Ruang Untukmu -
Bad 71
Bad 71
Bab 71
Tasya merasa bersyukur setelah mendengar niat baik yang diutarakan oleh Hana, tapi tetap saja, diamenggelengkan kepalanya dengan kuat. “Anda tak tahu betapa bersyukurnya saya ssat mengetahuibahwa anda tak pernah melupakan tentang ibu saya, tapi saya tidak mengharapkan kalau anda akanmembalas hutang budi pada saya. Sebenarnya, saya datang ke sini hanya untuk menyapa anda,bukannya untuk menerima imbalan apa pun.”
Hana yang merasa gelisah pun segera meraih tangan Tasya. “Nak, ibumu sudah tiada, dan itulah yangmembuatku jadi bertanggung jawab untuk menjagamu. Tolonglah! Biarkan aku memperlakukanmusebagai cucuku.”
Tasya sudah tidak memiliki orang lain di keluarganya selain ayahnya sejak kakek-neneknya juga sudahmeninggal. Oleh karena itu, dia tak bisa menahan perasaannya yang jadi tersentuh ketika melihatsenyuman Hana yang tulus.
“Nak, anggap saja aku ini sebagai saudaramu yang bisa kamu kunjungi sesekali, oke? Aku tahu kalaukamu dan ibumu adalah wanita yang baik, dan aku tak meminta banyak karena yang aku inginkanhanyalah kehidupan yang bahagia dan damai untukmu.” Hana dengan tulus menatap Tasya sambilmenunggu jawaban darinya.
Tak lama kemudian, Tasya akhirnya menyerah karena sudah tak tahu lagi bagaimana caranya untukmenolak nyonya tua itu. Meskipun ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan Hana, entahbagaimana Tasya seperti memiliki perasaan akrab yang sudah lama tak dirasakan olehnya. Saarberpikir kalau dirinya sudah diberkati dan beruntung bisa memiliki nenek seperti Hana, Tasyamengangguk dan menjawab, “Baiklah, Nyonya Prapanca.”
Kemudian, Hana tampak tersenyum dengan bahagia dan menjawab, “Bagus! Kalau begitu, aku punyasatu cucu lagi sekarang.”
“Nyonya Prapanca, sudah waktunya bagi anda untuk minum obat sekarang.”
“Oh, iya! Tasya, Aku harus minum obat dulu. Kamu silakan duduk di sini atau jalan-jalan di sekitartaman. Aku nanti akan datang menemuimu lagi.”
“Baiklah, silakan dilanjutkan saja untuk meminum obatnya.” Tasya mengangguk dan melihat Hanayang melangkah pergi, lalu ia berjalan ke sekitar taman sebab dia enggan menuju ke ruang tamukarena tak ingin melihat wajah Helen.
Sementara itu, Elan sedang mengajak Helen untuk berkeliling di Kediaman Keluarga Prapanca sambilberjalan-jalan di taman. Kemudian, Elan menatap wajah wanita itu dengan tatapan tajamnya danbertanya, “Helen, kenapa kamu tidak memberitahuku dulu kalau ingin datang kemari untukmengunjungi Nenek?”
Meskipun demikian, sedikit yang Elan tahu bahwa Helen sebenarnya hanya melakukan apa yang diabisa untuk mewujudkan keinginannya karena dia berniat untuk mempertahankan posisinya agar sejajardengan Tasya. Jika dia memang ingin membuat Keluarga Prapanca bertanggung jawab padanya, akuakan mendapatkan persetujuan dari nenek agar kami bisa impas.
“Aku jatuh cinta padamu, Elan. Aku ingin berhubungan lebih jauh denganmu.” Helen menatap pria itudengan penuh kekaguman sambil benar-benar mengungkapkan isi hatinya.
“Helen, aku akan menebusnya dengan memberimu kesejahteraan dan uang yang banyak,” jawab Elandengan
ramah, mengetahui dengan jelas apa yang sudah dia ucapkan. Jauh di dalam hatinya, Elan yakinbahwa dia hanya akan menebus perbuatannya tanpa harus mengorbankan status hubungannya.
Sementara itu, Helen tadinya ingin mengatakan bahwa Elan telah memperlakukannya dengan sangatbaik akhir-akhir ini karena telah memberikan semua yang dia inginkan, tetapi sayangnya, Helen
menginginkan yang lebih dari itu. “Elan, apa kamu sudah jatuh cinta dengan Tasya?” Diamendongakkan kepala dan bertanya, saat ini matanya dipenuhi dengan kebencian dan kefanatikan.
Meskipun begitu, Elan hanya menyipitkan mata tanpa memberikan jawabannya.
Helen pura-pura tersenyum dengan getir. “Yah, Tasya memang membenciku, terutama sekarang saatdia tahu kalau kita pernah tidur bersama sebelumnya. Terlebih lagi, dia sudah dinodai di masa lalunya,yang membuatnya terluka dan tidak percaya lagi pada pria.”
Wajah Elan membeku selama beberapa detik. Jauh di lubuk hatinya, entah bagaimana, Elan tak sukamendengar apa pun tentang hubungan Tasya dengan pria lain. “Baiklah, itu sudah cukup.” jawab priaitu,
tampak sedikit linglung.
Pada saat itu, Helen tiba-tiba melihat siluet yang datang ke arah mereka dari balik semak-semak dandengan cepat menyadari kalau bayangan itu adalah Tasya. Dengan demikian, Helen segera memelukElan dengan sengaja, dan dengan erat melingkarkan lengannya di pinggang pria itu. “Elan, kamuadalah pria pertama yang pernah kuberikan kesucianku, tapi aku bersumpah kalau aku tak akanpernah jatuh cinta lagi dengan pria lainnya dalam hidupku. Aku hanya mencintaimu, Elan.”
Elan membeku, lalu menundukkan kepalanya dengan mata yang tertuju pada Helen sambil terkejutdengan pengakuannya yang tak terduga. Elan menghiburnya secara perlahan meskipun dalamkeadaan yang panik sambil berkata, “Tolong jangan lakukan ini, Helen.”
“Tidakı Aku masih bisa mengingat ciumanmu dan setiap hembusan nafasmu malam itu, sikap liarmusaat berada di dekatku…”,
Sementara itu, Tasya tampak muak dengan tindakan Helen dan Elan yang sedang bermesraan ketikaberpikir kalau acara jalan-jalannya di taman akan damai dan tidak terganggu. Astagal Tak bisakahmereka memilih tempat lain untuk melakukan hal seperti itu? Tindakan mereka sangat memalukan!
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report