Ruang Untukmu
Bab 300

Bab 300

Ruang Untukmu

Bab 300

heudakgembiraan cilintas di wajah Alanna. Dia mengamuk dalam hati saat inclibat Tasya, Apa diasengaja melakukan ini? Wanita itu benar–benar tahu bagaimana memilih waktu terburuk. Dari semuawaktu yang bisa dia pilih untuk mendatangi Elan, dia memilih muncul sekarang‘

Sementara itu, iatapan Elan yang penuh kerumitan terarah kepada wanita yang baru saja menerobosmasuk. Pria itu langsung kegirangan. Si pria membatin, ‘Apa Tasya menguping dari luar.

Setelah Tasya menenangkan dirinya, wanita itu mulai menjelaskan dengan serius, “Saya minta maaf.Saya baru saja sampai. Saya akan kembali lagi nanti kalau saya sudah mengganggu percakapankalian.”

Dia baru saja mau pergi setelah mengatakan itu ketika suara pria itu memanggilnya dari belakang,“Tunggu sebentar.”

Elan kemudian menoleh ke wanita di mejanya dan berkata, “Alanna, pergi dan kenali kantormu terlebihdahulu.”

Rencana Alanna mengajaknya makan malam langsung gagal karena campur tangan Tasya. Wanita itumengerutkan bibirnya dan tersenyum tatkala dia menjawab, “Mengerti, Elan. Kalau begitu, aku pergi,ya.”

Kedua wanita itu saling bertatapan tatkala Alanna berjalan melewati Tasya. Meskipun kesal, Alannaberhasil menyapa Tasya dengan sopan.

“Halo,” katanya.

“Halo,” jawab Tasya dengan suara yang sama sopannya.

Begitu pintu di belakangnya tertutup, dia tidak punya pilihan selain menatap pria yang duduk di meja.Namun, saat mata mereka saling bertatapan, Tasya menundukkan kepalanya dengan rasa bersalahtatkala dia berjalan ke arah Elan. Dia lalu meletakkan kartu bank yang dia pegang erat erat dihadapannya dengan patuh dan berkata, “Aku mau mengembalikan ini.”

Tatapan Elan mengikutinya dan si pria agak mengerutkan keningnya saat melihat kartu itu danbertanya, “Apa ini?”

Si wanita lalu berdeham saat dia menjelaskan, “Ini donasi sebesar 10 miliar yang kudapat dari TamanKanak-kanak Harapan. Silakan diambil!”

Wajah tampan Elan langsung memperlihatkan kekecewaannya. Si pria tidak memercayai kalau

Tasya akan mengembalikan uangnya diam-diam!

“Apa kamu tidak mengirim Jodi ke sekolah ini?” tanya pria itu yang bangkit dari kursinya denganmarah, tubuhnya yang besar dan tinggi menjulang melebihi Tasya.

Merasa’terkejut, Tasya mundur selangkah dengan rasa bersalah dan buru-buru menjelaskan, “Akupunya batasanku. Aku hanya bisa memberikan Jodi pendidikan terbaik sesuai dengan kemampuanku.Aku tidak bisa bergantung dengan bantuanmu.”

Pojaa itu sangat maralı seiclalı mendengar perkataan si Winita sampai-sampai adanya mulai terasasakit. Dia mengulurkan tangan untuk membenarkan bagian depan atasannya dan dia mchanik napaspanjang sambil bertanya, “Ke mana kamu mengirimnya?”

Di mata Tasya, Elan sepertinya paling kesal karena putranya tidak bisa menerima pendidikan terbaik.Wanita inu masih bersyukur atas perhatian pria ilu atas kesejahteraan putranya, jarli dia menghibur si

pria, “Pak Elan, saya tahu Anda menyukai Jodi, tetapi Anda benar-benar tidak usah khawaur. Sayamengirimnya ke sekolah swasta lain. Itu juga sckolah yang lumayan bagus. Tolong simpan kartunya.”

Saat wanita itu berbalik pergi setelah mengatakan isi hatinya, dia mendengar embusan dingin datangdari belakang.

“Apa yang baru saja kamu dengar?” Elan menanyainya.

Dia berhenti berjalan dan menggelengkan kepalanya. “Aku tidak mendengar apa-apa.”

“Namanya Alanna Danu. Dia putri sahabat ayahku. Dia akan menjadi rekan kerjamu mulai hari ini danseterusnya,” jelas pria itu dengan santai.

Seperti yang Tasya pikirkan, dialah gadis yang dikatakan Felly sampai dengan pesawat ke sini. Sambilmenengok, Tasya memuji, “Oh! Benarkah? Dia sangat cantik!”

Wanita itu lalu menatap pria itu dengan tatapan penuh perhatian. Si pria memperhatikan tatapananehnya dan dia mengerutkan keningnya tatkala dia bertanya, “Apa yang mau kamu katakan?”

“Sepertinya dia sangat menyukai Anda. Dia pasti berniat mengejar Anda. Kesempatan itu harus. Andatangkap, Pak Elan,” jawab Tasya dengan bercanda.

“Jadilah lebih percaya diri. Dia tidak lebih cantik darimu.”

Pria itu meletakkan kedua tangannya di atas meja tatkala dia menatap si wanita dengan mata berapi-api. Wanita itu terdiam sesaat dan dia mulai menghina dirinya sendiri, ‘Cantik apanya aku ini? Aku inibiasa saja. Aku tidak bisa dibandingkan dengan wanita itu.‘

“Apa kamu pernah mendengar pepatah kalau cinta membuat segalanya menjadi indah dan keindahanitu ada di mata yang melihatnya? Sekalipun, kamu berubah menjadi orang bodoh suatu hari nanti,

kamu akan tetap menjadi orang bodoh tercantik di dunia bagiku,” kata Elan memarahinya denganmenggodanya.

Merasa marah, Tasya memutar matanya ke arah pria itu.

Dia membatin, ‘Beraninya dia memanggilku orang bodoh! Dia yang bodoh, bukan aku!

“Aku akan menjemput Jodi bersamamu nanti malam. Aku juga mau melihat sekolah barunya.” ,

Pria itu akhirnya menerima pengaturan Tasya. Lagi pula, ini bukan pertama kalinya wanita itu menolakbantuannya. Menolaknya merupakan sifat yang membuat Tasya menjad dirinya sendiri. Pria itu sudahterbiasa. Mau tidak mau, Elan merasa aneh bagaimana semua wanita yang mendekatinya, termasukAlanna yang mendekatinya hari ini, akan melakukan segalanya untuk mendepatkan perhatiannya.Namun, entah bagiamana, Tasya menjadi pengecualian.

Previous Chapter

Next Chapter

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report