Menantu Dewa Obat
Chapter 435

Menantu Dewa Obat

15 mutiara

Bab 435

Roy dan mamanya sama sama bisa melihat nada riekan cari capan Devi Wajah mereka berdua langsung pucat pasi

Wanita itu memaki: "Dasar jalang, beraninya kau menertawakan kami?"

"Hehh, tadinya aku pikir masih mau memberimu kesempatan."

"Tetapi sekarang sepertinya wanita sepertimu ini sama sekali tidak bisa diberi hati!"

"Untung saja putraku tidak menikahimu kalau tidak pasti akan membuat malu keluarga Cunardi ku saja!"

Roy juga mengangguk-angguk. Dia menggerakkan giginya dan berkata, "Yah, hanya seorang yang tidak ada kerjaan dan malas - malasan saja"

"Huhh, orang sepertimu sama sekali tidak pantas berada di RS."

"Devi, kau dengarkan aku, kau telah dipecat!"

"Sekarang kemasi barang-barangmu dan keluar dari sini. RS ini bukan rumahmu!"

Devi pura-pura ketakutan dan berkata, "Dokter Roy, tolong jangan menakuti aku."

"Tidak mudah aku mendapatkan kesempatan magang di sini."

“Kalau kau memecat aku lalu bagaimana aku harus menjelaskannya kepada keluarga aku nanti!”

Dan nyatanya memang benar, tidak mudah bagi Devi datang kesini untuk magang. Dia telah meminta dengan susah payah kepada dokter Tanaka baru diijinkan untuk magang di sini. Roy yang mengira bahwa Devi sedang panik lalu mendengus dingin, "Sekarang kau baru tahu rasa takut?"

"Kuberitahu, sudah terlambat!"

"Seharusnya kau tidak menyinggung mamaku!"

"Orang tidak berpendidikan sepertimu memang harus diberi pelajaran."

"Kalau tidak nanti di luar kau malah bertingkah laku seperti anak yang tidak dididik dengan baik oleh mamanya!"

Ucapannya ini langsung membuat ekspresi wajah Devi berubah. Lagipula, debat yah debat saja, mengapa harus menyangkut-pautkan mamanya?"

"Roy, perhatikan ucapanmu saat berbicara!" seru Devi dengan suara berat.

Jika menuruti perangainya yang seperti biasa dia pasti tidak akan bersikap sungkan kepada Roy.

Tetapi, setelah insiden yang terjadi di villa Connor pada waktu itu, emosi dan perangai Devi

sudah banyak berubah.

Apalagi sekarang dia berada di depan Reva. Devi tidak ingin membuat kesannya semnakiri buruk di depan Reva.

Wanita itu langsung memelototinya: "Kau suruh siapa perhatikan ucapannya hah?"

"Seorang perawat magang saja berani berlagak. Kau kira kau sudah menjadi perawat tetap?"

"Aku kasih tahu yah meskipun kau sudah menjadi perawat tetap pun kalau aku menginginkan kau keluar dari sini juga kau tetap harus keluar!" "Orang seperti kau sama sekali tidak pantas diperlakukan sopan oleh kami!"

Devi merasakan amarah di dalam hatinya tetapi pada akhirnya dia juga tidak mengeluarkan emosinya itu.

"Hebat, hebat. Kalian memang luar biasa. Aku tidak mampu menghadapi kalian, jadi lebih baik aku menghindar saja dari kalian, oke?" "Kalian berdua, silahkan lanjutkan. Aku pergi dulu!"

Devi kembali ke kantornya dengan ekspresi kesal. Orang-orang macam apa sih mereka itu?"

"Kak Reva, mengapa ada begitu banyak orang ajaib di rumah sakitmu?"

Reva yang baru saja ingin berbicara tiba-tiba melihat si wanita tadi masuk bersama Roy ke kantornya.

Mereka berdua sangat marah ketika mendengar ucapan Devi.

Dengan marah wanita itu berteriak, "Siapa yang kau sebut ajaib itu?"

"Dasar jalang, bagaimana cara kau berbicara hah?"

"Beraninya kau memaki di belakang kami?"

"Biar aku kasih tahu yah, masalah hari ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan kau meninggalkan rumah sakit ini begitu saja!"

Roy mendelik kepada Reva dan berkata, "Reva, apakah dia adalah perawat di departemenmu?”

"Kau bisa mendidik orang baru atau tidak?"

"Memangnya kau tidak tahu bahwa setiap orang baru yang datang ke RS ini setidaknya harus menghormati para dokter di RS ini!" "Dan dimana kepatuhan dari orang-orang yang kau didik ini?

"Reva, aku harap kau bisa memberiku penjelasan!"

Devi tampak sedikit panik lalu dengan cepat berkata, “Kalian..... kalian jangan sembarangan yah!"

"Ini masalah aku denganmu. Kalau ingin menyelesaikannya, kita sendiri saja yang menyelesaikannya." "Siapa yang menyuruh kalian mencari kak Reva?" I

Saat wanita itu mendengarkan ucapannya itu langsung tersenyum, "Kak Reva?"

"Kalo mendengar nada bicaramu ini sepertinya kalian memiliki hubungan yang baik, kan?"

"Ooh, kau menggunakan koneksi anak ini untuk bekerja di RS yah?"

Roy mencibir, "Aihh, Reva, kau sudah bisa mengatur orang untuk bekerja di RS yah sekarang?"

"Kalau aku tak salah ingat, sepertinya setengah bulan yang lalu kau masih jadi petugas kebersihan toilet RS, kan?”

"Ayah mertuamu kan yang mengirim sejumlah uang kepada Justin, wakil dekan RS itu. Dan setelahnya kau ditempatkan di departemen ini. Jadi sekarang kau merasa sudah hebat, yah?"

"Memangnya kau tidak tahu bagaimana situasimu yang sebenarnya?"

Previous Chapter

Next Chapter

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report