Bab 2063 Kamu tidak percaya padaku

Pria paruh baya itu membawa Robin ke salah satu ruang tamu, lalu mengetuk pintu dan berkata :“Tuan Muda, orang dari Sekte Hati Iblis meminta izin untuk bertemu…”

“Sialan, ada yang datang lagi, menyebalkan sekali, sudah orang ke berapa ini.” Suara geraman yangsangat tidak sabar terdengar dari kamar, namun dia melanjutkan: “Biarkan dia masuk…”

Pria paruh baya itu membuka pintu dan berkata pada Robin: “Masuklah, tapi sesuai dengan peraturankamu hanya punya waktu setengah jam…’

Robin tercengang, dia tidak tahu Klan Seratus Pemurnian punya peraturan seperti ini.

Namun setengah jam juga tidak masalah, apa yang perlu disampaikan olehnya bisa diselesaikandalam waktu setengah jam!

Robin masuk lalu melihat seorang pemuda yang duduk di kursi, usianya tampak sebaya dengannyadan dia sedang memegang sebuah kipas l*pat, di belakangnya ada seorang wanita yang sangat cantiksedang memijatnya!

Pemuda itu mengangkat kepalanya dan menatap Robin yang berjalan masuk, lalu menyipitkanmatanya: “Setengah jam, kamu pilih saja sendiri, setelah selesai memilih kita bisa membicarakanharganya…”

Perkataan ini membuat Robin semakin kebingungan, namun saat dia melihat ke sekeliling ruanganyang dipenuhi dengan berbagai senjata ajaib itu, dia baru mengerti apa maksud pemuda yang ada didepannya ini!

Dia memperlakukannya sebagai orang yang datang untuk membeli senjata ajaib, tapi Robin bukandatang untuk membeli senjata ajaib!

“Maaf, saya bukan datang untuk membeli senjata ajaib, saya datang untuk mencari Ketua Klan SeratusPemurnian!”

Robin berkata dengan ringan.

Mendengar Robin datang untuk menemui ketua klan, pemuda itu baru membuka matanya lagi danmenatap Robin, tatapannya penuh kewaspadaan : “Untuk apa kamu mencari ayahku? Ayahku sedangmengurung diri dan berkultivasi, tidak punya waktu untuk bertemu denganmu…”

Robin yang mendengar bahwa pemuda di depannya ini adalah Ketua Muda Klan Seratus Pemurniansegera tersenyum dan berkata: “Ternyata Ketua Muda ya, maaf saya kurang menunjukkan sikaphormat saya, saya mendapat perintah dari Penyihir Agung untuk datang kemari dan menghadiahkansebuah senjata ajaib kepada Ketua Klan.”

Pemuda itu mendengar bahwa Robin datang untuk mengantar senjata ajaib segera menjadi antusias,dia melambaikan tangannya pada wanita di belakangnya dan berkata: “Keluarlah…”

Wanita itu keluar dengan patuh, pemuda itu bangkit berdiri dan berkata pada Robin: “Silakan

duduk, nama saya Wilson, kalau boleh tahu siapa namamu?”

“Nama saya Robin…”

Robin mengangguk kecil!

“Oh, Saudara Robin, silakan duduk…”

Wilson mempersilakan Robin untuk duduk, lalu menuangkan segelas teh untuk Robin: “Entah senjataajaib seperti apa yang Saudara Robin bawakan untuk ayahku?”

“Ini…”

Robin sedikit ragu-ragu lalu berkata: “Ketua Muda, Penyihir Agung berpesan agar saya menyerahkansenjata ajaib ini langsung kepada Ketua Klan, karena hanya Ketua Klan yang dapat menggunakansenjata ajaib ini.”

Wilson yang mendengarnya mengernyitkan keningnya : “Saudara Robin, ayahku sedang mengurungdiri dan berkultivasi, sepertinya tidak akan keluar untuk sementara waktu, karena kamu tidak percayapadaku, maka silakan pulang saja…”

Robin melihat Wilson yang sedikit marah segera berkata: “Ketua Muda salah paham, bagaimanamungkin saya tidak memercayai kamu, saya hanya takut kalau menyerahkan senjata ajaib ini kepadaKetua Muda, kamu juga tidak tahu cara menggunakannya!”

Sambil berkata, Robin mengeluarkan labu kecil itu dan meletakkannya di atas meja!

Wilson menatap labu kecil di depannya dan mulai mengambilnya lalu memainkannya!

Terlihat labu kecil itu sangat kuno, bahkan tidak terasa fluktuasi energi di dalamnya.

“Kamu yakin ini adalah sebuah senjata ajaib?”

Wilson sedikit tidak percaya dan bertanya.

“Ketua Muda, Penyihir Agung kami mengatakan ini memang sebuah senjata ajaib, namun bagaimanacara mengaktifkannya saya juga tidak mengerti.”

Robin berkata dengan jujur.

“Aneh, bagaimana mungkin senjata ajaib yang ada di tanganku sama sekali tidak bisa dirasakan?”

Wilson mengernyitkan keningnya lalu berkata pada Robin: “Saudara Robin, kamu tunggu sebentar disini, saya akan segera kembali…”

Wilson pergi sambil membawa labu kecil itu.

Wilson kemudian membawa labu kecil itu ke salah satu kamar di halaman belakang, kamar ini tampaksangat redup dan di dalamnya ada seorang lelaki tua berambut putih yang sedang tidur dandengkurannya seperti guntur!

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report