Menantu Dewa Obat -
Bab 868
Bab 868
Reva berdiri di tempatnya kembali seolah-olah dia tidak pernah berpindah tempat.
Tatapannya dingin. Dia mengucapkan kata-katanya dengan perlahan dan jelas: "Kalau mulutmu berani asal berbicara lagi, mulai sekarang kau hanya bisa makan bubur saja!" Ramiro sangat kesal sekali sehingga membuatnya ingin memaki lagi namun pada akhirnya dia juga hanya bisa menelannya kembali.
Para pemuda kaya lainnya juga hanya menundukkan kepala mereka dan tidak berani berbicara.
Seorang pahlawan tidak akan bertindak dalam situasi yang merugikan dirinya. Jadi kurang bijaksana kalau mereka memprovokasi Reva pada saat seperti ini.
Namun, diam-diam semua orang menyimpan dendam di hati mereka.
Nanti saat orang-orang dari keluarga Permana datang, mereka harus membuat Reva berlutut dan meminta ampun!
Vivi yang berdiri di pojokan merasa sangat senang sekali saat melihat semua ini.
Ini adalah tujuannya malam ini. Dia sengaja memancing tuan muda Permana ke
VIP Nara dan membiarkan tuan muda Permana menggoda Nara agar menimbulkan konflik antara keluarga Reva dengan keluarga Permana.
ruang
Dia tahu bahwa Reva tidak bisa ditangani oleh dirinya sendiri, jadi dia hanya bisa mengandalkan pengaruh dan kekuatan keluarga Permana.
Meskipun Reva mengenal beberapa orang yang penting namun bagaimana mungkin keluarga Permana akan mengampuninya kalau dia sudah menghajar pewaris keluarga Permana hingga menjadi seperti ini?
Orang-orang penting yang dia kenal itu juga tidak akan melawan keluarga Permana yang merupakan salah satu dari sepuluh keluarga terpandang tersebut demi Reva!
Oleh karena itu, menurut Vivi, Reva sudah mengganggu orang yang seharusnya tidak dia ganggu dan sekarang mampuslah dia. Jadi di dalam hatinya Vivi merasa sangat senang sekali sekarang.
Sementara teman
teman sekelas Nara merasa sedikit terkejut.
Tadinya mereka ingin menggunakan kesempatan kali ini untuk berteman dengan tuan muda Permana dan yang lainnya tetapi di luar dugaan masalahnya akan berkembang hingga ke titik ini. Apalagi ketika Reva menerobos masuk dan menyerang dengan sangat beringas.
Mereka semua ketakutan.
Amelia yang berada diantara mereka tidak tahan untuk bertanya, "Nara, si... siapa
ini?"
Nara: "Dia suamiku, Reva!"
Gadis-gadis itu terperangah, mata Amelia membelalak dengan lebar. "Suamimu?"
"Si... si menantu pria itu?"
Pada saat ini barulah yang lainnya tersadar. Mereka semua teringat bahwa Nara memang telah mencari seorang menantu pria. Kejadian ini sering menjadi bahan olok sekelasnya pada saat itu.
olokkan diantara teman
teman
Harus diketahui bahwa pada saat itu Nara adalah kembang kampus dan orang orang yang hendak mengejarnya sangat banyak sekali. Namun siapa sangka, pada akhirnya Nara malah mencari seorang menantu pria.
Ramiro langsung geram: "Menantu pria?"
"Brengsek, aku pikir kau adalah orang hebat, ternyata kau hanyalah seorang bajingan yang tak berguna!"
"Dasar sampah!"
Para pemuda kaya lainnya langsung tertawa.
Teman-teman sekelas Nara juga menatap Reva dengan muak.
Menurut mereka, bisa berkenalan dengan tuan muda Permana dan teman temannya adalah suatu kehormatan bagi mereka.
Sementara Reva yang datang mengganggu acara mereka benar benar telah merusak rencana mereka.
Amelia menghela nafas, "Reva, bukannya aku mau mengocehimu!"
"Kau ini sedang apa sih?"
"Nara dan tuan muda Permana hanya sedang minum bersama dan baik-baik saja. Sama sekali tidak ada masalah. Kenapa kau malah marah-marah?" "Meskipun kau hanya seorang menantu pria tetapi kau juga masih seorang pria, apa
kau tidak bisa bersikap lebih gentleman sedikit?”
"Tidak masalah kalau kau sendiri menjadi orang yang tidak berguna tetapi kau tidak boleh mempengaruhi masa depan Nara!"
"Sekarang Nara bertanggung jawab atas sebuah perusahaan jadi acara menjamu tamu seperti ini tidak bisa dihindari."
"Nara yang hanya minum segelas anggur bersama dengan kliennya saja, kau sudah berteriak teriak dan marah-marah. Kalau begitu siapa lagi yang berani berbisnis dengan perusahaan Nara nantinya?" "Kalau perusahaan Nara tidak ada klien lantas bagaimana dia bisa mendapatkan uang untuk merawatmu?"
Beberapa wanita lainnya juga mengangguk. "Benar itu, aku belum pernah melihat pria yang picik seperti itu!"
"Kalau mau mengandalkan wanitamu maka seharusnya kau sadar diri. Kalau tidak mengijinkan wanitamu pergi keluar untuk menjamu tamu dan mencari nafkah untukmu, lantas nantinya kau mau makan ара?"
"Nara, orang seperti ini sudah jelas bukan pasangan yang cocok untukmu. Saranku, lebih baik kau singkirkan dia dengan secepatnya. Dengan kualitas dirimu ini, aku yakin kau bisa menemukan orang yang lebih baik lagi!"
"Wehh, Nara, kau adalah orang yang memiliki kualitas terbaik di antara kami pada saat itu. Bagaimana caranya kau bisa mendapatkan pria seperti ini?"
"Kita semua adalah orang yang memiliki pendidikan tinggi, bagaimana kau bisa tahan dengan orang bodoh dan barbar seperti dia?"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report