Bab 801

Reva menghela nafas lalu dia berjalan menghampiri si pasien dan menatapnya dengan cermat.

Si pasien menundukkan kepalanya dan meringkuk dengan tangan dan kakinya ada di balik pakaiannya seolah

-olah takut ada orang yang akan melihat bisul di tubuhnya.

Reva berkata dengan lembut: "Jangan khawatir dengan itu."

"Ini bukan penyakit."

"Tidak lama lagi, kau akan terlahir kembali seperti baru keluar dari kepompong!"

"Semua ini tidak akan ada lagi!"

Si pasien mengangkat kepalanya dan melirik Reva dengan tatapan heran di matanya.

"Be... benarkah?"

Suaranya terdengar serak dan kaku seolah-olah sudah lama dia tidak berbicara.

Reva terkekeh: "Aku tidak akan bohong kepadamu."

"Sepertinya kau adalah orang yang paling beruntung di dunia ini."

"Suatu hari, kau akan mengerti bahwa penderitaan yang kau alami sekarang adalah demi kejayaanmu di masa depan!"

Si pasien terdiam sejenak lalu mendesah: "Terima kasih..."

Dia tidak mengatakan apa

apa lagi namun bisa mengucapkan dua kalimat ini saja sudah sangat bagus.

Reva menemaninya sebentar lalu bangkit dan pergi.

Setelah kembali ke villanya, Reva memberikan sebungkus ramuan obat lagi kepada pelayannya.

Sebenarnya ramuan ini diresepkan oleh Reva sendiri.

Ramuan ini akan ditambahkan ke dalam makanan pasien untuk dimakan olehnya.

Tentu saja ramuan obat ini bukan untuk mengobati penyakitnya melainkan untuk membantu memulihkan kesehatan tubuhnya. Saat ini, si pasien sangat membutuhkan nutrisi untuk kesehatannya.

Setelah mengatur semuanya dengan baik lalu Reva meninggalkan villa dan pergi ke rumah sakit untuk melanjutkan kesibukannya. Pada saat ini, di sebuah hutan yang lebat di pinggiran kota Carson tampak ada beberapa pria berbaju hitam yang sedang berkumpul. Pria yang memimpin itu bertanya, "Bagaimana? Apa kalian menemukan sesuatu?"

Yang lainnya menggelengkan kepalanya dengan bersamaan.

Pria yang memimpin ini mengerutkan keningnya: "Aneh sekali!"

"Scharusnya dia ada di kota ini. Kita semua bisa merasakannya."

"Tetapi kenapa dia tidak bisa ditemukan?"

Beberapa pria itu saling menatap dan salah satu dari mereka berkata dengan suara rendah: "Bagaimana kalau... kalau kita memperluas area pencarian dan mencari lebih banyak tempat lagi untuk meletakkar serangganya sehingga kita bisa menemukannya dengan lebih mudah!"

Pria yang memimpin itu langsung menggelengkan kepalanya: "Tidak bisa!"

"Kalau seperti itu, masalah ini akan menyebabkan kekacauan yang besar. Dan pada saat itu aku khawatir sebelum orangnya sempat ditemukan, riwayat kita sudah tamat!"

Beberapa orang di sekitarnya langsung berbisik – bisik: “Lalu... lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Pria yang memimpin itu berkata denga suara yang berat: "Lanjutkan pencariannya!"

"Bagaimanapun juga dia harus ditemukan!"

"Kalian dengarkan aku baik-baik. Dia terkait dengan hidup dan matinya suku Maui kita!"

"Jadi sekalipun harus mencari di seluruh pelosok kota Carson, kalian juga harus bisa menemukannya." "Bahkan kalau perlu kalian juga harus mempertaruhkan nyawa kalian demi untuk melindunginya, ngerti?" Beberapa orang itu mengangguk dengan berat hati. Ekspresi serius yang tak terkatakan terlukis di wajah

mereka.

Ini adalah semacam kepercayaan spiritual sehingga mereka melakukan ini seolah-olah ini adalah hal yang

sakral.

Meski sudah mati pun, ini adalah hal yang paling terhormat!

Malamnya, Reva dan Nara makan malam di luar sambil berjalan-jalan sebentar sebelum pulang ke rumah.

Begitu sampai di rumah, tampak Anissa, Vivi dan yang lainnya sedang duduk di ruang tengah.

Anissa menangis lagi. Entah apa lagi yang terjadi dengannya.

Saat Nara melihat situasi ini dia langsung merasa pusing dan hendak langsung berbalik dan melarikan diri. "Nara, kau mau pergi kemana?"

"Akhirnya kau pulang juga. Cepat masuk!" teriak Alina dengan kencang.

Nara tidak punya pilihan selain mengajak Reva masuk ke dalam rumah.

"Ma, kenapa lagi?"

Pada saat ini, Hana yang duduk di sebelahnya berkata dengan nada anch: "Hmm.. kenapa?"

"Pengacara yang dicari oleh paman ketiga akhirnya berhasil menegosiasikan masalah ini. Dan katanya untuk menyelesaikan masalah ini butuh tiga juga dolar!"

"Kalau tidak, mereka akan menuntut Jayden dan menjebloskannya ke dalam penjara!"

Air muka Nara langsung mengeruh. Apa yang paling dia takutkan akhirnya terjadi. "Kenapa bisa begitu?"

"Bukannya kemarin bilangnya 1.6 juta dolar?" ujar Nara dengan cemas.

Vivi langsung berkata, "Pasti gara-gara si bajingan bernama Cleve Finner itu!"

"Semalam dia tidak berhasil menipu uangnya. Jadi setelah diusir pergi dia masih menyimpan dendam."

"Dia pasti sengaja membujuk orang itu agar meminta bayaran yang lebih besar lagi!"

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report