Bab 879

Paginya, Vivi bangun dan ketika membuka matanya, dia mendapati sebuah kamar yang luas.

Desmond sedang duduk disampingnya. Tubuhnya yang montok tampak berwibawa sekarang.

Vivi bergegas mendekat dan berbaring di samping kaki Desmond sambil berkata dengan lembut, "Sayang, sekarang aku sudah menjadi milikmu." "Bagaimana kau akan memperlakukan aku?"

Desmond terbahak: "Gadis cantik, aku sangat mencintaimu jadi bagaimana mungkin aku bisa memperlakukanmu dengan buruk?"

"Pergilah, kau bisa memilih apapun yang kau inginkan dari lemari yang ada di sana!"

Vivi tertegun sejenak lalu dia segera bangkit dan bergegas untuk membuka lemarinya.

Setelah melihat-lihat isinya, Vivi langsung berseru.

Lemari ini penuh dengan segala macam barang mewah.

Tas, baju, jam tangan, perhiasan dan sebagainya. Sangat banyak sekali.

Hal-hal seperti inilah yang selalu diimpikan oleh Vivi selama ini.

Dia menatap Desmond dengan ragu, "Sayang, apa... apa aku benar-benar bisa memilih apapun yang aku inginkan?"

Sambil tersenyum Desmond berkata, "Tentu saja!"

"Mau kau ambil semuanya juga tidak apa-apa!"

Vivi sangat gembira. Dia berlari kembali untuk memeluk Desmond, "Sayangku, kau sangat baik sekali!"

Desmond tertawa. Lalu dia bangkit berdiri dan berkata, "Mulai sekarang, kau sudah menjadi milikku. Jadi tentu saja semua barangku juga menjadi milikmu."

"Apa artinya ini semua? Kalau saja proyek area villa keluarga Permana kita masih ada, jangankan barang-barang itu, bahkan kalau aku harus membelikan 100 buah lemari seperti ini lagi juga sama sekali tidak ada masalah!"

Vivi sangat bersemangat sekali dan bersamaan itu dia juga bertanya dengan heran, "Sayang, proyek area villa apa maksudnya?"

"Apa yang terjadi dengan proyek ini?"

Desmond: "Seharusnya kau pernah dengar bahwa proyek area villa ini sekarang sudah dikuasai oleh Reva!"

Air muka Vivi langsung berubah lalu dengan cemas dia berkata, "Mengapa bisa seperti itu?"

"Suamiku, Reva si bajingan itu, atas... atas dasar apa dia bisa menguasai area villa kita?"

Desmond menghela nafas. "Ceritanya panjang."

"Hal ini terjadi sebelum aku menjadi kepala keluarga ini. Kepala keluarga kita yang sebelumnya mengembangakan proyek area villa itu bersama-sama dengan anaknya." "Setengah dari aset keluarga Permana kita digunakan untuk membiayai proyek area villa ini."

"Dan pada akhirnya sebelum proyek ini selesai, salah satu dari mereka meninggal dan yang satunya lagi dipenjara sehingga akhirnya proyek ini ditelan oleh Reva." "Haih~~, gara-gara masalah ini keluarga Permana aku jatuh dan hancur."

"Kalau tidak, siapa yang berani mengatur dan menindas kepala keluarga Permana kita?”

Mata Vivi membelalak dengan lebar. Wajahnya menunjukkan ekspresi marah, "Reva ini benar-benar bajingan. Bagai... bagaimana dia bisa melakukan hal seperti itu?"

"Ini adalah aset dan proyek keluarga Permana kita. Bagaimana dia bisa menelannya begitu saja?"

"Tidak bisa, aku harus mencarinya untuk meminta penjelasan. Apapun yang terjadi, aku harus menyuruhnya mengembalikan proyek ini!”

Saat Vivi berbicara dengan menggebu - gebu, dia seolah telah menganggap bahwa dirinya adalah nyonya besar keluarga Permana.

Dengan cepat Desmon mencegahnya: "Aduhh, sayangku, kau jangan membuat masalah."

"Sekarang ada Austin yang mendukung Reva dari belakang, apalagi keluarga Yu juga sangat mendukungnya sekarang. Dengan kekuatan keluarga Permana saat ini, kita sama sekali tidak bisa mengalahkan mereka."

"Kalau menurut aku, lebih baik lupakan saja."

“Meskipun setengah dari aset keluarga kita sudah raib tetapi kami masih bisa berusaha untuk menghasilkan uang lagi.”

"Reva ini terlalu berbahaya. Aku tidak bisa membiarkanmu menghadapi risiko ini!"

Vivi sangat tersentuh dengan ucapannya dan bersamaan dengan itu dia juga merasa lebih benci lagi kepada Reva.

"Suamiku, kalau begitu kita juga tidak bisa diam-diam saja seperti orang bodoh!"

"Apa benar-benar tidak ada cara lain lagi untuk mendapatkan kembali area villa itu?" tanya Vivi dengan marah.

Desmond memikirkannya sejenak lalu dengan hati-hati berkata, "Bukannya tidak ada, tetapi, aah, sudahlah Jupakan saja. Jangan membahas tentang itu!"

Vivi langsung mendapatkan kembali semangatnya. Lalu dengan terburu - butu dia berkata, "Suamiku, apa ada yang bisa aku bantu, kau katakan saja kepadaku!"

"Sekarang kita sudah menjadi satu keluarga. Tak ada hal yang tak bisa kau ceritakan kepadaku, kan?"

"Apa kau masih belum menganggap aku sebagai bagian dari keluargamu?"

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report