Menantu Dewa Obat -
Bab 849
Bab 849
Jayden berlutut di lantai dan tidak menjawab pertanyaan Anissa. Lalu dengan gemetaran dia berkata, "Tante kedua, apapun yang terjadi kau harus menyelamatkan aku."
"Tante kedua, kau adalah orang yang paling menyayangiku, kau harus membantuku."
Dengan terburu-buru Alina berkata. "Aduhh, Jayden, ada apa lagi?"
"Ayo bangun dulu untuk berbicara."
Jayden sama sekali tidak mau bangun lalu dengan suara gemetaran dia berkata, "Tante kedua, tolong kau berjanji dulu padaku."
"Kalau tidak, aku... aku tidak akan bangun!"
Saat melihatnya Alina merasa tertekan lalu dengan cepat berkata, "Jayden, kau tidak perlu takut."
"Apapun yang terjadi, tante kedua pasti akan membantumu."
Ayo, ayo bangun dulu dan beritahu tante kedua, apa yang telah terjadi sebenarnya!"
Setelah itu barulah Jayden bangkit berdiri dan menceritakan masalah itu dengan suara gemetaran.
Tentu saja dia tidak berani mengatakan bahwa dia telah menggoda Devi. Dia hanya berkata bahwa dia pergi ke rumah sakit lalu bertengkar dengan Devi setelah itu dia di tampar dua kali oleh Devi. Selanjutnya dia juga tidak berkata bahwa dia ingin menangkap dan memperkosa Devi.
Jayden hanya berkata bahwa dia ingin memberikan sedikit pelajaran kepada Devi namun dia tak menyangka bahwa masalahnya akan menjadi besar seperti sekarang ini. Alina tercengang setelah mendengarkan ceritanya ini.
Meski Jayden telah menghapus dan tidak menceritakan beberapa bagian namun Alina sangat jelas bahwa kali ini Jayden pasti telah membuat masalah yang sangat besar. Orang lain mungkin tidak tahu tentang dokter Tanaka tetapi dia sangat jelas.
Bagaimanapun juga, perusahaan farmasi Shu telah bekerjasama dengan Shim Group sejak dulu.
Sedangkan dokter Tanaka adalah ketua dokter di perusahan Shim Group dan perusahaan farmasi Shu sangat menghormatinya.
Selain itu, status dokter Tanaka di kota Carson juga sangat terkemuka.
Saat ini perusahaan farmasi Shu juga memiliki banyak hubungan dengan dokter Tanaka.
Dengan situasi seperti itu, Jayden malah sengaja menyinggung dokter Tanaka dengan mengganggu cucu kesayangannya, bukankah ini sama saja dengan mencari mati?
Anissa tidak paham dengan situasinya lalu sambil mengerutkan keningnya dan berkata: "Jayden, kau ini,
kenapa begini sih? Tahunya hanya mencari masalah saja sepanjang hari. Apa kau bisa berhenti sebentar?"
"Aihh, kakak kedua, aku... aku khawatir kali ini harus merepotkanmu lagi."
"Bagaimana, kalau kita pergi membeli sesuatu lalu mengunjungi dokter Tanaka ini?"
Alina meliriknya dengan tak berdaya, "Nissa, aku... aku khawatir ini tidak ada gunanya."
Anissa terkejut: "Mengapa?"
Dengan tak berdaya, Alina menjelaskan segala sesuatunya tentang dokter Tanaka dan pada akhirnya dengan suara lirih dia berkata, "Menyinggung dokter Tanaka jauh lebih merepotkan daripada menyinggung Anya."
"Kalau Anya dia hanya melakukan bisnis dan punya banyak uang saja tetapi temannya tidak banyak."
"Namun dokter Tanaka tidak sama. Dia sudah menyelamatkan banyak orang."
"Ada terlalu banyak orang yang berhutang budi kepada si lelaki tua itu di kota Carson ini."
"Keluarga Tanaka cukup terpandang di kota Carson."
"Jayden yang telah melakukan hal seperti ini, dokter Tanaka sama sekali tidak perlu bertindak karena pasti akan ada banyak orang di kota Carson yang akan mencari masalah dengan Jayden nantinya!" "Bahkan bisa jadi ada beberapa mafia yang bisa jadi akan menenggelamkan Jayden ke sungai Carson!"
Setelah mendengarkan hal itu, mata Anissa langsung membelalak dengan lebar.
Dia sama sekali tidak pernah menyangka bahwa ulah putranya akan menyebabkan bencana sebesar itu!
Setelah terjadi keheningan yang cukup lama lalu dengan gemetaran Anissa berkata, "Kak, kalau,... kalau begitu apa yang harus aku lakukan?"
"Aku... aku hanya punya Jayden sebagai putraku, kau harus membantunya...."
Alina tampak murung lalu sambil menghela nafas dia berkata, "Jayden adalah keponakanku, tentu saja aku akan membantunya."
"Tetapi.... tetapi aku sama sekali tidak bisa berbicara di depan dokter Tanaka!"
Anissa buru-buru bertanya, "Kalau... kalau begitu kenapa kau tidak mencari Nara?"
"Nara adalah CEOnya, jadi ucapannya pasti lebih berbobot."
Alina menggelengkan kepalanya: "Nara juga tidak ada gunanya."
"Di mata dokter Tanaka, Nara yang sebagai CEOnya ini bukanlah apa-apal"
Dengan panik Anissa berkata, "Lalu apa yang harus aku lakukan?"
"Kak, kau harus bantu pikirkan caranya. Jayden adalah putraku satu-satunya!"
Alina terdiam cukup lama lalu sambil menggerakkan giginya dia berkata, "Di dalam keluarga kita hanya ada satu orang yang bisa berbicara dengan dokter Tanaka sekarang!"
Dengan cemas Anissa bertanya, "Siapa?"
Alina berkata dengan perlahan: "Reva!"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report