Ruang Untukmu
Bab 1270

Bab 1270

Bab 1270 Putri Sulung yang Tak Tertandingi

Qiara dengan cepat menjadi orang yang paling membuat iri semua orang di aula. Setiap wanita di aulamalam ini bekerja di industri mode dan mengikuti tren terkini. Oleh karenanya, mereka menyadaribetapa istimewanya gaun yang dikenakan Qiara.

Itu adalah gaun tingkat atas dari Seri Mawar, yang diluncurkan musim semi lalu oleh Blaire, desainerterkenal dunia.

Melihat gaun di aula tersebut, salah satu wanita tidak bisa menahan diri untuk tidak berseru, “Siapawanita itu? Bagaimana dia mendapatkan gaun itu?”

“Bukankah jawabannya sudah jelas mengingat siapa yang dia gandeng? Itu Nando, tuan mudaKeluarga Sofyan! Tentu saja dia bisa mendapatkan gaun apa pun yang dia inginkan!”

Sementara itu, Bianca sedang berjalan kembali ke aula setelah meninggalkan para wanita. Dia denganlembut menepuk–nepuk beberapa tetesan air di dadanya, takut gaunnya akan kotor. Namun, diamerasakan cahaya terang memancar dari kerumunan di aula, dan bunga mawar di gaun yang bersinaritu tampak sangat anggun dan misterius di bawah cahaya. Dengan detail berlian, itu tampak persisseperti mawar pertama yang mekar di kabut pagi.

Tepat ketika dia terpukau dengan gaun tersebut, dia melihat wanita yang memakainya mengambilsegelas anggur merah dari pelayan. Penampilan memesona dari samping itu benar- benar membuatBianca terkejut.

Kenapa Qiara ada di sini? Bagaimana ini mungkin?!

Qiara tampak seperti putri bangsawan, menarik perhatian semua orang. Hati Bianca seolahmembengkak karena kecemburuan saat melihat betapa menawannya Qiara. Kemudian Bianca

memperhatikan Nando, yang sedang sibuk menyapa para tamu, berdiri di samping Qiara, dan diamenyadari bahwa Qiara adalah pendamping Nando untuk jamuan malam ini.

Bianca mengira bahwa Qiara tidak bisa hadir tanpa undangan Biantara, namun yang membuatnyaterkejut, Qiara tiba bersama Nando.

Bianca kemudian menundukkan kepalanya untuk melihat gaun merahnya, yang sekarang tampak jelekdibandingkan dengan gaun Qiara. Menyadari hal ini, dia dengan putus asa menurunkan tangannyayang tadi menepuk–nepuk tetesan air di dadanya. Kemudian, dia menatap Lina yang tengah berbicaradengan teman–temannya dengan nada berbisik sambil sesekali melihat ke arah Qiara.

Jelas dia juga kesal!

Setelah menarik napas dalam–dalam, Bianca berjalan menghampiri Qiara.

“Kamu juga di sini, Qiara, seru Bianca.

Qiara mengira dia sedang berhalusinasi saat mendengar suara Bianca. Mendengar itu, dia dengancepat berbalik dan melihat orang yang menghampirinya memang Bianca.

“Kenapa kamu di sini?” Qiara bertanya dengan heran.

Bianca tersenyum lebar sebagai jawaban. “Ayah membawa saya ke sini untuk melihat–lihat!”

Faktanya, dia memamerkan fakta bahwa Biantara hanya membawanya ke sini.

Itu berhasil pada Qiara. Ayah hanya membawa dia sendiri?

“Jangan salahkan Ayah, Qiara! Saya tidak seperti kamu yang sudah menghadiri acara besar sejakkamu masih kecil, jadi Ayah membawa saya ke sini,” lanjut Bianca dengan senyum yang masihtersungging di wajahnya.

Mendengar itu, Qiara meninggikan kepalanya untuk mencari Biantara, yang dia temukan di antarasekelompok pengusaha. “Saya akan menyapa Ayah,” katanya pada Bianca.

Kemudian, dia berjalan ke arah Biantara. Biantara terkejut sekaligus senang melihat Qiara tampildengan sangat cantik, dan dia berkata, “Bagaimana kamu bisa sampai di sini, Qiara?”

“Saya datang dengan Nando, Ayah,” jawab Qiara sambil tersenyum.

“Wow! Apakah ini putri sulung Anda, Pak Biantara? Anda benar–benar beruntung memiliki putri yangbegitu cantik!”

“Betul! Dia bukan hanya cantik tapi juga anggun dan elegan.”

Semua orang sangat memuji Qiara. Memang, dia juga pantas mendapatkan pujian seperti itu, karenadia benar–benar terlihat memukau dalam sorotan.

Namun Bianca, yang berencana menghampiri mereka, merasa tidak senang. Dia sadar dia seharusnyatidak menghampiri mereka sekarang karena dia akan terlihat seperti aksesori yang hanya ada untukmelengkapi Qiara.

Saat dia hendak berbalik dan pergi, Biantara menyadari keberadaannya dan memanggilnya. “Bianca,kemarilah.”

Dengan itu, Bianca tidak punya pilihan selain mengikuti perkataannya. “Ini putri bungsu saya, Bianca.”

Semua orang menoleh untuk melihat Bianca segera setelah itu. Mereka semua terkejut dengan betapaberbedanya penampilan Bianca dan Qiara, dan bahkan meragukan apakah mereka kembar. Di sisilain, Bianca tampaknya merasakan keraguan mereka dan merasa tidak berdaya. Wajahnya memerahkarena malu, dan hatinya dipenuhi oleh kebencian terhadap Qiara.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report