Menantu Dewa Obat -
Chapter 466
Bab 466
Tadinya orang-orang itu tidak berani bertanding minum dengan Reva. Tetapi kalau situasinya seperti sekarang ini, mereka merasa bahwa kesempatannya telah tiba.
Reva sudah mencapai batas limit minumnya. Kalau sekarang mereka bertanding minum bersamanya kemungkinan besar pasti akan menang.
Oleh karena itu semua orang langsung berkumpul lalu berkata, "Tuan Lee, aku bersulang untukmu!"
"Tuan Lee, ayo mari kita minum segelas!"
"Kau tadi kan hanya minum dengannya saja, belum minum bersama kami. Jadi sudah sepantasnya kau juga menghargai kami, kan?"
"Ayolah, daya ketahanan alkoholmu sangat hebat, kita minum beberapa gelas saja.”
Semua orang langsung bersahut - sahutan. Mereka ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperdaya Reva.
Nara langsung merasa resah, "Kalian.... kalian jangan kelewatan!"
"Barusan dia sudah minum begitu banyak dan kalian masih mau dia minum lagi?"
Hana menggertakkan giginya dan berkata, “Kak, kalau hal lain aku tidak akan peduli, tetapi kali ini aku harus mengatakannya."
"Barusan Reva sudah bilang, kalau tidak minum berarti tidak menghargainya."
"Sekarang semua orang mau bersulang untuknya. Kalau dia tidak minum berarti dia yang salah, kan?"
“Dia tidak bisa menjilat kembali apa yang telah diucapkannya, iva kan
Nara benar-benar inarahHana ini memang sengaja ingin memperdaya Reva
Lalu Reva mengibaskan tangannya dan berkata, "Tidak apa-apa, aku.. aku akan minum dengan mereka."
"Nara, kau tak perlu khawatir. Tidak akan ada masalah."
Nara masih ingin berbicara tetapi diam-diam Reva mengedipkan mata kepadanya.
Dia langsung terkejut, ada apa dengan Reva? Apa dia benar-benar masih bisa minum?'
"Aku ke toilet dulu sebentar, ya?" ujar Reva sambil tertawa.
"Tidak masalah, aku juga ikut pergi!"
Beberapa pria itu berseru. Mereka khawatir Reva akan curang.
Kenyataannya, Reva hanya buang air kecil saja.
Setelah keluar dari toilet, Reva menatap semua orang lalu berkata, "Siapa yang mau minum dengan aku harus mendaftar dulu."
"Kali ini kalau tidak mendaftar maka aku tidak mau minum yah!"
Semua orang langsung berseru. Mereka memang sengaja ingin membuat Reva mabuk jadi semua orang pasti mau minum dengan Reva. Bahkan Hana pun ikut berseru mau minum.
Reva tersenyum: "Sepertinya semua orang mau minum yah. Kalau begitu, ayo satu demi satu dari kalian kemarilah."
"Masih tetap dengan aturan yang sama yah, kita pakai baskom ini untuk minum."
"Seberapa banyak pun yang aku minum maka kalian juga harus mengikuti sebanyak yang aku minum itu, oke?"
Hana langsung berkata, "Kau minum dulu, kan? Satu demi satu minum bersamamu?"
Reva mengangguk, "Tentu saja!"
Hana dan semua orang saling menatap lalu mengangguk. "Baiklah, kalau begitu!"
Mereka semua merasa bahwa tidak peduli seberapa jago pun Reva bisa minum, setelah baskom ini dihabiskan dia pasti akan teler. Karena setidaknya itu ada 8 liter totalnya.
Nara tampak cemas tetapi saat melihat gaya Reva yang begitu percaya diri akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa lagi.
Reva menunjuk salah satu pria di antara mereka semua dan berkata, "Kau yang berteriak paling keras tadi. Bagaimana kalau kita minum dulu?”
Pria itu merasa sedikit bingung, tetapi karena ditatap oleh begitu banyak orang akhirnya dia menganggukan kepalanya. "Oke, siapa takut!"
Reva terkekeh. Dia langsung menuangkan empat botol anggur ke dalam baskom lagi dan menghabiskannya hanya dalam satu tegukan. Semua orang langsung menatap Reva. Mereka semua berharap Reva akan tepar.
Tetapi setelah minum, Reva masih tampak baik-baik saja. Semua orang langsung merasa kecewa, apalagi si pria tadi.
Setelah Reva selesai minum berarti dia harus menghabiskan anggur di dalam baskom ini, kan?
Saat melihat Reva menuangkan satu baskom penuh anggur itu lalu si pria langsung berkata, "Bro, aku... aku boleh tidak minum ga..."
"Aku tahu aku sudah salah, seharusnhya aku tidak minum denganmu.
Tolong maafkan aku kali ini saja..."
Reva mendengus dingin, "Menurutmu?"
Ekspresi pria itu langsung berubah. Tiba-tiba dia membalikkan badannya dan langsung berlari
Kalau dia menghabiskan anggur yang ada di dalam baskom ini, nantinya dia pasti harus dikirim ke rumah sakit.
Saat semua orang melihat situasi ini, masing-masing dari mereka ingin sekali menyelinap pergi. Karena mereka semua merasa bahwa kapasitas Reva atas ketahanannya minum anggur ini benar-benar tak bisa diduga.
Tetapi siapa sangka, saat pria itu mencapai pintu depan tiba-tiba terdengar ketukan dari luar pintu.
Reva langsung mengikutinya. Dia meraih kerah si pria tadi dan langsung melemparkannya kembali ke dalam rumah.
Saat membuka pintu, tampak Tiger yang bergegas masuk dengan penuh keringat di sekujur tubuhnya. Dia diikuti oleh sekelompok orang.
"Tuan Lee, aku sudah membeli tempat tidurnya. Apa mau diletakkan di kamarmu yang di lantai dua itu?"
Tiger tampak terengah - engah. Sepertinya dia benar-benar ke sini dengan berlari.
Previous Chapter
Next Chapter
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report