Ruang Untukmu
Bab 630

Bab 630

Bab 630

Elan menoleh ke arah suara itu dan ada sedikit senyum di wajahnya, “Luna, kamu kembali.”

Luna adalah salah satu teman masa kecil Elan, dan mereka tumbuh bersama.

“Saya tidak percaya kamu bisa mengenali saya! Saya sangat senang! Saya kira kamu sudah tidakingat dengan saya karena saya sudah dewasa dan penampilan saya telah berubah.” Luna berjalan darijalan kecil di dekat hutan sambil merapikan rambut keriting panjangnya yang tertiup angin. “Selamatatas pernikahanmu.”

“Saya sangat senang melihatmu kembali ke sini untuk pernikahan saya.” Elan mengangguk sambiltersenyum.

“Saya ingin sekali bertemu dengan calon istrimu, calon nyonya muda masa depan KeluargaPrapanca.” Ada ekspresi kekaguman di mata Luna.

“Kamu akan menyukainya.” Elan menoleh ke manajer humas dan berkata, “Kamu bisa pergi danmenangani pekerjaanmu dulu.”

Luna melanjutkan. “Elan, kita tidak bertemu selama dua belas tahun. Di mata saya, kamu tidak banyakberubah. Kamu masih tampan dan menawan seperti sebelumnya.”

“Namun kamu sudah banyak berubah. Gadis kecil yang dulunya kurus sekarang menjadi wanitadewasa yang cantik.” Elan cukup senang.

“Selamat, Elan, kamu mendapatkan calon istri yang hebat dan putra yang menggemaskan. Sayadengar namanya Jodi, ya?” tanya Luna sambil tersenyum.

“Ya, namanya Jodi, dan dia berumur lima tahun.”

“Saya ingin sekali bertemu putramu. Saya dengar dia seperti replikamu saat masih kecil. Saya akui,saya memiliki kesan mendalam padamu sejak kita masih kecil!” Senyum Luna melebar.

Kemudian, Kirana yang sedang berjalan–jalan tiba–tiba melihat keduanya. Dari jauh, dia melihat Elansedang berjalan–jalan dengan seorang gadis muda herpakaian modis. Mereka mengobrol satu samalain dengan senyum di wajah mereka dan Kirana tidak bisa menahan perasaan cemburunya. Diatersenyum sinis, apa Tasya sadar suaminya sedang asyik mengobrol dengan gadis lain?

Kirana mengeluarkan ponselnya dan beringsut lebih dekat untuk memotret mereka diam–diam.Kemudian, saat Elan pergi, Kirana melihat gadis itu memandang kepergian Elan dan tetap berdiri ditempat yang sama selama beberapa saat. Kemudian gadis itu menarik kembali pandangannya, danterlihat jelas, ada tatapan kerinduan di matanya.

Tasya balikan belum menikah dengan Elan, tetapi calon suaminya sudah menggoda wanita lain. Kiranaberniat untuk menunjukkan video ini kepada Tasya dan melihat tanggapannya.

Jamuan teh diadakan di halaman taman yang sangat mewah dan didekorasi dengan elegan. Ada mejakristal panjang yang dipenuhi dengan makanan dan minuman ringan. Sepertinya semua wanita dalamKeluarga Best Prapanca hadir di jamuan ini.

Hana duduk di tengah taman, dan ada tempat kosong tepat di sebelahnya.

Saat itu, Tasya masuk dari pintu samping taman dan semua wanita menoleh ke arahnya. Saat Tasya

mendekati mereka, para wanita itu menyapanya dengan hormat, “Nyonya Prapanca.”

Tasya mengangguk dengan anggun dan pergi ke sisi Hana. Hana mengulurkan tangan dan memegangtangan Tasya untuk menuntun Tasya duduk di sebelahnya.

“Dia berdandan sangat cantik hari ini. Dia benar–benar memukau.” Salah satu wanita yang hadirlangsung memuji Tasya.

“Saya dengar dia sangat berbakat. Dia telah mendapatkan banyak hadiah dan prestasi.”

“Ya, itu benar. Mahakaryanya sangat berharga saat ini.”

“Saya rasa dia tidak akan punya waktu untuk bekerja setelah menikah. Mulai sekarang, seluruhkeluarga kita akan dipimpin oleh Nyonya Muda Prapanca.”

Hana melihat semua orang mencoba menjilat Tasya. Dia pun menepisnya dengan melambaikantangannya. “Cukup. Kita semua adalah keluarga, jadi mari kita bicara tentang masalah keluarga saja.”

“Hei! Saya dengar Luna sudah kembali. Kenapa dia tidak datang ke jamuan teh hari ini?” tanya salahsatu wanita paruh baya pada wanita berpakaian elegan di seberangnya.

“Luna akan segera datang.” Wanita itu adalah ibu Luna.

“Saya dengar Luna telah mencapai begitu banyak prestasi saat berada di luar negeri dan dia sangathebat di bidangnya. Dia tidak hanya memperoleh gelar, tetapi juga pekerjaan terutama di bidangkeuangan. Dia benar- benar hebat.”

“Kamu terlalu memuji. Dia hanya gadis biasa.”

Hana sedikit terkejut, kemudian dia bertanya, “Luna sudah kembali? Sudah lama saya tidak bertemudengannya.”

“Dia tinggal di luar negeri selama dua belas tahun dan tidak pernah kembali. Maaf karena dia jarangkembali untuk menemui Anda, Nyonya Besar Prapanca.” Kaila angkat bicara dengan rasa bersalah.

“Tidak apa–apa. Yang terpenting anak–anak berprestasi di bidangnya.” Hana menepisnya denganmelambaikan tangannya.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report