Menantu Pahlawan Negara by Sarjana -
Bab 713
Bab 713 Ingin Luna Kembali ke Keluarga Misra
Luna sekeluarga menjadi pusat perhatian semua orang yang berada di dal… hall.
Bahkan, Gilang juga bersikap ramah pada Jacky yang telah menjadi orang cacat selama bertahun–tahun.
Apa mungkin Gilang bersikap seperti itu karena mempertimbangkan Farlin.
Hal ini juga menjadi pertanyaan yang berputar–putar dalam benak Luna sekeluarga.
“Rencana pengobatan belum selesai. Pak Farlin sedang melakukan operasi di luar kota. Lagi pula, kakiku sudah dalam kondisi seperti ini selama bertahun–tahun, aku juga nggak terburu-
buru
Jacky menanggapi pertanyaan Gilang dengan sopan, lalu bertanya, “Apa Paman mengenal Pak Farlin?
“Hehe, aku nggak mengenalnya. Tapi, aku sangat menghormati sosok Pak Farlin. Kalau ada kesempatan, aku akan mengunjungi beliau secara pribadi.”
Gilang juga mengobrol beberapa patah kata dengan Desi. Sama seperti saat berbicara dengan Jacky, pria paruh baya itu juga memasang ekspresi ramah.
Kemudian, pandangannya tertuju pada Luna dan Handoko.
“Kakek Gilang,” sapa Luna dan Handoko dengan sopan.
Setelah memuji Handoko dengan beberapa patah kata singkat, Gilang mengalihkan
pandangannya ke arah Luna dan berkata, “Luna, kamu benar–benar hebat. Di usia semuda ini, kamu sudah menjadi presdir Grup Perfe dan Grup Hatari.”
“Aku dengar–dengar kala itu kakakku sangat memandang tinggi kemampuanmu, dia bahkan melatihmu sebagai seorang pewaris.”
“Penilaian kakakku benar–benar akurat. Dia nggak salah menilai orang. Di antara generasi muda Keluarga Misra, juga sulit mencari orang yang lebih unggul darimu.”
Satu per satu tamu undangan yang berada di dalam hall melemparkan sorot mata kagum ke
arah Luna.
Bisa mendapat pengakuan dan pujian dari Gilang Keluarga Misra benar–benar merupakan sebuah kehormatan.
“Terima kasih atas pujian Kakek Gilang. Sebenarnya, aku masih perlu banyak latihan dan masih ada banyak kekurangan,” kata Luna dengan rendah hati.
Suasana hatinya sangat tenang, sama sekali tidak bergejolak setelah mendengar pujian Gilang.
1/3
“Bagus, bagus. Memiliki kemampuan sebesar itu, tapi kamu tetap bersikap rendah hati,” kata Gilang sambil menganggukkan kepalanya.
Kemudian, tiba–tiba dia mengubah topik pembicaraannya.
“Sayang sekali, sejak kakakku meninggal dunia, Tuan Besar Misra Basagita benar–benar buta. Dia nggak hanya selalu mempersulitmu, dia juga menganggapmu yang merupakan cucu perempuan kandungnya seperti musuh. Sekarang, dia bahkan ingin mengusirmu dan keluargamu.”
Seakan–akan amarahnya sudah tersulut, Gilang mendengus dan berkata dengan marah, “Hari ini aku mengusir mereka keluar untuk membantu kalian melampiaskan kekesalan kalian!”
Luna tidak menanggapi ucapan Gilang, dia hanya menganggukkan kepalanya.
Saat ini, Gilang menghela napas dan berkata, “Luna, saat itu kakakku terlibat konflik dengan Keluarga Misra. Dia pergi meninggalkan rumah karena kesal. Sudah bertahun–tahun berlalu, Keluarga Misra sangat menyayangkan hal itu
Luna tidak mengerti mengapa pria di hadapannya ini tiba–tiba mengungkit kejadian masa lalu.
Dia hanya menunjukkan sikap hormat layaknya generasi muda dan mendengarkan ucapan Gilang dengan saksama dalam diam.
“Sekarang, akhirnya kakekmu dan yang lainnya sudah berganti marga dan mengakui leluhur. Keluarga Misra sangat senang, aku juga sangat senang.
Gilang menatap Luna dan berkata, “Luna, saat itu kakakku melatihmu untuk dijadikan sebagai pewaris. Keluarga Misra sangat memercayai penilaiannya.
“Jadi, sekarang aku juga berharap kamu bisa kembali ke Keluarga Misra. Masa depan Keluarga Misra membutuhkanmu sebagai penopang.”
Setelah mendengar ucapan Gilang, kebanyakan orang yang berada di dalam hall sangat terkejut.
Mereka tidak menyangka Gilang sangat memandang tinggi Luna.
Pria itu bahkan sampai mengatakan bahwa masa depan Keluarga Misra bergantung pada Luna!
Luna juga terkejut bukan main/
“Terima kasih, Kakek Gilang sangat memandang tinggi aku dan nggak menganggapku sebagai orang luar. Tapi, masih ada begitu banyak generasi muda Keluarga Misra yang berbakat. Mereka baru layak disebut sebagai masa depan Keluarga Misra.”
“Walau mereka cukup berbakat, nggak ada seorang pun di antara mereka yang bisa dibandingkan denganmu.”
2/4
Gilang melambaikan tangannya dan berkata, “Aku berharap kamu bisa berganti marga menjadi Misra dan benar–benar kembali ke Keluarga Misra. Aku berjanji padamu, aku pasti akan melatihmu sebagai pewaris Keluarga Misra!”
Melihat ekspresi serius Gilang, semua orang kembali terkejut.
Apa pria itu bermaksud untuk menyerahkan Keluarga Misra kepada Luna?!
Keluarga Misra adalah keluarga kaya terkemuka yang memiliki sejarah panjang dan sudah
berkuasa cukup lama. Keluarga Misra bahkan lebih kuat dibandingkan Keluarga Mahasura ibu kota provinsi.
Penawaran ini adalah penawaran yang sangat menarik.
Banyak orang yang iri pada Luna.
Luna sendiri juga sangat terkejut.
“Pujian Kakek Gilang terlalu berlebihan. Kalau sampai generasi muda Keluarga Misra
mendengar ucapan Kakek ini, mereka pasti nggak senang.”
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report