Ruang Untukmu
Bab 651

Bab 651

Bab 651

Setelah dewasa, Arya bertemu dengan banyak wanita yang mendekatinya dengan motif tersembunyi,namun Salsa berbeda. Salsa sangat naif sehingga menyinggung Arya adalah sesuatu yang tidakpernah Salsa takuti. Pada saat itu juga, Arya bertanya-tanya apakah Salsa seorang aktris yang baik,karena Salsa menggunakan metode berbeda untuk mendekatinya dan merayunya.

Jika memang begitu, Arya seharusnya melihat celah kepura-puraannya sekarang, tetapi Arya tidakmelihatnya. Apakah Salsa benar-benar terlatih, apakah itu dirinya yang sebenarnya?

Di vila. Mason sudah bangun dan menunggu saudara perempuannya pulang. Kirana mengatakankepadanya bahwa dia ingin pergi berlayar malam, namun sudah lewat tengah malam, dan Kiranamasih belum pulang. Mengetahui betapa gilanya Kirana ketika dia bersenang-senang, Mason menjadikesal dan agak marah. Kirana sebaiknya tidak membuat dirinya berada dalam masalah, pikir Masondengan muram.

Sementara itu, di vila terbesar dan paling mewah, cahaya hangat bersinar melalui salah satu jendela.Di bawah selimut merah di tempat tidur mewah, dua orang terjerat dalam perselingkuhan asmara.

Keesokan paginya, Tasya bangun tanpa dibangunkan. Tasya membuka matanya dan mendapatidirinya berada dalam pelukan hangat seorang pria yang tidur di sebelahnya. Tasya tidak membiarkanpandangannya berkedip di pundak pria itu, terdapat bekas cakaran di pundaknya yang mengingatkanusaha keras mereka

tadi malam.

Tasya tidak mau membangunkan suami tersayangnya. Oleh karena itu, Tasya diam-diammenyingkirkan rambut hitam suaminya yang kusut dari dahinya dan wajahnya yang muda. Senyum

kebahagiaan tersungging di bibir Tasya saat dia menatap suaminya, ingin menyimpan wajah suaminyasecara permanen di benaknya.

Setelah melihatnya tidur sebentar. Tasya memutuskan untuk bangun dari tempat tidur danmengenakan pakaiannya. Namun, ketika Tasya baru saja akan mengangkat salah satu sudut selimut,sepasang tangan yang kuat menariknya ke belakang.

“Tetaplah di tempat tidur bersama saya lebih lama lagi, Nyonya Prapanca,” pria itu bergumam,napasnya yang hangat menggelitik tulang selangka Tasya saat dia menempelkan dagunya ke lekukanleher Tasya. Terdengar tawa serak dari pria itu saat dia mengatakan, “Saya sangat puas tadi malam.”

Tasya telah mabuk tadi malam, yang membuatnya grogi, namun saat pria itu mengatakannya, ingatanmuncul di benak Tasya dan membuatnya tersipu malu.

“Saya suka jika kamu inisiatif, Nyonya Prapanca,” katanya menggoda, membuka matanya. Berjemur dibawah sinar matahari yang masuk melalui jendela, mereka tampak seperti dua kolam obsidian yangberkilauan.

Tasya dengan cepat mengulurkan tangan untuk menutup mulut Elan, lalu berkata dengan malu-malu,“Oke, diamlah.”

Elan berkata dengan malas, “Haruskah saya membahasnya dengan detail perilakumu yang palingsaya sukai?”

“Tidak terima kasih. Tasya tidak ingin mendengarnya karena wajahnya telah berubah memerah.

Sehari setelah pernikahan, para tamu yang akan menjalani kesibukan mereka mengucapkan selamattinggal dan pergi. Beban di pundak pengantin wanita yang wajahnya memerah akhirnya sedikitberkurang. Tasya terlihat lebih santai sekarang, Tasya memutuskan akan bersenang-senang hari ini.

Pada sore hari. Tasya mendapat panggilan telepon dari Mason, yang memberitahukannya bahwaTasya harus kembali bekerja, lalu Tasya mengucapkan selamat tinggal pada Mason.

Sebaliknya, Kirana terbangun di tempat tidur Jeremi. Kirana terlihat cukup puas, dan dia sangatsenang karena Jeremi menjadi mangsa barunya.

Pada waktu sore hari, di Vila No. 58, Arya akan pergi, Arya memberi tahu Elan sebelum meninggalkanpulau.

Adapun Salsa, dia sedang berdiri di geladak kapal pesiar dan menyaksikan garis pantai putih. Salsamemikirkan tentang bagaimana dirinya telah menindih Arya di atas pasir terakhir kali, dan sudutbibirnya menyeringai nakal.

Salsa berbalik dan melirik pria yang sosoknya memancarkan keanggunan, sambil menahan keinginanuntuk tertawa, Salsa memikirkan tentang yang dia alami tadi malam, sungguh jarang melihatnya benar-benar lengah.

Di antara tamu pernikahan yang pergi yaitu keluarga besar Prapanca, dan yang tetap tinggal adalahpara wanita dalam keluarga tersebut. Luna, khususnya, sepertinya dia tidak akan pergi dalam waktudekat.

Malam itu, Hana mengumpulkan semua wanita di ruang makan dan mengatur para pria di tempat lainagar makan malam bisa menjadi acara yang lebih intim. Luna duduk di sebelah Tasya, dan ketika Lunamelihat Jodi, dia memuji dengan sepenuh hati, “Hei, bukankah kamu anak laki-laki paling manis yangpernah saya lihat!”

“Halo, Tante Luna,” sapa Jodi dengan manis.

“Baiklah, kamu ingin jadi apa jika sudah besar nanti, Jodi?” tanya Luna berbasa-basi dengan Jodi.

“Saya ingin menjadi sehebat Ayah,” jawab Jodi tanpa berpikir.

“Benar-benar mimpi yang cemerlang.”

Kemudian, Jodi menoleh ke arah mamanya dan berkata, “Setelah itu, saya akan menikahi seorangwanita

secantik Mama.”

Tasya tergagap dengan humor kekanak-kanakannya dan berkata, “Saya harus merasa lega bahwasebagian dari hidupmu sudah berhasil.”

Luna tertawa dan menunjuk Jodi, “Anak-anak memiliki kenaifan yang luar biasa, bukankah begitu?”

Setelah mendengarkan semua itu, wajah Hana berseri-seri dan menyemangati dengan penuh kasihsayang, “Saya menantikan untuk melihatmu tumbuh dewasa, Jodi.”

“Ngomong-ngomong, Nyonya Prapanca, saya pernah mendengar bahwa kamu ahli mendesainperhiasan, saya ingin tahu apakah Anda mau melihat beberapa sketsa saya,” kata Luna denganantusias sambil menunjukkan kepada Tasya ekspresi penuh harap.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report