatmu memandangnya rendah dan tidak ingin mempedulikannya."
"Dia juga ingin mengubah dirinya sendiri jadi dia memulai semuanya lagi dari awal."
"Tuan Lee, kalau dia membuatmu tidak nyaman, silahkan katakan saja. Aku akan langsung menyuruhnya pulang!"
Karena dokter Tanaka sudah berbicara seperti itu jadi bagaimana mungkin Reva tidak menjaga martabatnya.
"Tidak masalah!"
"Dia masih muda. Kalau dia tahu kesalahannya dan mau memperbaikinya, itu adalah hal yang baik." Ujar Reva dengan santai.
Dengan cepat mereka telah sampai di rumah Austin.
Austin sudah menunggu lama di ruang tamunya dan saat melihat Reva, dia langsung menyapanya.
"Tuan Lee, buah mandala itu telah di simpan sesuai instruksimu."
Reva mengangguk lalu dia berjalan ke bangsal tempat putri Austin di rawat. Naomi masih terbaring di tempat tidur.
Meskipun Naomi terjaga tetapi tubuhnya masih sangat lemah.
Karena penyakit misteriusnya itu sehingga Reva tidak memberikan terlalu banyak obat kepadanya. Jadi sampai hari ini dia masih belum juga pulih.
Buah mandala itu terletak di atas meja yang ada di sampingnya. Dan juga tampak ada beberapa ramuan obat lainnya yang semunya itu sesuai dengan yang Reva pesankan. Ramuan obat yang dokter Tanaka pilihkan secara pribadi adalah ramuan obat yang memiliki kualitas tertinggi.
Reva menggabungkan semua ramuan ini lalu menumbuknya dengan lesung batu dan memasukkannya ke dalam pot obat kemudian merebus semuanya dengan api kecil. Setelah sekitar setengah jam, aroma obat tercium di ruangan itu,
Reva menuangkan cairan obatnya kemudian dia merendam buah mandala itu di dalaın cairan obat tersebut.
Orang-orang yang berada di sekitarnya itu melihat buah mandala itu langsung meleleh dalam sekejap mata seperti es balu yang dimasukkan kedalam air panas saja.
"Bagaimana... bagaimana bisa seperti itu?" Dokter Tanaka tidak tahan untuk berseru,
Harus diketahui bahwa buah mandala yang kelihatannya biasa-biasa saja itu sebenarnya sangat keras.
Bahkan ditumbuk dengan lesung batu pun, buah mandala itu tidak bisa pecah.
Tetapi sekarang cairan obat ini malah benar-benar bisa membuat buah mandalanya meleleh
Reva terkekeh: "Semua hal di dunia ini ada yang saling memperkuat, ada juga yang saling melawan."
"Seluruh buah mandala ini adalah obat. Jika direbus seperti biasa pasti akan ada residu yang tersisa dan khasiatnya juga akan berkurang banyak."
"Hanya dengan metode ini baru bisa melelehkan buah mandala untuk mendapatkan khasiat obatnya yang terbaik."
Dokter Tanaka langsung terpana. Kalau bukan Reva yang turun tangan secara langsung, dalam seumur hidupnya dia benar-benar tidak akan pernah tahu bahwa ada metode seperti itu. Buah mandala ini benar-benar meleleh dan semangkuk cairan obat itu juga menjadi berubah warnanya.
Sup obat yang awalnya berwarna hitam itu kini berubah menjadi warna merah cerah seperti darah dan memiliki keindahan yang spesial.
Reva mengeluarkan jarum peraknya lagi dan meminta Naomi untuk duduk tegak.
Dia mengeluarkan tiga jarum perak dengan satu tangannya dan menusukkannya ke tiga titik akupuntur besar di kepala Naomi pada saat yang bersamaan.
Naomi tidak merasa tidak nyaman. Seorang ahli akupuntur tidak akan membuat orang merasa sakit.
"Kasih dia minum obatnya. Suapkan dua sendok kepadanya. " Ujar Reva denga suara rendah.
Austin sendiri yang menyuapi dua sendok obat itu kepada Naomi dengan hati – hati.
Lalu Reva bertindak lagi, kemudian dia menusukkan tiga jarum perak lagi ke belakang leher Naomi."
"Suapkan lagi dua sendok obatnya."
Austin menyuapkan dua sendok cairan obat itu lagi.
Butuh waktu sekitar satu jam untuk melakukan hal ini berulang-ulang. Dan akhirnya semangkuk cairan obat ini pun habis disuapi.
Pada saat ini, Naomi telah ditusuk dengan ratusan jarum perak di tubuhnya.
Austin yang berdiri di samping bertanya dengan cemas, "Tuan Lee, bagaimana situasinya?"
"Obatnya sudah habis diminum, apakah Naomi sudah lebih baik sekarang?"
Reva terkekeh, "Jangan panik."
"Penyakit ini sudah lama di deritanya jadi dia membutuhkan waktu untuk prose pemulihan."
"Mungkin sekitar setengah jam."
Austin menghela nafas lega.
Dokter Tanaka bertanya dengan heran, "Tuan Lee, tadi itu mengapa kau hanya menggunakan tiga jarum dan meminumkan dua sendok obat setiap kali?" "Apakah tidak bisa ditusukkan dulu semua jarum peraknya baru diminum obatnya?"
Previous Chapter
Next Chapter
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report