Menantu Dewa Obat -
Bab 876
Menantu Dewa Obat
Bab 876
Vivi juga berencana menggunakan nama Reva dan Nara untuk menggertak orang.
Tetapi akibatnya, satu kata dari keluarga Permana langsung membuyarkan
rencananya.
Akhirnya, semua orang
orang ini dibawa ke dalam mobil dan dikirim ke rumah
keluarga Permana.
Di halaman rumah keluarga Permana, tampak Ramiro dan para pemuda kaya lainnya yang sedang berlutut di tanah sekarang.
Ada beberapa orang paruh baya yang berdiri di samping mereka. Mereka ini adalah para orang tua dari para pemuda kaya tersebut.
Di tengah-tengah ada sebuah kursi utama dan diatasnya duduk seorang pria gemuk yang merupakan kepala keluarga Permana saat ini. Dia adalah Desmond Permana!
Desmond tetap tersenyum meski telah terjadi masalah sebesar itu, seperti Buddha Maitreya.
Anthony bangkit berdiri lalu menatap Vivi dan yang lainnya. Setelah itu dia langsung berkata, "Kak, inilah mereka."
"Aku sudah memeriksa rekaman video CCTV-nya dan bertanya kepada manajer di
sana."
"Wanita inii telah mengawasi Nara dan teman-temannya."
"Setelah Ramiro dan teman-temannya datang, dia sengaja membawa Ramiro dan teman-temannya pergi ke ruangan VIP Nara.”
Air muka Vivi langsung berubah. Dia tahu bahwa apa yang telah dia lakukan sudah ketahuan oleh orang
orang ini.
Desmond tertawa: "Nona cilik, kau sangat cerdik!"
"Kau ingin memperalat keluarga Permana untuk berurusan dengan Reva yah?"
Vivi buru-buru berkata, "Tidak, tidak. Aku... aku hanya ingin berkumpul bersama dengan beberapa teman-temanku saja dan secara tak sengaja aku masuk ke ruangan VIP yang salah..." "Kalian... kalian jangan memfitnah aku..."
"Nara adalah kakak sepupu aku sedangkan Reva adalah suaminya, jadi bagaimana
mungkin aku memperlakukan mereka dengan cara seperti ini?"
Desmond menoleh ke Anthony: "Aduhh, Anthony, kau jangan sembarangan memfitnah orang yang tak bersalah!"
Anthony tampak cemas: "Kak, aku tidak memfitnahnya. Itu memang kenyataan!"
"Aku sudah memeriksanya, wanita ini memang adik sepupunya Nara."
"Namun, hubungannya dengan Nara tidak terlalu baik. Dia sering bertengkar dengan Nara karena beberapa hal.”
"Selain itu, adik laki-lakinya juga hampir sama membuat keluarga Shu salah paham dengan keluarga Tanaka waktu itu."
"Jadi aku punya alasan yang cukup untuk mencurigainya bahwa dia memang sengaja melakukan hal ini untuk membalaskan dendam adiknya!"
Desmond tertawa lagi: "Benarkah?"
"Aduhh, nona cilik, dia itu kakak sepupumu sendiri. Bagaimana kau bisa melakukan hal itu kepadanya?"
"Ini terlalu kejam!"
Vivi merasa bersalah: "Aku benar-benar tidak melakukan hal itu!"
"Kau lihat, aku... aku hanyalah seorang gadis kecil saja, bagaimana mungkin aku bisa melakukan hal seperti itu?"
Anthony marah: "Kalau begitu kenapa tiba temannya malam ini?”
tiba kau mengajak Ramiro dan teman
"Kau sudah lama pulang ke negara ini tetapi kau tidak langsung mencari mereka. Namun kau malah mengajak mereka pergi pada saat ini. Mengapa begitu kebetulan saat kau mengajak mereka pergi malam ini, masalahnya juga terjadi pada malam yang sama?"
"Beri aku penjelasan!"
Vivi: "Bagai... bagaimana aku bisa tahu mengapa bisa begitu. Aku benar-benar tidak bermaksud untuk..."
Anthony masih ingin berdebat dengannya tetapi Desmond langsung melambaikan tangannya: "Aihh, Anthony, sudahlah, kau jangan berbicara dengan sambil memelototinya seperti itu. Gadis itu jadi ketakutan gara-
gara kau!"
"Begini saja, bukankah Ramiro dan teman -
temannya itu diajak pergi oleh Robin
dan yang lainnya, kan?"
"Bagaimana kalau kau tanyakan kepada Robin dan yang lainnya itu?"
Robin langsung berkata, "Tuan Permana, kami... kami tak bersalah. Kami benar-benar tidak pernah menyangka akan terjadi hal seperti itu..." Desmond: "Ooh, kalian tak bersalah?"
"Kalau begitu, apa itu berarti masalah malam ini adalah kesalahan anakku?"
Ekspresi Robin dan yang lainnya langsung berubah. Mereka menundukkan kepala mereka dan tidak berani berbicara.
Desmond berpikir sejenak lalu berkata, "Sudahlah, lupakan saja. Hanya masalah sepele, apa perlu sampai seperti itu?"
"Robin dan yang teman-temannya yang mengajak mereka pergi jadi biar mereka saja yang bertanggung jawab atas masalah ini."
"Anthony, kau seret mereka ke halaman belakang setelah itu potong satu lengan dan satu kaki dari masing-masing mereka." "Setelah itu anggap saja masalah malam ini sudah selesai!"
"Aku sudah mengantuk. Aku mau tidur..."
Setelah mengucapkan kata kata ini, wajah Desmon masih saja menunjukkan senyumnya tanpa ada jejak kekejaman. Namun ucapannya ini secara refleks membuat orang
orang gemetaran.
Ini baru yang benar-benar dinamakan orang munafik!
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report