Menantu Dewa Obat -
Bab 803
Bab 803
Alina langsung panik: "Nara, bagai.. bagaimana kau bisa bersikap seperti ini?"
"Sekarang bukan masalah uangnya tetapi yang paling penting adalah sepupumu. Dia tidak boleh masuk
penjara."
"Dia adalah siswa berbakat yang baru saja pulang dari luar negeri. Kalau dia masuk penjara maka.... habis sudah masa depannya!"
Hana tertawa: "Ma, apa kau sedang bercanda?"
"Mengapa yang aku dengar malahan Jayden tidak kuliah di luar negeri!"
"Siswa berbakat? Siswa berbakat lulusan SMA?"
"Hahaha, pertama kalinya aku dengar siswa berbakat lulusan SMA!"
Wajah Alina memerah dan dia terdiam untuk beberapa saat.
Anissa menghela nafas dan berkata, "Haih~ sebenarnya waktu di sekolah nilai Jayden tidak buruk."
"Hanya saja dia melakukan kesalahan pada saat ujian akhir sehingga dia tidak kuliah."
"Anak ini sangat cerdas!"
Alina mengangguk angguk. "Ya, aku bisa melihatnya."
"Apapun yang terjadi, Jayden adalah sepupumu."
"Nara, kau harus bantu memikirkan caranya!"
Dengan marah Nara berkata, "Apa yang bisa aku lakukan?"
"Ma, kau katakan padaku, apa yang bisa aku lakukan?"
"Mengeluarkan 3 juta dolar?"
"Apa kau sakit?"
"Semalam 1.6 juta saja kalian memaki orang hingga orangnya pergi dan sekarang biayanya malah bertambah menjadi 3 juta dolar!" "Apa dikira uang keluargaku jatuh dari langit? 1.6 juta tidak mau tetapi malah mau memberi mereka 3 juta
dolar?"
Anissa tersipu: "Nara, aku tahu kau merasa kesal."
"Tetapi, kami... kami benar-benar tidak menyangka pria yang tertabrak itu akan menaikkan harga biaya pengobatannya!"
Nara menggerakkan giginya dan berkata, "Kalian selalu saja mengatakan tidak menyangka, tidak
menyangkal"
"Kau tidak menyangka putramu akan mengemudi dengan tanpa SIM. Kau tidak menyangka putramu akan pergi untuk balapan mobil dan kau tidakk menyangka bahwa putramu akan memukuli orang!" "Hanya karena kau selalu berkata tidak menyangka lalu keluargaku harus memberikan begitu banyak nang? Apa menurut kalian itu pantas?"
"Kalau saja kau mau mendisiplinkan putramu sejak awal, apa akan terjadi hal seperti ini?"
Air muka Anissa mengeruh lalu dengan suara yang dalam dia berkata, "Nara, aku datang kesini untuk meminta bantuanmu bukan untuk memintamu mendikteku."
"Kalau kau tidak ingin membantu, langsung bilang saja. Sekarang juga aku akan pergi!"
Setelah Anissa selesai berbicara lalu dengan marah dia bangkit dan hendak pergi. Namun dengan cepat Alina langsung menariknya kembali. "Nissa, jangan marah.” "Aduhh, Nara, apa kau tidak bisa berbicara baik -
"Dulu saat kau masih kecil..."
baik dengan tante ketigamu?"
Nara langsung melambaikan tangannya dengan emosi lalu dengan marah berkata, "Sudah, cukup!"
"Jangan membahas tentang masa kecilku lagi!"
"Ya memang benar, dia pernah membantu kita di masa lalu dan aku sangat berterima kasih untuk hal itu!"
"Tetapi bukan berarti aku harus bertanggung jawab atas semua yang mereka lakukan sekarang!"
"Untung saja kali ini orang yang tertabrak itu masih bisa diselamatkan. Bagaimana kalau dia meninggal? Apa yang harus kita lakukan?" Ekspresi Alina langsung tampak jelek. Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Tetapi... tetapi orangnya memang belum mati, kan?" "Aduhh, semua masalah yang bisa diselesaikan dengan uang bukanlah masalah yang besar."
"Selain itu, kau juga sudah berjanji kepada tante ketigamu. Kalau mau membantu orang yah bantulah hingga
tuntas..."
Nara berkata: "Memang benar, aku memang sudah berjanji untuk menyelesaikan masalah keuangannya."
"Namun, semalam pengacara Finner sudah menegosiasikannya dan mendapatkan harga 1.6 juta dolar tetapi kalian tidak setuju!"
"Kalian bersikeras ingin menyelesaikannya sendiri. Dan apa yang terjadi? Sekarang harganya berubah menjadi 3 juta dolar?” "Sekarang uangnya jadi kurang 1.4 juta dolar lagi. Coba kau beritahukan kepadaku apa yang harus aku
lakukan?"
Alina tampak malu. "Nissa, bagaimana kalau kau bertanya lagi kepada pengacara itu?"
"Mengapa pengacara Finner bisa mendapatkan 1.6 juta dolar sementara ketika dia pergi menegosiasikannya malah mendapatkan harga 3 juta dolar?"
Anissa tidak punya pilihan lain selain berkata, “Kalau begitu aku akan menelepon suamiku."
Anissa langsung menelepon suaminya dan setengah jam kemudian Spencer datang dengan mobil BMW-nya.
Tampak seorang pria patuh baya yang berjalan masuk bersamanya.
Spencer memperkenalkan pria paruh baya ini kepada mereka. Dia adalah pengacara pengacara Patrick yang menangani masalah mereka saat ini.
Setelah berbasa - basi sebentar lalu Alina langsung berbicara ke inti masalahnya, "Pengacara Patrick, masa masalah sepele seperti ini biaya yang diminta 3 juta dolar? Apa... apa tidak terlalu mahal?"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report