Ruang Untukmu
Bab 700

Bab 700 

Bab 700

Salsa duduk dan bertanya kepada si perawat, “Apakah dia menginap di sini?“

Perawat itu adalah petugas yang bekerja shift malam, jadi tentu saja, dia tahu siapa yang bersamanyadi kamar itu tadi malam.

“Iya. Makanya saya pikir dia pacarmu!” jawab perawat itu sambil tersenyum.

Salsa melihat ke kursi yang ada di tepi tempat tidur, dan ada sedikit rasa penyesalan di matanya.Bagaimana dia bisa membuat Arya begadang semalaman untuk merawatnya?!

Pada saat itu, terdengar suara langkah kaki dari luar pintu, dan Arya masuk dengan kotak makanan ditangannya. Itu adalah sarapan pagi, yang diantarkan khusus oleh pengawalnya dari sebuah restoranmewah.

“Kamu sudah bangun. Makanlah ini.” Setelah Arya selesai berbicara, dia membuka kotak makanandan menyerahkan garpu pada Salsa.

“Terima kasih, Pak Arya, “Salsa berterima kasih padanya dari lubuk hatinya yang terdalam.

Tangan Arya menempel di dahinya. Seolah–olah dia sudah berkali–kali melakukan tindakan seperti initadi malam, dengan demikian gerakannya tampak alami.

Begitu tangan milik Arya yang hangat dan besar sudah diletakkan di dahinya, Salsa merasakankehangatan yang merasuk ke dalam hatinya. Sambil mengedipkan bulu matanya yang panjang danmenundukkan. kepalanya dengan malu–malu, dia hanya bisa menunggu Arya untuk memeriksa suhutubuhnya.

Sepertinya hanya dalam semalam, hubungan Salsa dengan pria ini telah menembus ke dimensi lain.

“Setelah kamu selesai sarapan, saya akan mengirim pengawal untuk membawamu pulang danberistirahat,” kata Arya sambil duduk. Matanya yang dalam dan jernih sekarang memerah, dan diatampak agak lelah, yang bisa langsung terlihat dengan jelas.

“Kenapa kamu tidak memberitahu pengawalmu untuk mengantarmu pulang saja? Saya akanmemanggil sopir ayah untuk datang dan menjemput saya,” saran Salsa, merasa tidak enak untuknya.

Arya mengangguk dan menjawab, “Baiklah!”

Setelah Salsa menelepon, sopirnya mengatakan bahwa dia akan datang setengah jam kemudian,dengan begitu Arya tidak segera pergi. Salsa pun menggigit panekuknya, yang empuk dan langsungmeleleh di mulutnya. Kue itu juga memiliki aroma mentega yang halus.

Setelah gigitan pertama, dia langsung menoleh ke arah Arya, dan bertanya, “Kamu belum makan,kan?”

“Saya tidak lapar,” jawab Arya.

Setelah mendengarnya, Salsa buru–buru memakan porsi panekuknya dan mengambil sepotong lagi,lalu memberikannya pada Arya. “Rasanya enak. Cobalah.”

Arya sedikit terkejut. Setelah itu, dia membungkuk dan membuka mulutnya untuk memakan panekukyang ditawarkan oleh Salsa.

“Apa rasanya enak?” Salsa bertanya dengan penuh harap, seolah ingin mendapatkan tanggapannya.

“Iya!” Arya mengangguk.

Salsa pun tersenyum mendengar jawabannya. Setelah berbagi makanan, mereka sudahmenghabiskan panekuk itu dalam waktu singkat.

Ada dua kotak sarapan lagi, tapi Salsa terlalu kenyang untuk memakannya. Karena demamnya barusaja mereda, dia tidak memiliki banyak nafsu makan.

Arya kemudian berkata kepadanya, “Kamu tidak perlu berada di sisi saya untuk sementara waktu.Saya akan menelpon jika saya membutuhkanmu.”

Mendengarnya, Salsa pun menebak, “Apakah kamu akan pergi?”

“Tidak. Nenek saya sudah kembali untuk membawa guci kakek, jadi saya akan pergi bersamanyauntuk mengubur abu kakek,” jawab Arya dengan jujur.

Meskipun Salsa terkadang agak canggung, dia masih bisa memahami beberapa hal. Sambilmengangguk dengan bijaksana, dia menjawab, “Baiklah! Kamu harus menyelesaikannya terlebih dulu.”

Ketika sopirnya hampir tiba, Arya pun pergi, meninggalkan Salsa yang terbaring di tempat tidur. Tiba–tiba, Salsa pun tenggelam dalam pikirannya sehingga dia terlihat begitu polos dan cantik.

Di rumah Arya, Meila sudah begadang tadi malam untuk menunggunya pulang, tapi dia tak bisamenahan rasa kantuknya, jadi dia pun tertidur. Lalu dia baru bagun pada pagi hari saat Arya kembali.

“Arya, kenapa kamu baru kembali sekarang?! Apakah Salsa Anindito layak menghabiskan malammu dirumah sakit?” Meila gagal menyembunyikan kecemburuannya dalam nada bicaranya.

“Meila, nenek saya akan datang sore ini. Tolong jangan menyebut nama Salsa di depannya.” Aryamemberitahunya dengan ekspresi yang serius,

Meila kaget mendengarnya, karena sebenarnya dia sudah memberitahukannya pada Marina! Terakhirkali dia sudah melaporkannya ke Marina secara diam–diam.

“Maafkan saya… saya tidak sengaja menyebut nama Salsa saat menelepon nenekmu terakhir kali.”

Wajah tampan Arya tiba–tiba berubah muram saat dia bertanya, “Apa yang kamu katakan padanya?”

“Tidak banyak. Saya hanya mengatakan bahwa kamu menyewa seorang pelayan muda,” Meilamenjelaskan dengan suara yang lembut, tidak berani membuat Arya marah.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report