Bab 23 Meremehkan Kekejlan Theo
Tak lama kemudian, obrolan di luar berhenti dan Kayla pun kebingungan.
Ketika dia keluar, dia malah melihat Theo sedang berdiri di depan wastafel sambil merokok. Setelah tertegun untuk cukup lama, dia pun berkata, “Kok kamu di sini?”
Wajah Theo sangat muram, dia menatap Kayla sambil mengangkat sudut bibirnya. Kemudian, dia berkata dengan nada sinis, “Kamu kecewa melihatku? Lalu kamu berharap slapa yang datang?”
Kayla membalikkan matanya sambil berkata, “Ini kamar mandi wanita, slapa yang kuharapkan datang ke sini? Apa otakmu bermasalah?”
Dia berjalan mendekat untuk mencuci tangan. Meskipun emosinya sudah lebih tenang, wajahnya masih sangat pucat.
Namun, Theo tiba–tiba meraih dagunya dan membalikkan wajahnya dengan paksa. “Hanya sebuah jam, sudah nggak tahan?”
Satu kalimat ini sudah menjelaskan semuanya. Theo melakukan ini dengan sengaja.
Kayla menatapnya sambil bertanya, “Kamu sengaja?”
Theo tersenyum nakal. “Hanya sebuah jam tangan. Kalau nggak ada makna di baliknya, ia hanyalah benda mati. Daripada kamu bertanya apakah aku sengaja, lebih baik kamu bertanya pada dirimu sendiri, kamu masih belum melupakannya?”
Dia seolah–olah ingin mengingatkan Kayla akan sesuatu. Dia perlahan–lahan menyebutkan suatu panggilan, “Nyonya Oliver.”
Kayla mengerutkan keningnya. Sekarang, dia sangat kesal setiap mendengar panggilan ini, seolah–olah itu adalah belenggu yang memikatnya hingga kehabisan napas.
Dia ingin menyingkirkan tangan Theo, tetapi dia tidak mungkin bisa melawan tenaga pria. 1
“Kayla, apa kamu sangat menyesal karena tidur denganku?”
Dulu ….
Kayla menjawab, “Kalau bukan karena jam tangan itu, aku nggak akan tidur denganmu.”
Dia lebih jelas akan hal ini daripada siapa pun!
Theo tersenyum sinis. Detik berikutnya, dia menarik Kayla ke dalam pelukannya dan aroma tubuh pria itu pun menyelimuti Kayla.
“Sepertinya memang benar. Saat itu, ketika kamu melihat wajahku dengan jelas, kamu langsung menolak. Kalau orang di atas kasur adalah Davin, seperti yang kamu inginkan, maka pengalaman
pertamamu yang menyedihkan akan menjadi pengalaman yang menyenangkan, bukan?”
“Theo, apa kamu harus membuatku kesal padamu?”
Kesal?
Theo tersenyum dingin sambil berkata, “Setelah menghilang begitu lama, sekarang dia kembali, Kamu sudah nggak sabar mau menceraikanku dan masuk ke pelukannya, kamu kira dia menginginkan wanita yang sudah pernah menikah?”
Kayla mengira dia tidak akan terpengaruh oleh kata–kata pria ini lagi, tetapi dia terlalu meremehkan
kekejian Theol
Pada saat ini, hatinya seperti terikat erat oleh seutas benang, dia hampir tidak bisa bernapas!
Dia berkedip dan berusaha menekan semua amarahnya.
“Terserah kamu mau bilang apa. Pokoknya besok aku akan menunggumu di Dinas Kependudukan.
Harus pergi….”
Dia belum menyelesaikan kata–kata terakhir, tetapi sudah dihentikan oleh ciuman Theo.
Kayla hampir kehabisan napas karena ciuman kasar ini. Di tengah kecupan bibir dan lidah, dia merasakan aroma segar dari rokok mentol yang biasa diisap Theo. Dia pun terlena. Ketika dia sadar dan ingin melepaskan diri. Theo sudah menggendongnya ke atas wastafel di belakangnya.
Karena terhalang rok, kedua kakinya yang terpisah terpaksa melingkari pinggang Theo hingga menciptakan gambaran erotis yang menggairahkan.
Terdengar langkah kaki dari luar, ada yang mendorong pintu kamar mandi dengan terburu–buru.
Namun, hal ini membuat Theo yang tampak galak merasa terganggu. Tubuhnya terasa dingin. Entah sejak kapan, dua atau tiga kancing kemejanya sudah terbuka hingga garis–garis dadanya pun terlihat.
Dia memandang kedua wanita yang berada di pintu sambil berteriak, “Keluar!”
Kedua orang itu tidak menyangka akan melihat pemandangan seperti ini. Mereka yang tidak berani masuk ke toilet pun buru–buru meminta maaf dan menutup pintu. Sebelum pergi, mereka juga melirik ke arah Kayla, tetapi Theo menutupinya rapat–rapat dan hanya gaun hitamnya yang terlihat…. 2
Halangan yang mengejutkan ini membuat Theo tidak melanjutkan aksinya lagi.
