Bab 354 Acara Ulang Tahun

“Maksud kamu Ardika adalah Idiot yang dicari oleh Delvin?”

Filbert terkejut bukan main.

Cindi berkata dengan dingin, “Selidiki saja apakah dia sudah keluar dari Rumah Sakit Jiwa Banyuli, maka kita akan mengetahui kebenarannya.”

Dulu, dia adalah asisten Delvin.

Delvin pernah memintanya untuk menyelidiki keberadaan Ardika.

Setelah menemukan Ardika berada di Rumah Sakit Kota Banyull, Delvin memintanya untuk menghubungi pihak Rumah Sakit Jiwa Banyuli dan bertanya pada pihak rumah sakit apakah Ardika bisa dikeluarkan atau

tidak.

Cindi masih mengingat dengan jelas.

Saat itu, ada orang yang datang menemui Delvin dan memintanya untuk tidak ikut campur dalam urusan Ardika. Nada bicara orang tersebut penuh dengan ancaman.

Namun, Delvin sangat keras kepala dan tidak memedulikan ancaman itu, bahkan dia langsung mengusir orang itu pergi.

Setelah itu, saat Delvin menjenguk Ardika di rumah sakit jiwa, dia mengalami kecelakaan mobil.

Saat itulah, musibah yang menimpa Grup Bintang Darma dimulai.

Selama dua tahun ini, Cindi sangat membenci Delvin dan Ardika.

Kalau bukan karena Ardika.

Kalau bukan karena Delvin keras kepala untuk mempertahankan keputusan sendiri.

Grup Bintang Darma tidak akan mengalami musibah seperti itu.

Sebagai asisten presdir Grup Bintang Darma yang sedang berkembang dengan pesat, posisinya di perusahaan kala itu sudah sangat tinggi.

Cindi adalah seorang wanita yang sangat ambisius.

Begitu Grup Bintang Darma didirikan kembali, dia langsung kembali bekerja.

Namun, dia bukan kembali karena kesetiaannya pada Delvin.

~Dia hanya ingin meminjam identitas sebagai karyawan lama yang setia untuk meningkatkan posisinya sendiri

dengan meminjam kekuatan baru Grup Bintang Darma secepat mungkin.

Tak lama kemudian, data diri Ardika ditemukan.

Setelah dikurung di Rumah Sakit Jiwa Banyuli selama beberapa tahun, begitu kembali dari rumah sakit jiwa, dia tidak mempunyai pekerjaan dan hanya bergantung pada keluarga istrinya.

123

Ternyata menantu idiot Keluarga Basagita itu adalah dia. Dia pasti mengandalkan identitasnya sebagai sahabat Delvin untuk mencari pekerjaan di Grup Bintang Darma.

Pantas saja sebelumnya pecundang itu mengatakan aku nggak berhak untuk memperhatikannya, ternyata dia sedang memanfaatkan relasi ini. Sayang sekali, Delvin sudah mati, nggak ada seorang pun yang

mengenalnya lagi.

Seulas senyum dingin dan meremehkan tersungging di wajah Filbert.

Cindi berkata, “Belum tentu. Terlepas dari Pak Raka, Bu Elsy sudah kembali. Bagaimana kalau Bu Elsy mengingat hubungan lama Ardika dengan Raka, lalu membiarkan Ardika untuk menjadi wakil presdir? Apa kamu bersedia melihat seorang pecundang yang sudah terkenal di Kota Banyuli menjadi atasan kita?”

“Tentu saja nggak!” kata Filbert dengan tegas dan tajam.

Bukan hanya karena Ardika adalah seorang pecundang, tetapi juga seorang pembawa sial.

Mereka tidak ingin Grup Bintang Darma yang baru didirikan lagi dengan susah payah ini dihancurkan lagi oleh Ardika, bahkan masa depan karier mereka juga ikut hancur!

Namun, bagaimana mereka bisa menghentikannya?

Tentu saja mereka tidak bisa langsung memberi tahu Elsy. Bagaimana mungkin mereka tahu bagaimana pandangan Elsy pada Ardika sekarang?

Setelah berpikir sejenak, Cindi berkata, “Begini saja, malam ini aku akan mengadakan acara ulang tahun dan mengundang semua orang untuk karaoke bersenangsenang bersama. Undang saja pecundang itu!”

Oke, aku akan menghubunginya!”

Filbert langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon.

Saat Ardika kembali ke Vila Cakrawala, Luna masih sibuk dengan urusan Grup Perfe dan belum pulang ke

rumah.

Handoko juga sudah keluar untuk bersenang–senang.

Di rumah, hanya ada Jacky dan Desi.

Walaupun Ardika sudah makan, dia tetap menyiapkan makanan untuk ayah dan ibu mertuanya.

“Memasak dan memasak lagi! Setiap hari kamu hanya tahu memasak!”

“Kulihat nggak ada satu pun menantu keluarga lain yang selalu bergantung pada istri dengan tenang

sepertimu!”

“Kudengar kamu keluar mencari pekerjaan, kamu pasti nggak menemukan pekerjaan, ‘kan? Bos buta mana

yang akan menerima kamu….‘

Sambil memakan hidangan lezat yang tersedia di hadapannya, Desi tak lupa melontarkan kata–kata sindiran pada Ardika.

Tépat pada saat ini, dia menerima panggilan telepon dari Filbert.

2/2

“Ada apa?”

Setelah menjawab panggilan telepon dan mendapati orang yang meneleponnya adalah Filbert, Ardika agak terkejut.

“Ardika, maaf mengenai kejadian sore tadi. Aku nggak menyangka kamu adalah suami sahabat Bu Tina.”

Filbert mengubah sikap arogannya saat berada di kantin perusahaan tadi dan meminta maaf kepada Ardika terlebih dahulu.

Kemudian, dia menyampaikan maksudnya menelepon Ardika. “Aku sudah mengatakan akan menjagamu dengan baik di perusahaan. Kebetulan, malam ini adalah acara ulang tahun Cindi dari departemen personalia. Dia mengundang semua rekan kerja untuk karaoke dan bersenang–senang bersama. Dia mengundang banyak petinggi perusahaan yang juga merupakan karyawan lama Grup Bintang Darma.

“Kamu ikut juga, ya. Aku akan memperkenalkanmu kepada mereka, agar mereka bisa mengenalmu. Mengenal lebih banyak rekan kerja juga akan membantumu dalam melakukan pekerjaanmu di Grup Bintang Darma.”

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report