Ruang Untukmu -
Bab 1225
Bab 1225
Bab 1225 Konfrontasi
Sepertinya dia bicara dengan Lathan. Jadi dia mencampakkan laki–laki itu?
Hal pertama yang Qiara lakukan saat bangun keesokan harinya adalah melihat jam. Sembilan kurangsepuluh? Dia mematung sejenak. Oh, tidak, saya akan terlambat! Dia harus bergegas tetapi beberapadetik kemudian teringat bahwa dia sudah diberhentikan dari pekerjaannya. Oh, hari ini saya tidakbekerja.
Qiara kemudian kembali berbaring di ranjang. Dia ingin tidur, tetapi tidak mengantuk. Akhirnya, diaturun dari ranjang dan mandi, lalu berganti baju kasual sebelum turun ke lantai bawah.
Qiara baru saja hendak turun ketika mendengar Bianca berkata, “Saya mohon, Ayah. Ajak saya kekantor. Saya ingin belajar mengelola sebuah perusahaan. Saya mohon, ajari saya.”
“Boleh. Kamu ikut Ayah, tetapi mungkin kamu akan kelelahan,” ucap Biantara dengan penuh kasih–sayang.
“Asik! Saya tidak akan lelah. Saya akan belajar sekeras mungkin agar bisa mengambil alih.pengelolaan perusahaan di kemudian hari,” ucapnya dengan penuh percaya diri.
“Anda bersemangat sekali, Nona Bianca,” puji seorang pelayan.
“Tentu saja, saya ini putri Ayah,” jawab Bianca dengan sikap manis.
Qiara melihat keduanya pergi sebelum berjalan ke meja makan. Seorang pelayan menyajikan sarapanuntuknya. Pelayan itu merawatnya dari kecil, dan dia berkata dengan lembut, “Nona juga harus pergike kantor mempelajari beberapa keterampilan manajemen dari Tuan Besar. Setelah sarapantentunya.”
Bahkan pelayan sekalipun bisa melihat kalau Bianca sedang menonjolkan diri untuk persiapan warisankeluarga. Berbeda dengan Tuan Besar di rumah yang terlihat tidak menyadari hal ini, para pelayanjustru mengamati apa yang sedang terjadi. Sejak kedatangan ke rumah ini, Bianca memang berusahamengambil alih semuanya. Jelas sekali dia ingin memiliki segalanya.
Qiara menyeruput sup ayam dan tersenyum. “Sup ayam buatanmu terasa lebih lezat sekarang.Nyonya Prakoso.”
Anika tersenyum. “Tetapi Nona sudah memakan sup yang sama ini selama bertahun–tahun. Pastimerasa bosan.”
“Tidak, saya tidak bosan. Saya tidak pernah merasa bosan dengan sup buatanmu.” Qiara memujinya.
“Nona Bianca bilang rasanya hambar.” Semenjak Bianca datang, pekerjaan Anika semakin berat.Bianca selalu mengeluh tentang apa pun, dan Anika sudah tidak sanggup lagi menghadapinya.
“Menurut saya rasanya lezat,” Qiara meyakinkannya. Sudah hari Kamis. Dan acara makan malamnyabesok, dan saya sangat menanti–nantikannya.
Qiara kemudian memilah–milah barang miliknya di sore hari. Saat membuka kotak perhiasan danmengetahui bahwa anting–antingnya tak ada, dia merasa gejolak amarah menyeruak dari dalamdirinya. Bianca! Pasti dia pelakunya!
Bianca pulang pukul tiga sore, sambil membawa beberapa tas belanjaan. Alih–alih belajar mengelolaperusahaan, dia ke sana justru meminta uang dari Biantara untuk berbelanja.
Makan malam itu sudah dekat, dia harus mendaptakan beberapa gaun untuk acara tersebut. Meskipuntidak ingin bertunangan dengan Lathan, dia tetap ingin berpenampilan lebih menarik daripada Qiara.
Qiara langsung menghadangnya. “Kamu mengambil anting–anting saya, bukan? Kembalikan.”
Bianca menyilangkan lengannya dan mencibir. “Bukti apa yang bisa kamu tunjukkan?”
“Tidak mungkin ada orang lain yang masuk ke dalam kamar saya.”
“Pelayan bisa masuk ke sana. Saat mereka membersihkan kamarmu.” Bianca sengaja menyeret parapelayan ke dalam masalah ini.
Para pelayan merasa tegang kemudian membela diri. “Kami tidak mungkin mengambil barang milikNona Qiara, Nona Bianca.”
“Saya percaya mereka tidak akan melakukannya. Saya tidak bisa mengatakan hal yang samaterhadap kamu, jadi cepat kembalikan. Kembalikan.” Qiara menuntut.
Sorot mata Bianca menyiratkan kebencian. “Kamu mendapatkan apa pun yang kamu mau sejak kecil.Yang saya lakukan hanya mengambil anting–antingmu, dan kamu menceramahi saya tentang halremeh itu? Saya harus mencocokkan dengan gaun saya, dan saya tidak ingin membeli anting baru.Saya ini adikmu, jadi tidak bisakah kamu membiarkan saya mengenakannya?”
Qiara bosan mendengar retorika yang sama berulang–ulang. Di masa lalu, dia memang mengalah,tetapi tidak sekarang. Apalagi ketika dia mengetahui watak asli Bianca. Jika terus mengalah danmenyerah, maka Bianca akan terus–menerus membuatnya menderita.
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report