Menantu Dewa Obat -
Bab 764
Bab 764
Makanan makanan berikutnya terus disajikan dan berdatangan.
Kali ini, apapun makanan yang disajikan, keluarga Sumarno langsung melahapnya dan tidak pernah berkomentar lagi.
Meskipun itu hanya sepiring salad sayuran pun mereka tidak bisa berhenti memakannya.
Masakan koki terkemuka memang berbeda dan makanan yang mereka buat benar-benar
istimewa.
Sementara krat Cheval Blanc itu juga dibuka semua oleh keluarga Sumarno. Sama sekali tidak ada satu pun yang tersisa.
Apalagi sebagian besar dari anggur itu dihabiskan oleh anggota keluarga Sumarno.
Spencer, Vivi dan Jay sudah minum banyak sekali hingga lidah mereka terasa kebas dan tidak bisa berbicara dengan bebas lagi.
Setelah selesai makan lalu mereka berempat kembali dan tinggal di villa Reva.
Meskipun mereka sudah mendapatkan rumah dari kantornya namun mereka belum selesai membereskannya sehingga untuk sementara masih belum bisa pindah kesana.
Untuk masalah seperti ini, Axel juga merasa sangat marah namun pada akhirnya dia juga tidak bisa mengatakan apa apa.
Nyatanya, keempat orang ini telah tinggal di villa Reva selama dua minggu sebelum mereka. pindah dengan enggan. Rumah yang diberikan oleh perusahaan mereka itu terdiri dari tiga kamar tidur dan satu ruang
tamu.
Lingkungan rumah itu tidak buruk tetapi itu juga tergantung mereka membandingkannya dengan rumah yang mana!
Kalau dibandingkan dengan Rose Garden Estat tentu saja rumah dengan tiga kamar dan satu ruang tamu itu lebih tampak seperti gubuk jerami yang bobrok.
Vivi dan Jay tinggal di sana selama satu malam namun mereka merasa tak tahan dan keesokan harinya langsung pergi ke rumah Reva.
Mereka memberi alasan bahwa mereka ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan tante kedua mereka, tetapi sebenarnya mereka hanya ingin tetap tinggal di sini saja.
Apalagi villa mereka yang besar ini didekor dengan indah dan ada kolam renangnya. Jauh lebih baik jika dibandingkan dengan rumah mereka yang hanya punya tiga kamar tidur dan satu ruang tengah yang sempit.
Spencer dan Anissa, mereka berdua lebih gengsian sehingga tentu saja mereka tidak mau tinggal disana, namun meski begitu mereka juga sering datang ke sini dengan alasan untuk ngumpul - ngumpul dan acara makan-makan.
Sementara acara makan-makan yang mereka katakan itu adalah mereka akan memilih restoran biasa dan menambahkan sebotol anggurnya dengan harga 3.000 dolar Selama beberapa waktu ini, akhirnya Spencer dan yang lainnya mengetahui situasi keluarga Shu saat ini dan juga nilai aset dari perusahaan farmasi Shu.
Sikap Vivi, Jayden dan yang lainnya langsung berubah terhadap keluarga Shut
Sebelumnya mereka sangat meremehkan keluarga Shu tetapi sekarang mereka semua sangat menyanjungnya.
Bagaimanapun juga, nilai aset perusahaan farmasi Shu jauh lebih tinggi daripada perusahaan tempat Spencer bekerja!
Dengan adanya CEO dan kakak sepupu seperti itu, kalau mereka menyanjungnya terus bisa jadi mereka akan diberikan jabatan manajer atau sejenisnya. Reva tidak peduli dengan masalah seperti itu.
Selama beberapa waktu ini, dia tinggal di Rose Garden Estat pada malam hari dan pada siang harinya dia menghabiskan sebagi besar waktunya di taman Dragon Lake. Kesehatan Reina juga semakin membaik dari hari ke hari
Reva juga sudah berencana untuk membawa Nara ke taman Dragon Lake dalam beberapa hari
ini.
Hari ini, Reva dan Nara baru saja pulang dan sampai di depan gerbang rumah Rose Garden Estat saat mereka mendengar deru lokomotif yang seperti suara guntur. Keduanya menoleh dan melihat seorang pemuda yang mengendarai sepeda motor bising sedang. mengaum dan mengarah ke tempat ini.
Di belakangnya ada seorang gadis dengan rambut panjang yang berkibar, riasannya tebal dan terlihat sangat kotor.
Sepeda motor itu melaju dengan sangat cepat. Reva mengerutkan keningnya dan langsung menarik Nara sedikit ke belakang.
Untung saja, sepeda motor itu berhenti tepat waktu dan pemuda yang ada di atas sepeda motor itu melepas helmnya. Dia adalah Jayden.
"Kak, kau sudah pulang kerja?" Tanya Jayden sambil tersenyum.
Gadis yang ada di belakangnya melihat rumah Rose Garden Estat ini dan mobil Maserati yang dibawa oleh Nara. Matanya langsung berbinar dan mendekatkan dirinya kepadan Jay. Nara mengernyitkan keningnya: "Jay, darimana datangnya sepeda motor ini?"
Jayden: "Ooh, ini punya temanku. Aku meminjam darinya sebentar."
"Ini sangat menyenangkan. Dulu saat di luar negeri, aku sangat suka sekali bermain dengan motor seperti ini."
"Namun, pada waktu itu aku membawa Harley."
"Aku jarang menggunakan sepeda motor level bawah seperti ini.
Nara: "Apa kau sudah punya SIM?"
Jay: "Alah, itu kan hanya sepeda motor saja. Untuk apa pakai SIM?"
"Hal seperti ini terlalu mudah.=
Nara merasa cemas: "Bagaimana kau bisa kemana-mana tanpa memiliki SIM?"
"Itu namanya kau melanggar hukum!"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report