Ruang Untukmu -
Bab 690
Bab 690
Bab 690
Apalagi, Ayah Luna bersikeras mendapat bantuan Elan, makanya dia mengizinkan putrinya yangcantik itu terus berada di sisinya karena itu adalah cara paling mudah dan terang–terangan untukdilakukan.
Tasya meraih cangkir teh di meja sambil memicingkan matanya. Dia harus memberi Luna sebuahperingatan. Dia tidak akan pernah memaafkan wanita lain merusak hubungannya dengan suaminyayang bukan hanya Ayah dari anak laki–lakinya tapi juga suaminya, dengan cara apapun.
Untuk urusan melindungi pernikahannya, Tasya tidak akan berbaik hati. Siapapun yang mencobamerusak pernikahannya harus diberi pelajaran dari perbuatan mereka.
Malam itu, Tasya sangat lelah sampai dia tertidur dalam pelukan Elan. Rambutnya terlihat berantakandan Elan mengecup wajahnya, yang masih kemerahan. Di bawah temaram lampu, wajah oval Tasyayang menawan itu tampak sangat kelelahan.
Elan hanya bisa tersenyum karena ini adalah tujuannya dan dia berhak untuk merasa bahagia atasdirinya sendiri.
Sementara itu, Luna yang sedang ada di apartemen, tidak bisa tidur. Dia menggantung jas milik Elan didepan tempat tidurnya. Jas yang tidak disetrika itu tetap rapi dan tidak kusut. Dalam benaknya, diabisa membayangkan Elan sedang mengenakan jas itu, yang memperlihatkan bentuk tubuhnyasemakin bagus,
Luna berdiri. Dia mengenakan baju tidur dan aura menggoda terpancar dari dirinya saat dia mengambiljas itu dari rak, memeluknya lalu kembali ke tempat tidur. Setelah dia menghirup aroma tubuh Elan, diamengerang perlahan.
Dia selalu berharap suatu hari nanti pemilik jas ini akan datang dan berbaring di sampingnya,memeluknya, lalu tertidur.
“Elan, apa kamu tahu betapa saya begitu mencintaimu?” Mata Luna berurai air mata, seolah diasedang berkabung.
Keesokan paginya, Tasya bangun untuk mengecek anak laki–lakinya dan melihat Jodi yang sudahmemakai seragam sekolahnya, memberikan kesan kalau Jodi siap berangkat ke sekolah.
“Mama.” Jodi mengulurkan tangannya untuk memeluk Tasya dengan manja.
Tasya mengecup kening Jodi dan menghirup aroma tubuhnya. Mungkin, semua Ibu merasa kalaumenghirup aroma anaknya adalah sesuatu yang menenangkan.
“Mama harum sekali!” Jodi mengendusnya seperti seekor anjing kecil saat Tasya menggendongnya,lalu Tasya berkata, “Sikat gigimu dan cuci muka!”
Elan sudah berpakaian rapi, sebuah kemeja putih yang selalu jadi pakaian kesukaannya dan itumembuatnya tenang saat dia mengenakan pakaian itu dengan celana yang rapi.
Saat anaknya ada di kamar mandi untuk sikat gigi dan mencuci muka, Elan menggunakan kesempatanitu untuk memeluk istrinya dan menatap pakaian Tasya seolah sedang mengamatinya dalam–dalam.
Elan juga menautkan kancing kedua di pakaian tasya, yang sebenarnya sengaja Tasya lepas saat diamemakai pakaian itu tadi pagi. Lalu, Elan berkata dengan suara lirih dan penuh rasa cemburu, “Jangandilepas
kancingnya.”
“Saya tidak boleh membukanya meskipun sedang panas?” ujar Tasya sambil tertawa.
“Kalau begitu, turunkan saja suhu pendingin udaranya.” Elan hanya tidak mau orang lain melihatsesuatu yang dia miliki dan menambahkan, “Saya akan mengantar anak saya ke sekolah, pergi kekonferensi, dan meminta Adriana untuk mengantarmu ke kantor.”
18
1-
“Baiklah! Cepat berangkat!” ujar Tasya sambil menganggukkan kepalanya.
Jodi mengikuti Ayahnya ke depan pintu, sementara Tasya menatap mobil mereka menjauh. Dia melihatjam, mengeluarkan ponsel, dan menghubungi nomor telepon Luna.
Saat itu Luna baru saja akan pergi. Ketika dia mendengar ponselnya berdering, dia meraihnya danmenatapnya. “Halo, Tasya,” jawab Luna dengan cemas.
“Luna, apa kamu baik–baik saja?! Kemarin malam Elan bercerita kalau kamu dilecehkan oleh tamuasing.” Tanya Tasya penuh rasa khawatir.
“Oh! Untunglah saya baik–baik saja. Elan membantu saya,” jawab Luna ragu–ragu.
“Memang itu yang harus dilakukan Elan agar kamu baik–baik saja.”
“Saya baik–baik saja, terima kasih,” balas Luna sambil tersenyum.
“Apa kamu ada waktu siang nanti? Ayo makan bersama!” tanya Tasya padanya.
“Tentu saja! Lagi pula, saya harus mengembalikan jas milik Elan padamu,” jawab Luna.
Tasya tersenyum. Sebelum menutup telepon, dia berkata, “Baiklah, ayo bertemu nanti siang.”
Tasya tidak mau Luna menggunakan jas itu sebagai alasan, jadi dia mendesak agar jasnyadikembalikan.
Luna menghela napas sambil menatap jas yang dia peluk semalaman. Dia sebenarnya ragu–raguuntuk mengembalikannya dan bahkan berpikir untuk mengembalikan jas itu pada Elan langsungkarena itu akan jadi kesempatan untuk bisa bertemu dengan Elan lagi.
Dia tiba-tiba sadar kalau Tasya sedang mengamatinya. Dia mengira semuanya berjalan lancar. Tapiternyata dia tidak bisa lepas dari mata Tasya yang jeli.
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report