Ruang Untukmu -
Bab 363
Bab 363
Ruang Untukmu
Bab 363
“Aku mendengar bahwa keluarga Prapanca telah berusaha untuk membayar pengorbanan muliaibumu selama ini. Aku yakin Nyonya Besar Prapanca sangat
sal telah mengancam walikota saat itu; jika dia tidak melakukannya, ibumu pasti akan selamat. Nyawatuan muda memang lebih berharga dari pada emas, tapi bukan berarti nyawa ibumu pantas direnggut.Sayangnya, dunia ini tidak akan pernah berlaku adil; orang kaya akan membeli jalan keluar untukmenghindari kematian, dan rakyat jelata seperti ibumu hanya harus menyerah pada takdirnya.”
Tasya ingin sekali membuat Rully menutup mulutnya dan membuatnya berhenti untuk membicarakansemua ini. Dia sama sekali tak ingin mendengar tentang mereka.
Namun, Rully adalah seorang pria kejam yang menganggap perbuatannya yang sangat jahat menuntutseorang penonton, dan Tasya untuk menjadi pendengar yang baik. Lebih tepatnya, sisi sadisnya takakan pernah rela untuk melewatkan kesempatan untuk menyiksa seseorang. Pemandangan daripenderitaan dan kekesalan dari Tasya sudah jelas memberikan kepuasan yang dia pikir telah lamadilupakan.
“Jika aku adalah ibumu, maka aku akan sangat menyesal bahwa aku telah melahirkan seorang putriyang tak tahu berterima kasih dan seorang pengkhianat sepertimu. Kamu bisa memiliki pria mana punyang kamu inginkan, tetapi kamu malah memilih untuk mencintai Tuan Muda Elan, yang bisa hidupdengan mengorbankan nyawa ibumu yang mati dengan sangat mengenaskan!”
Hentikan! Diam! Tasya ingin berteriak padanya. Dia tahu apa yang coba dilakukan oleh Rully; dia inginTasya membenci Keluarga Prapanca.
“Bos, kita sudah kehabisan waktu. Ayo cepat kita bunuh dia,” salah satu bawahan Rully menyela darisuatu tempat.
“Maaf, Nona Tasya, tapi aku kira kamu sudah berbagi nasib buruk dengan ibumu dan harus mati ditanganku. Namun, jangan khawatir. Kamu pasti akan segera bertemu kembali dengannya!” Rully puntertawa.
Rasa ketakutan dan kemarahan sudah menjalari Tasya seperti koktail yang manjur ketika diamenyadari bahwa Rully sudah berencana untuk membunuhnya, meskipun dia tak tahu alasannya. Apagunanya kematianku untuknya? Apakah ini caranya untuk kembali menjadi bagian dari KeluargaPrapanca dan menantang mereka? Atau apakah ini ada hubungannya dengan hubunganku denganElan? Apakah dia ingin mengambil nyawaku agar bisa menghancurkan hati Elan danmenghancurkannya secara emosional?
Sementara itu, setengah lusin kendaraan yang dibawa oleh para pengawal sudah melaju kencangmenuju ke lokasi, melewati medan berlumpur dan pegunungan
karena mereka memang tampak seperti bantu.
Bawahan Rully yang ditempatkan di luar rumah yang ditugaskan sebagai pengintai tak dapatmenanggapi tepat waktu, dan dia dengan cepat berteriak, “Bos!” Namun, ketika mobil terdepan melajuke depan dan berusaha memnabraknya, dia dengan cepat menghindar dan melompat ke selokan yangmengalir di sepanjang sisi rumah. Detik berikutnya, ledakan keras memenuhi udara saat mobil itusudah menabrak pintu depan rumah, menyebabkan seluruh dindingnya roboh dan runtuh.
Pria yang duduk di kursi pengemudi itu langsung melihat adegan yang membuat darahnya terasamendidih.
Tasya sedang meringkuk di tanah dengan kepalanya yang sudah ditutupi karung dan pergelangantangannya pun terikat.
Saat melihat mobil dan dinding yang runtuh, Rully pun melompat kaget. Dia tahu bahwa Elan telahmengirim pengintai untuk mengawasinya, tetapi dia tak berpikir kalau mereka akan tiba secepat ini.Dengan secepat kilat, Rully segera meraih Tasya dan menariknya dari lantai, sambil menekan pisau kelehernya dan mencibir. “Keponakanku tersayang, apakah kamu datang untuk berkunjung?” ucapnya.
“Lepaskan dia,” Elan berteriakdengan kemarahan seperti makhluk dari neraka, tatapannya begitutajam dan penuh dengan kemarahan.
“Ck, ck. Apa kamu benar–benar sangat mencintai gadis itu? Sikapmu menjadi lembut, Elan. Aku tidakberpikir Keluarga Prapanca bisa besikap romantis sepertimu. Begitulah kehormatan keluarga kami,”ejek Rully dengan acuh. Tanpa peringatan lagi, dia sudah mengayunkan pedang di sepanjang lipatandi leher Tasya, menghasilah sebuah garis tipis yang mengeluarkan darah.
“Lepaskan dia, Rully!” Elan berteriak, suaranya bergetar karena marah dan panik.
Rully menyadari bahwa situasi itu sangat menguntungkan baginya. Dia pun mengejek dan berkata,“Aku akan melepaskannya, tetapi dengan syarat kamu harus segera mentransfer lima puluh persensaham Perusahaan Prapanca kepadaku. Jika tidak, maka aku akan turun, lalu aku akan membawanyabersamaku.”
Saat itu, Rully sudah menarik karung dari kepala Tasya untuk memperlihatkan wajah pucat dansedihnya. Ada kain yang disumpalkan ke mulutnya untuk meredam tangisannya, tapi mata Tasyatampak berkaca–kaca saat dia menatap pria yang ada di depannya–pria yang akan melakukan apasaja untuk menyelamatkannya.
“Baiklah. Aku akan memberimu apa pun yang kamu mau, tapi biarkan dia pergi dulu,” Elanmengatakan dengan tegas dengan anggukan kepalanya.
“Minta salinan perjanjian yang dikirimkan kepadaku, dan aku ingin perjanjian itu dapat disahkan secarahukum,” tuntut Rully, memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil sahap dari perusahaan yangmenjadi haknya.
Sementara itu, Tasya tidak takut mati, bahkan untuk saat ini. Dia sangat membenci pembunuh ibunyasetengah mati, dan dia ingin Rully bisa membayar kematian Amalia dengan darah. Tidak hanya itu, diajuga tak ingin kalau Elan menyerahkan setengah kepemilikan Perusahaan Prapanca kepada iblis inihanya demi menyelamatkannya.
Karena itu, Tasya menatapnya tanpa henti sambil agak menggelengkan kepalanya, memberi isyaratpadanya untuk menolak tawaran itu.
“Aku akan melepaskannya hanya setelah aku sudah melihat perjanjiannya,” jawab Rully. Dengan anakbuahnya yang mengelilinginya dan Tasya, tak ada cara bagi pengawal mana pun untuk majumenyelamatkan sandera. Yang lebih buruk lagi adalah bahwa Rully memiliki pisau yang menempel dileher Tasya, dan setiap gerakan yang dilakukan oleh Tasya bisa berarti menjadi kematiannya sudahberada di telapak tangannya.
Previous Chapter
Next Chapter
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report