Ruang Untukmu
Bab 645

Bab 645

Bab 645

Itu sebabnya, Luna tidak keberatan walaupun dia akan mendapatkan hal buruk untuk apa yang akandia lakukan di masa depan karena dia bersedia melakukannya demi Elan. Selama bertahun–tahunberada di luar negeri, yang ada di pikirannya hanyalah Elan. Dia selalu mencari informasi tentang Elan,dan setiap kali dia melihat wajah Elan di berita keuangan, dia akan merasa bahagia untuk waktu yanglama.

Malam pun tiba, dan perjamuan malam baru saja dimulai. Tasya mengenakan gaun putri duyungberwarna putih yang menonjolkan lekuk tubuhnya yang menawan. Elan pergi ke beberapa meja danmengobrol dengan para tamu. Beberapa pemegang saham utama dari Grup Prapanca duduk disebelahnya.

Di sisi lain, Tasya duduk di tempatnya dan tidak sengaja melakukan kontak mata dengan Salsa.Keduanya pun tersenyum saat tatapan mata mereka bertemu.

Luna tidak memiliki nafsu makan. Dia mengobrol dengan teman–temannya tetapi perhatiannya tertujupada Elan yang duduk tidak jauh darinya. Malam ini, Elan mengenakan setelan jas hitam dan diaduduk di antara pria yang lebih tua. Dia memancarkan aura tenang yang tidak sesuai dengan usianya.Malam itu dia tersenyum dan membuat jantung Luna berdebar.

Kemudian Luna mengalihkan perhatiannya ke Tasya yang sedang mengobrol dengan Hana. Diamemperhatikan apa yang Hana katakan. Ketika wanita tua itu berbicara, dia tampak memandangTasya penuh cinta. Luna pun berpikir bahwa apa yang dikatakan ayahnya mungkin benar. Saat ibuTasya menyelamatkan Elan, dia sudah kalah dalam pertempuran ini karena posisi Nyonya Prapancamemang sudah ditakdirkan menjadi milik Tasya.

Saat itu, Luna melihat Elan bangkit untuk menjawab panggilan. Luna pun dengan santai mengeluarkanponselnya dan berpura–pura melakukan panggilan.

“Kalian makan duluan saja. Saya mau menjawab telepon,” ucap Luna pada temannya yang duduk disebelahnya. Setelah itu, dia berdiri dan berjalan menuju pintu tempat Elan keluar.

Pemandangan taman malam itu sangat mempesona, apalagi disandingkan dengan pemandangan lautyang luas, benar–benar pemandangan yang layak untuk dikagumi. Setelah Elan mengakhiri panggilansingkat itu, dia berbalik untuk memasuki aula.

Namun, Tiba–tiba, dia menabrak seseorang dan langsung mundur beberapa langkah. Saat melihat diamenabrak Luna, Elan tersenyum dan menyapa, “Luna.”

“Maafkan saya, Elan. Saya harap saya tidak mengejutkanmu! Saya kesini untuk menelepon.” Lunameminta maaf.

“Sama sekali tidak.”

Sambil menggenggam telepon di tangannya, Luna memiringkan kepalanya sedikit dan menatap Elandari ujung kepala sampai ujung kaki. “Elan, kamu terlihat gagah malam ini!”

“Terima kasih,” jawab Elan sambil tersenyum.

Kemudian Luna mendekatinya dan berkata, “Elan, dasimu miring. Biar saya…

Η

Saat Luna mengulurkan tangannya dan mencoba merapikan dasinya, Elan dengan cepat mundurselangkah dan berkata, “Luna, saya bisa melakukannya sendiri.”

Elan langsung merapikan dasinya dan berjalan melewatinya sambil berkata, “Saya masuk dulu.”

Luna sangat gugup hingga dia menahan napas dengan rasa takjub melintas di matanya. Namun, padasaat yang sama, dia juga merasa kecewa.

Elan memasuki aula dan kembali ke tempat duduknya di sebelah Tasya. Mengetahui Elan telah minumsepanjang malam. Tasya meletakkan beberapa makanan di piringnya dan mendesaknya untuk makan.

Elan tersenyum dan makan seperti yang diinstruksikan. Hana yang duduk di sebelah mereka merasasenang melihatnya. Jika suatu hari dia sudah tidak ada, dia tahu ada seseorang yang akan merawatcucunya ini dengan baik.

Ada kegiatan lain yang direncanakan di jam 9 malam ini, yaitu wisata laut malam. Tiga kapal pesiarmewah telah disiapkan untuk membawa para tamu ke laut.

Sejak siang hari, Jeremi selalu memperhatikan Salsa. Sampai sekarang, dia masih menahankeinginannya‘ untuk menyapanya karena Arya selalu ada di sisinya. Jeremi tidak ingin menggangguArya karena identitas Arya agak misterius dan tidak biasa. Namun, Jeremi tidak senang melihat Aryamemiliki Salsa untuk dirinya sendiri. Akhirnya, dia berpikir bahwa Salsa bukan milik siapapun dan diaberhak mengejarnya. Saat Arya akhirnya meninggalkan tempat duduknya dan Salsa dibiarkan duduksendiri, Jeremi mengumpulkan semua keberaniannya dan berjalan ke arahnya.

“Salsa.” Dia meraih belakang kursi Salsa sambil menyapanya.

“Jeremi.” Salsa menyapanya dengan sopan.

“Salsa, ada wisata laut malam nanti. Apa kamu mau bergabung dengan kami? Teman–teman sayajuga akan pergi dan kamu harus ikut!”

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report