Ruang Untukmu
Bad 24

Bad 24

Bab 24

Jimmy tertawa dingin. Baginya, Tasya seperti seekor burung yang terjebak dalam sangkar,sepenuhnya ada dalam kendalinya. Di saat yang bersamaan, Tasya mulai merasa sangat pusing.Tepat saat Jimmy hampir saja meraihnya, sebuah suara dingin terdengar. “Lepaskan Nona Tasya.”

Lalu, seseorang melompat dari balik pagar dan berdiri di depan Tasya, menghadang Jimmy didepannya. Sambil menatap laki-laki yang menghadangnya, Jimmy membentak, “Beraninya kamumasuk tanpa izin ke rumahku, hah? Cepat minggir!”

Roy berbalik dan berkata pada Tasya. “Cepat pergi, Nona Tasya.”

“Pak Roy?” Tasya terperangah. Tapi, dia terus berjalan menuju gerbang saat tubuhnya mulai terasapanas dan tidak nyaman. Tepat saat dia membuka gerbang, dia jatuh ke pelukan hangat dari sepasangtangan yang kekar untuk menyeimbangkan tubuhnya, membuat Tasya mengerang dan mengangkatkepalanya. Ketika dia melihat laki-laki di depannya, yang lebih tinggi darinya, matanya terbelalak.Kenapa harus dia? Kenapa Elan ada disini?

“Kamu keras kepala seperti seekor keledai!” Elan sama sekali tidak ingin melunak, dia berbicara terusterang saat Tasya muncul di depannya.

Mendengar ini, Tasya hanya terdiam, dan dia tidak menyangkal kalau Elan lebih bisa diandalkandaripada

Jimmy. Lalu, dia mengulurkan tangannya meraih pundak Elan untuk menyeimbangkan dirinya. “Tolongaku .. Keluarkan aku dari tempat ini.”

Mendengar perkataan Tasya, Elan berkata pada Roy, “Beri dia pelajaran.”

Setelah itu, dia menggendong Tasya, yang langsung meringkuk di pelukannya, dan bergegas ke mobil.

Di sisi lain, Roy, yang awalnya hanya ingin menghadang Jimmy saja, melayangkan pukulan ke wajahJimmy tanpa ampun dan mengakhirinya dengan pukulan ke perut Jimmy. Seketika tubuh Jimmyterjerembab ke tanah kesakitan. “Siapa kamu? Siapa laki-laki yang ada di luar itu? Aku tidak akanmembiarkan kalian berdua pergi begitu saja!”

“Siapa yang memberimu hak untuk menggoda perempuan Pak Elan?”

“Apa?! Apakah laki-laki yang di luar itu … Elan Prapanca?” ujar Jimmy tercengang dan seketikamemohon ampun, “Aku minta maaf … Aku melakukan kesalahan. Tolong becitahu Tuan Muda Elankalau aku menyesal

Setelah Roy pergi, Jimmy meringkuk di tanah. Dia sangat kesakitan dan perlahan keringat dinginmengucur di tubuhnya.

Tasya jadi perempuan Elan? Meskipun Jimmy menduga kalau Elan juga tertarik pada Tasya, dia tidakmengira kalau rencananya akan gagal begitu saja.

Di satu sisi, tubuh Tasya mulai terasa panas saat dia duduk di kursi belakang mobil, dan dia semakinmerasa tidak nyaman dengan posisi tubuhnya yang setengah berbaring. Tiba-tiba, dia merangkulkantangannya ke leher Elan, seolah berada di dekat tubuhnya membuatnya merasa lebih baik.

“Tolong selamatkan aku… Bawa aku ke rumah sakit …” Tasya menatap Elan dengan mata berkaca-kaca seolah dia adalah seekor kelinci yang menyedih.

Saat itu, Roy masuk ke dalam mobil lalu berbalik pada laki-laki yang duduk di kursi belakang mobil danbertanya, “Kemana kita pergi, Tuan Muda Elan?”

ke rumah sakit,” balas Elan.

Lalu, Roy menyalakan mobil dan melaju pergi.

Tapi, Tasya masih merasa sangat tidak nyaman. Di bawah bayangan lampu jalanan, wajah tampanElan tidak lagi terlihat menyebalkan. Tiba-tiba dia duduk di pangkuan Elan dan melingkarkantangannya di leher Elan dan mencium bibir tipis Elan yang menggoda.

Seketika, tubuh Elan menegang. Beraninya dia menciumku dengan paksa?

Meskipun dia terkejut dengan ciuman Tasya yang tiba-tiba, dia masih bisa merasakan tubuh Tasyayang halus itu menekan tubuhnya. Dia langsung menarik kaca pemisah mobil di bagian depan, lalumeraih kepala Tasya dan membalas ciumannya dengan penuh gairah.

“Hmm ” Tasya merasakan sensasi menggairahkan di seluruh tubuhnya lalu melingkarkan tangannya kepunggung Elan sambil menikmati ciuman Elan yang menggairahkan.

Di saat yang bersamaan, tangan Tasya terus meraba-raba punggung Elan, membuatnya semakintegang dan terengah-engah. Elan memicingkan matanya.

Apa perempuan ini tahu apa yang sedang dia lakukan?

Tapi, perempuan ini entah kenapa begitu penurut. Dia tidak keras kepala seperti dirinya biasanya, danmembiarkan Elan melumat bibirnya. Sedangkan Elan sendiri kehilangan kontrol atas dirinya danpikirannya, dan terus mencium Tasya tanpa sadar.

“Hmm …” Tiba-tiba Tasya tersadar dan mendorong Elan menjauh. “Elan Prapanca, dasar bajingen!Menyingkirlah!”

Seketika, wajah Elan menahan amarah. Kenapa dia menggodaku lalu meninggalkanku begitu saja?Kenapa dia bisa plin-plan begini?

Meskipun begitu, gairah yang membara kembali Tasya rasakan ketika dia melepaskan pelukan Elan.Di saat yang bersamaan, mobil tiba-tiba berhenti, membuat wajahnya bersandar di leher Elan. Tepat

saat Tasya menyentuh kulit Elan, dia mengatupkan bibirnya dan perlahan menggigit dan menghisapleher Elan seperti lintah dan tidak mau melepaskannya.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report