Dia menatap Kayla yang berada di depannya. Terlihat mata Kayla memerah, entah dia menangis karena merasa tersiksa atau ditindas olehnya.
Dia melepaskan Kayla sambil berkata, “Seorang pria yang menolakmu ketika kamu memerlukan bantuan, sebodoh apa kamu sampai merindukannya selama tiga tahun?”
Penghinaan di antara kedua alisnya sangat membara.
Namun, Kayla malah mengangkat dagunya sambil membalas dengan sinis, “Karena aku bodoh, makanya aku bertahan dalam pernikahan yang menyiksa ini selama tiga tahun
Tiba–tiba, suasana di kamar mandi menjadi hening.
Setelah sekian lama, sudut bibir Theo perlahan–lahan terangkat. “Pernikahan yang menyiksa? Sayang sekall, aku cukup puas dengan pernikahan ini, Jadl nggak berencana untuk berceral.”
Kayla tiba–tiba mendongak. Tadi, wajahnya yang pucat masih bisa ditutup dengan perona pipi, tetapi sekarang sama sekali tidak bisa.
“Theo, hanya untuk mempersulitku, kamu tega memblarkan wanita yang kamu cintal menjadi simpanan?
Theo tidak menjawab pertanyaan ini, seolah–olah ini adalah pertanyaan yang tidak penting. 1
Dia merapikan bajunya yang berkerut, lalu berbalik meninggalkan kamar mandi.
Setelah merapikan pakalan, Kayla pun keluar. Namun, dia tidak melihat sosok Theo lagi.
Kemudian, dia berdiri di sudut ruangan untuk menyembunyikan diri sebisa mungkin.
Selama pesta berlangsung, tidak ada seorang pun yang berbicara dengannya. Cara mereka menghindarinya seolah–olah sedang menghindari kuman. Menghadapi hal ini, Kayla hanya tersenyum dingin, kebetulan dia juga tidak ingin berurusan dengan orang–orang Ini.
Meskipun mereka mengabaikannya, mereka banyak membicarakannya.
Ketika Kayla membawa makanan penutup ke area istirahat, dia mendengar seseorang berbisik di belakangnya, “Orang yang terlahir di keluarga kaya sungguh nggak berpendidikan. Bisa–bisanya mereka melakukan hal seperti itu di toilet. Kalian nggak tahu, ketika aku membuka pintu, separuh pakaian wanita
itu sudah terbuka….”
“Pantas saja setelah ditolak Davin, dia bisa langsung mengincar Theo. Pria memang menyukai wanita yang centil dan genit sepertinya!”
“Hei, Tuan Muda Theo hanya bersenang–senang. Siapa yang nggak tahu Tuan Muda Theo menyukai gadis polos dan cantik seperti Raline? Kayla hanya muncul pada saat yang tepat. Memanfaatkan waktu Raline ke luar negeri selama dua tahun untuk menggoda Tuan Muda Theo!”
Mendengar ucapan ini, Kayla tidak bisa menahan diri untuk tertawa. Dia menoleh sambil berkata, “Apa kalian tahu isi pikiran Tuan Muda Theo? Tanyakan padanya secara langsung. Mungkin dia memang bajingan yang menyukai wanita centil dan genit?” 2
Begitu mendongak, mereka melihat orang yang berbicara adalah Kayla. Seketika, ekspresi mereka
berubah drastis!
Bahkan ada beberapa orang yang mengerutkan kening sambil berkata dengan kesal, “Kenapa kamu menyela obrolan kami, sungguh nggak beretika!”
“Oh, jadi membicarakan orang dari belakang adalah perilaku yang beretika? Maaf, aku bukan berasal dari kalangan kalian, jadi nggak tahu aturan. Akan kutanyakan pada Theo nanti.”
Ketika mendengar nama Theo, para wanita itu langsung ketakutan dan pergl.
Satu kalangan pun dibagi menjadi beberapa kelas. Tentu saja, mereka tidak berada di kelas yang sama dengan Theo. D
Kayla melihat punggung mereka yang pergi dengan terburu–buru sambil mendengus. “Sepertinya
menghadapi orang licik harus menggunakan cara licik!”
Setelah kejadian ini, dia tidak mempunyai nafsu makan lagi. Dia berdiri dan berjalan menuju teras kecil di luar.
Kemudian, Kayla berpikir kejadian buruk yang dialaminya malam ini pasti karena dia lupa membakar dupa saat keluar rumah.
Awalnya, dia hanya ingin sendirian, tapi tak disangka, dia malah bertemu dengan … Davin yang datang. untuk meredakan efek alkohol
Jika dia bisa memilih, dia akan kembali untuk mendengarkan gosip–gosip tentangnya.
Kayla berbalik dan hendak kembali ke aula pesta, tetapi Davin malah memanggilnya, “Kayla….”
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report