Ruang Untukmu
Bad 37

Bad 37

Bab 37

t

5 mutiara

“Aku belajar sendiri. Pak Tampan, berapa lama kamu akan menyelesaikannya?” si kecil itu tertawasaat dia bertanya.

Elan mengambil kubus itu dan mengacaknya, lalu dia menyelesaikannya dalam waktu 10 detik. Diamelemparkan kubus itu kembali ke lelaki kecil itu, yang ternganga saat dia melihat Elan dengankagum. “Kamu hebat, Pak!”

Itu hanya pujian dari anak kecil, tetapi Elan merasa sangat senang dengan hal itu. Dia tersenyum danberkomentar, “Kamu sendiri juga hebat.”

Jika seseorang kebetulan melihat hal ini, dia pasti akan takjub mendapati bahwa keduanya tampakpersis sama ketika mereka tersenyum.

Tasya kembali ke ruang rapat. Untungnya, Felly tak begitu keberatan dengan kepergiannya dan sudahwaktunya makan siang saat rapat selesai.

Tasya ingin tahu ke mana dia harus membawa putranya makan siang saat teleponnya berdering. Diamengulurkan tangan dan menjawab, “Halo.”

“Jodi akan ikut denganku untuk makan siang. Datang dan bergabunglah dengan kami. Kami berada direstoran di seberang perusahaan.” Suara rendah pria itu terdengar, tampaknya tak mau menerimajawaban ‘tidak’.

Pikiran Tasya mulai berdengung. Elan mengajak anakku makan siang? Tanpa seizinku?

Sialan, pria ini baru saja membawa anakku pergi tanpa pemberitahuan. Sangat tidak sopan!

Tasya mengambil ponsel dan tasnya sebelum dia buru-buru keluar. Restoran di seberang pecusahaanmemiliki status yang lebih tinggi, dan saat dia berjalan ke dalam dia segera melihat putranya dan Elanduduk di dekat jendela.

Tasya menarik napas dalam-dalam dan berjalan mendekat untuk duduk di samping putranya. “Makansiang ini aku yang mentraktir, sebagai ucapan terima kasihku kepada Pak Elan karena telah menjagaputraku.”

Setelah itu, dia akhirnya merasa lebih baik tentang situasi ini.

Elan menatapnya dengan tatapan penuh arti, pikirannya menjadi rumit. Wanita ini bahkan menolaksedikit kebaikan darinya.

“Mama, Pak Tampan hanya perlu 10 detik untuk menyelesaikan kubus Rubik,” komentar si kecil karenadia ingin ibunya tahu betapa hebatnya Pak Tampan.

Tasya tersenyum seenaknya. “Ah, benarkah?”

Setelah memesan, mereka disajikan es krim sebelum makan. Si kecil dengan senang hati mengambiles krim itu dan mulai melahapnya. Karena Tasya tahu bahwa Jodi memiliki masalah perut sejak diakecil, dia tidak bisa makan terlalu banyak makanan alkali. Jadi, Tasya meminta. “Mama coba juga ya.”

“Ini, Ma.” Pria kecil itu mengambilkan es krim untuk mamanya, yang dia makan dengan tergesa-gesa.Beberapa saat setelah itu, dia mengambil lagi dan melihat ke arah pria yang duduk di seberangmereka. “Pak, kamu mau juga?”

Tasya segera panik saat dia buru-buru menghentikannya. “Jodi. Mama kan makan dari mere

jadi kamu tidak boleh menawarkannya kepada orang lain. Itu tidak sopan.”

Namun, pria yang duduk di seberang mereka menyipitkan matanya dan berpikir, Kita kan sudahberciuman sebelumnya, jadi kenapa masalah buatmu?

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report