Menantu Pahlawan Negara by Sarjana -
Bab 447
Bab 447 Dua Ratus Miliar
Tina mengerutkan keningnya dan berkata, “Dua ratus miliar terlalu mahal.”
Bahkan Luna juga terkejut bukan main.
Hanya membeli sebuah informasi saja, pria itu membuka harga sebesar 200 miliar?! Membuka harga setinggi langit itu bukankah sama saja dengan pemerasan?!
Yoga menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum, “Sama sekali nggak mahal. Pak Alden adalah sosok raja preman yang sudah sangat terkenal di dunia preman Provinsi Denpapan. Mungkin saja kematiannya menyimpan banyak misteri dan merupakan bagian dari sebuah rencana kejahatan yang sempurna. Aku meminta orang untuk menyelidiki hal ini dengan menghadapi risiko yang sangat
besar.”
Mendengar ucapan sang penyalur informasi, Tina tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Sekarang kekuasaannya sudah dicabut oleh para anggota lama Grup Lautan Berlian, bagaimana mungkin dia bisa mengeluarkan uang sebesar 200 miliar lagi?
“Nona Tina, kalau kamu merasa kemahalan, silakan pergi saja. Aku nggak akan meminta bayaran atas teh yang kami suguhkan kepada kalian. Kelak, kita masih bisa bekerja sama.”
Selesai berbicara, Yoga langsung bangkit dan mengisyaratkan mereka untuk pergi tanpa ragu.
Walaupun pria itu kelihatannya murah senyum, tetapi dia sangat tegas dalam mengambil keputusan dan sudah berpengalaman dalam berbisnis.
Tepat pada saat ini, Luna bangkit dan berkata, “Pak Yoga, aku bersedia membayar 200 miliar!”
Dia merasa mengeluarkan 200 miliar untuk menyelidiki apakah Ardika benar–benar sudah dituduh dan dijebak oleh orang lain bukan masalah besar baginya.
Jangankan 200 miliar, kalau Ardika benar–benar dituduh dan dijebak oleh orang lain, selama bisa menyelamatkan nyawa Ardika, dia bersedia mengeluarkan 2 triliun, bahkan 4 triliun!
Alasannya sangat sederhana, yaitu Ardika selalu ada untuknya di saat dirinya sangat terpuruk.
Pria itu senantiasa menemaninya dan melindunginya!
Tina melirik Luna tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seolah–olah sudah menyetujui keputusan sahabatnya.
“Oke, Nona. Kalau begitu, kita sepakat.”
Yoga menepuk tangannya dan berkata, “Ada satu peraturan di tempatku, yaitu harus membayar uang muka sebesar setengah dari jumlah bayaran yang telah disepakati.”
+15 BONUS
Melihat Tina tidak membantah ucapan pria itu, Luna menganggukkan kepalanya dan berkata, “Oke, aku
akan meminta bawahanku untuk mentransfer uangnya.
Selesai berbicara, dia segera menghubungi Vania untuk mengeluarkan uang sebesar 100 miliar dari
rekening Grup Perfe.
Kini, Grup Perfe sudah diambil alih oleh Luna dan sudah menjadi pelanggan khusus bank.
Setelah melalui prosedur sederhana, tak lama kemudian, uang sebesar 100 miliar pun berhasil
dikeluarkan.
Yoga meminta Luna menggunakan 100 miliar ini untuk membeli bitcoin, menggunakan bitcoin untuk
menyelesaikan transaksi ini.
“Pak Yoga, sekitar berapa lama kami baru bisa mengetahui hasil penyelidikan?” tanya Luna.
“Nona Luna nggak perlu khawatir. Kami akan memberi informasi kepada kalian secepatnya,” kata Yoga
dengan percaya diri.
Jaringan intelijennya tersebar ke seluruh Provinsi Denpapan, dia sudah lama membuat pengaturan di
Kota Banyuli.
Sejak mendengar berita kematian Alden, dia sudah mengetahui dengan jelas bahwa pasti akan ada orang yang datang untuk membeli informasi darinya. Jadi, dia sudah meminta anak buahnya untuk
melakukan penyelidikan.
Hanya saja, dia tidak menyangka orang pertama yang datang mencarinya adalah Tina dan Luna.
Selesai bertransaksi, Luna bertanya pada Tina, “Tina, apa kita akan kembali ke Kota Banyuli?”
Tina menggelengkan kepalanya dan berkata, “Untuk sementara waktu, kita tetap tinggal di Kota Serambi untuk menunggu informasi saja. Saat ini, situasi di Kota Banyuli sangat berbahaya.”
Sejak kematian ayah angkatnya, anggota internal Grup Lautan Berlian yang serakah sudah menunggu kesempatan untuk beraksi. Jadi, sekarang sudah tidak jelas lagi siapa yang bisa dipercaya dan siapa
yang tidak bisa dipercaya.
Selain itu, sebagai sesama raja preman, Billy juga sedang mengincar Grup Lautan Berlian.
Dalam situasi saat ini, boleh dibilang Grup Lautan Berlian menghadapi ancaman dari dalam dan luar.
Tina ingin menjauhi tempat seperti itu untuk sementara waktu.
Luna juga ingin segera mengetahui hasil penyelidikan Yoga. Jadi, setelah mendengar ucapan Tina, dia
menganggukkan kepalanya.
Keesokan harinya.
Saat fajar baru menyingsing, Edrik sudah tiba di Gedung Glori.
Selesai menancapkan dupa di aula duka Alden, dia bertanya pada sopir pribadinya dengan suara rendah, “Ke mana Tina? Kenapa aku nggak melihatnya di aula duka?”
“Kemarin dia pergi ke taman logistik Kota Serambi bersama Luna, istri Ardika,” kata sopir.
“Untuk apa dia malam–malam pergi ke sana? Bukankah sebelumnya dia sendiri yang mengatakan akan selalu berada di aula makam Ayah dan nggak akan pergi ke mana pun?” kata Edrik dengan tidak puas.
Sopir berkata, “Kak Edrik, tempat itu adalah penyalur informasi dunia preman terbesar di Provinsi Denpapan, wilayah kekuasaan Yoga. Seharusnya dia pergi ke sana untuk meminta Yoga menyelidiki pengkhianat dalam Grup Lautan Berlian.”
Begitu mendengar ucapan sopirnya, Edrik langsung merasa gugup!
Tidak ada satu hal pun yang tidak bisa diselidiki oleh Yoga di seluruh Provinsi Denpapan.
Tidak butuh waktu lama, pria itu pasti akan menemukan fakta bahwa dirinya adalah pengkhianat dalam Grup Lautan Berlian.
Tina tidak masalah.
Namun, kalau sampai Titus mengetahui dia adalah pengkhianat dalam Grup Lautan Berlian, sebagus apa pun aktingnya, lehernya pasti akan ditebas oleh pria itu!
Dengan kekuatan Titus, nyawanya sudah pasti akan melayang!
“Cepat hubungi Yoga, aku mau berdiskusi dengannya secara langsung!”
Kilatan membunuh yang kuat melintas di mata Edrik.
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report