Menantu Pahlawan Negara by Sarjana -
Bab 617
Bab 617 Keluarga Septio Provinsi Aste Ikut Serta
“Sssttt! Jangan bicara keras–keras! Kalau sampai orang lain mendengarnya, mereka akan mengira kita sedang memuji diri sendiri!”
Luna mengulurkan lengannya dan mencubit Ardika, tetapi senyuman cerah
tersungging di wajah cantiknya.
Dia berkata dengan penuh semangat, “Aku akan kembali ke perusahaan sekarang! Aku harus memanfaatkan dana sebesar dua triliun ini dengan baik! Aku nggak boleh
mengecewakan Dewa Perang!”
Tanpa butuh waktu lama, dana bantuan sebesar dua triliun itu sudah masuk ke rekening Grup Perfe.
Luna merasa sangat puas dan sangat bersemangat untuk bekerja.
Dia juga melirik bisnis tiga keluarga besar dan berencana untuk mengikuti lelang.
Namun, dia tidak seperti Keluarga Basagita dan Keluarga Mahasura yang hanya melelang tanpa mempertimbangkan apa pun.
Dia meminta karyawan–karyawannya untuk melakukan seleksi secara teliti.
Terlebih lagi, dia juga tidak memiliki dukungan dana besar seperti yang dimiliki oleh Keluarga Mahasura ibu kota provinsi.
Jadi, dia wajib memanfaatkan dana yang ada di tangannya sebaik mungkin.
Setelah menemani Luna selama beberapa saat di Grup Perfe, melihat istrinya sedang sibuk dan tidak ada waktu untuknya, Ardika hanya bisa meninggalkan perusahaan istrinya dengan tidak berdaya.
Setelah Ardika berjalan keluar dari Gedung Ansa, Maybach milik Jesika sudah menunggunya di pinggir jalan.
Kali ini, orang yang menunggu di depan pintu mobil tidak hanya ada Jesika, melainkan juga ada Liander.
“Pak Ardika.”
“Tu… Tuan
Jesika tetap menyapa Ardika seperti biasa, sedangkan Liander menyapanya dengan panggilan baru.
Ardika tersenyum tipis dan melirik pelayannya itu, lalu berkata, “Kenapa kamu berbicara terbata–bata seperti itu? Apa kamu enggan memanggilku dengan panggilan Itu?”
“Nggak! Tentu saja aku sangat bersedia!”
Seulas senyum canggung mengembang di wajah Liander.
Ardika tersenyum dan berkata, “Kelak, kamu tetap memanggil namaku saja. Kalau sampai orang lain mendengarmu, Tuan Muda Keluarga Septio Provinsi Aste memanggilku Tuan, hanya akan menambah masalah untukku.”
“Baik, Kak… Kak Ardika.”
Sepasang pria dan wanita dengan aura mengesankan itu malah membungkukkan badan mereka di hadapan Ardika.
Pemandangan itu menarik perhatian mobil yang berlalu lalang.
Ardika melambaikan tangannya dan berkata, “Ayo masuk ke dalam mobil, lalu cari sebuah tempat makan.”
Jesika membukakan pintu mobil untuk Ardika.
Setelah Ardika masuk ke dalam mobil, dia baru membuka pintu mobil dari sisi lain, lalu duduk di samping Ardika.
Liander memaki dirinya sendiri dalam hati, ‘Sial! Penglihatanku benar–benar buruk!” Kemudian, dia duduk di kursi penumpang di samping pengemudi.
Diam–diam, dia mendesah.
Siapa sangka seorang menantu benalu keluarga kaya kelas dua, seseorang yang dianggap sebagai pecundang dan dipandang rendah oleh semua orang di Kota Banyuli, ternyata adalah Dewa Perang.
Jadi, saat dia mengetahui bos yang dilayani oleh Jesika, wanita pujaan hatinya sekaligus presdir misterius Grup Sentosa Jaya juga adalah Ardika, tidak butuh waktu lama baginya untuk menerima kenyataan ini dengan senang hati.
Adapun mengenai Jesika, dia tidak bermaksud apa–apa pada wanita itu lagi.
Pantas saja Nona Keluarga Slantar yang arogan bersedia menjadi asisten pribadi orang lain.
Setiap hari, dia harus mengurus masalah–masalah sepele yang tiada habisnya.
BONUS
Apakah dia bisa menjalani tugas–tugasnya dengan baik juga merupakan ujian dari Ardika untuknya.
Sejauh ini, Ardika cukup puas pada performa kerja Jesika.
Setelah tersadar kembali dari lamunannya, Liander menoleh dan berkata pada Ardika, “Kak Ardika, Keluarga Septio sudah melakukan sesuai instruksi Kakak. Mereka sudah membawa dana dalam jumlah besar ke Kota Banyuli. Kak Ardika bisa
menginstruksikan apa pun kapan saja.”
Setelah mengetahui keponakannya menjadi pelayan Ardika, Sean selaku Kepala Keluarga Septio Provinsi Aste menyatakan bahwa bisa menjadi pelayan Ardika adalah sebuah keberuntungan bagi Liander.
Kelak Keluarga Septio Provinsi Aste akan mendengar semua instruksi dari Ardika!
Ardika menganggukkan kepalanya dan berkata, “Bagus!”
Kini, tiga keluarga besar sudah hancur..
Benalu–benalu yang hidup dengan bergantung pada pohon besar ini, kini akan mencari pohon besar baru lagi.
Pihak yang ingin ikut serta dalam pembagian keuntungan Kota Banyuli, tidak hanya Keluarga Mahasura ibu kota provinsi.
Menurut laporan dari Jesika, keluarga–keluarga terkemuka lainnya juga sudah tergerak dan akan segera beraksi.
Kota Banyuli memang terbilang kecil.
Namun, bagaimanapun juga, aset satu kota tidak mungkin semuanya bisa “dilahap” oleh Keluarga Mahasura ibu kota provinsi.
Sekarang semua pihak juga ingin ikut serta dalam pembagian keuntungan Kota Banyuli ini.
Ardika tahu keserakahan keluarga–keluarga terkemuka ini.
Kalau membiarkan mereka bertindak sesuka hati mereka, Kota Banyuli pasti akan kacau balau.
Karena itulah, dia meminta Keluarga Septio untuk ikut serta dalam persaingan ini dengan membawa dana yang mereka miliki.
Dengan adanya kontrol darinya, Keluarga Septio tidak akan berani “melahap”
keuntungan Kota Banyuli secara berlebihan.
Ardíka bertanya pada Jesika, “Bagaimana perkembangan Keluarga Basagita dan Keluarga Mahasura?”
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report