Ruang Untukmu -
Bad 1209
Bad 1209
Bab 1209 Pulang ke Rumah
Sopir membawa Maggy dan Bianca ke hotel utama Grup Sofyan. Tak lama kemudian, mobil berhenti dijalan masuk di pintu masuk utama, dan dua orang penyambut datang. Maggy melangkah keluar darimobil dan Qiara, yang merupakan salah satu dari dua pramutamu itu, berhenti mematung.
“Ibu?”
Maggy mendongak dan melihat putrinya yang mengenakan seragam hotel berdiri di depannya. Diajuga tertegun. “Qiara, kenapa kamu-”
“Saya bekerja di sini, Bu. Kenapa kamu ada di sini?” Qiara tetap tenang dan tidak terganggu.
Bianca melangkah keluar dari mobil di sisi lain dan mengamati seragam Qiara sambil berpikir, ApaQiara bekerja di hotel ini? Dia benar–benar melakukan apa pun untuk mendapatkan Nando!Bagaimana dia bisa begitu senang bekerja sebagai pramutamu?
“Qiara, ayahmu agak kasar sebelum ini, tapi dia tidak marah lagi. Pulanglah bersama saya.” Segerasetelah Maggy selesai berbicara, dia mencoba menarik Qiara ke dalam mobil bersamanya.
Namun, Qiara juga bertekad. “Saya tidak akan pulang, Bu. Saya sedang bekerja sekarang. Kalianharus pergi!”
“Qiara, Ibu datang sendiri untuk membawamu pulang. Bukankah seharusnya kamu menunjukkan rasahormat padanya?” Bianca semakin memanaskan suasana. “Kamu adalah putri tertua keluargaShailendra, tapi kamu malah bekerja sebagai pramutamu. Seluruh keluarga akan dipermalukan jikaada yang tahu tentang hal ini!”
Kata–kata penghinaan Bianca membuat ekspresi Qiara menjadi marah begitu mendengarnya. “Bianca,jangan konyol kamu. Semua orang berhak dihormati karena bekerja untuk menghidupi diri mereka
sendiri. Orang sepertimu yang hanya mengandalkan uang orang tua tidak punya hak untukmeremehkan orang lain.”
Para pramutamu lain yang berdiri di dekatnya sangat marah ketika mendengar apa yang dikatakanBianca, jadi ketika mereka mendengar tanggapan Qiara, mereka bersukacita dan setuju dengansepenuh hati secara diam–diam.
Bianca bersemu merah dan memelototi Qiara. Sementara itu, melihat tekad Qiara untuk melanjutkanpekerjaannya, Maggy tidak punya pilihan lain selain menghormati keputusannya.
“Baiklah, tapi kamu harus pulang ke rumah setelah bekerja. Ibu akan membiarkanmu bekerja, tapikamu harus pulang ke rumah.” Maggy tidak ingin menguliahi Qiara di depan umum.
“Baiklah, saya akan pulang setelah bekerja. Ibu harus pergi sekarang,” jawab Qiara. Dia merasaseolah–olah beban berat telah terangkat dari dadanya. Tentu saja, dia sangat senang melihat orangtuanya masili menyayanginya.
“Jangan lupa untuk pulang, Qiara! Orang–orang akan membicarakannya jika seorang wanita
muda sepertimu tinggal di rumah seorang pria.” Bianca tidak lupa menyentil Qiara sebelum pergi.
Qiara dapat merasakan tatapan yang datang dari rekan–rekannya. Dia marah atas tindakan Bianca,tapi tidak bisa berbuat apa–apa karena mobil Keluarga Shailendra sudah pergi.
“Qiara, itu adikmu, ya?! Apa kalian berdua benar–benar bersaudara?”
“Ya, dia adik kembar saya,” jawab Qiara.
Mereka tidak seharusnya mengobrol saat bekerja, jadi mereka melanjutkan pekerjaan mereka. Qiaramulai merasa enggan untuk pulang ke rumah lagi. Dia merasa lebih nyaman tinggal di rumah Nando.
Jika Nando tidak mengusirnya, dia lebih tertarik untuk tinggal lebih lama. Dia telah dipaksa untukmenelan segala macam kemarahan dan frustrasi selama setahun terakhir sejak Bianca pulang kerumah. Rumah yang dulunya hangat dan mengundang kini malah membuatnya
tertekan.
Sementara itu, Nando sedang berada di salah satu ruang rapat hotel untuk melakukan tugas.hariannya mendengarkan laporan dari berbagai bawahannya. Bisnis hotel telah melonjak pada. paruhpertama tahun ini dan sang manajer, yang sedang memberikan presentasi, melaporkan dengan sangatantusias.
Namun, terlihat jelas bahwa atasan muda sang manajer, yang duduk di ujung meja, tidakmemperhatikan presentasi tersebut.
Ummm? Apa yang terjadi dengan Pak Nando?
“Pak Nando, bagaimana pendapat Anda tentang saran kami?” tanya orang yang paling berani di antarapara karyawan.
“Pak Nando?”
Nando akhirnya tersentak kembali ke dunia nyata, tetapi matanya yang biasanya tajam terlihat sedikitkosong sekarang. Dia menyipitkan matanya dan bertanya, “Apa sarannya? Katakan lagi.”
Para manajer pun bingung. Benar saja, perhatian Nando telah teralihkan tadi.
Setelah mendengarkan presentasi lagi, Nando mengangguk. “Baiklah, lanjutkan dengan proposalnya.Rapat ditunda.”
Dia bangkit dan meninggalkan ruang rapat. Saat itu, ponselnya mulai berdering. Dia mengeceknya danmelihat bahwa itu adalah telepon dari salah satu teman dekatnya, Julian Gideon. Dia menjawabtelepon tersebut dengan nada bicara yang malas, “Hei, Pak Selebritas.”
“Apa kamu ada waktu luang hari ini? Ayo kita minum bersama. Saya hampir sampai di hotel. Sebuahsuara keperakan dan canggih terdengar melalui pengeras suara telepon. Suara adalah suara yangbisa memikat pendengarnya.
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report