Ruang Untukmu -
Bad 808
Bad 808
Bab 808
Sebelum Arya menyelesaikan kata–katanya, teleponnya berdering lagi. Salsa pun secara refleks melihatke arah teleponnya. Namun kali ini. Arya tidak menjawabnya. Dia hanya meliriknya dan bahkanmengakhiri panggilan itu. Kemudian, dia menghela napas. Saat dia hendak melanjutkan, seorangpengawal datang ke ruangan itu. “Tuan Muda, Nyonya Besar Marina menelepon.”
Arya menatap telepon yang diserahkan pengawal itu tetapi tidak berniat mengambilnya. Pengawal itupun menyalakan speaker teleponnya dan suara cemas Marina Jangsung terdengar dari ujung telepon.“Arya! kamu dimana? Cepat jawab teleponnya!”
Salsa buru–buru menarik tangannya, lalu menyenggol Arya dan menyuruhnya menjawab teleponneneknya.
“Pergilah!” dia berbisik pada Arya.
Akhirnya, Arya berdiri, mengambil telepon dari pengawal, dan berjalan keluar ruangan menuju belokan.
Pengawal itu mengikutinya, dan seolah-olah kebetulan, Meila muncul dalam penampilan pengantinnyadengan dua pelayan yang membawanya. Dia langsung menuju ke bangsal itu setelah mengetahuibahwa Salsa sedang diinfus di bangsal lantai bawah ini.
Namun ketika dia membuka pintu, dia hanya menemukan Salsa terbaring di tempat tidur sementaraArya tidak terlihat di sana. “Di mana kamu menyembunyikan suami saya, wanita jalang!” tanyanyageram.
Salsa menunjuk ke arah pintu. “Dia pergi. Kamu bisa menemuinya di luar.”
Setelah mendengar itu, Meila menyeringai dan memerintahkan para pelayan, “Kalian berdua tunggu diluar dan tutup pintunya.”
Para pelayan menurut dengan mengangguk, lalu pergi dan menutup pintu.
Salsa tidak bisa menahan diri untuk duduk ketika melihat Meila beringsut ke arahnya dengan niat jahat.“Apa yang mau kamu lakukan?” Dia melihat ke arah Meila dengan waspada.
“Apa yang mau saya lakukan? Apa yang kamu coba lakukan, Salsa? Hingga sampai janh–jauh ke sini?Pertama, kamu merayu pria saya, lalu merusak pernikahan saya, dan sekarang, kamu bahkan mencobamenyembunyikannya dari saya. Salsa Anindito, saya benar–benar ingin mencabik–cabikmu,” geramMeila dengan gigi yang digerakkan. Kebencian di balik matanya berevolusi menjadi belati besar yangmenusuk Salsa.
Salsa mengerutkan bibirnya dan tidak berkata apa–apa. Kehilangan Arya akan menjadi penyesalanterbesar dalam hidupnya, tetapi sekarang, Meila adalah tunangannya. Tidak peduli bagaimana, dia akansegera menikah dengan Arya.
“Maafkan saya,” gumam Salsa meminta maaf.
Meila tiba–tiba menjadi sangat marah ketika melihat betapa lemahnya Salsa saat sedang diinfus.Kemudian, dia mengangkat telapak tangannya dan menampar wajah wanita yang demam itu dengankeras.
Pada saat Salsa menyadari apa yang baru saja terjadi, wajahnya sudah terbakar rasa sakit. Diamemelototi Meila seolah dia siap mencabik–cabiknya kapan saja. “Siapa kamu berani menampar saya?”
“Siapa saya? Tunggu saja, Salsa Anindito. Begitu saya menikah dengan Arya, kamu tidak akan bisamenginjakkan kaki di tanah Florasia lagi!” teriak Meila sambil mencibir. “Kamu tidak akan pernah bisamelihat Arya lagi selama sisa hidupmu. Dia akan menjadi suami saya mulai hari ini. Milik saya! Bukanmilikmu!”
Setelah itu, pintu langsung terbuka, dan suara pria sedingin es terdengar di detik berikutnya. “Hak apayang dia butuhkan?”
Meila membeku dalam sekejap, dan wajahnya berubah mengerikan, tetapi detik berikutnya, diatersenyum dan berbalik. “Arya, kamu kembali! Kamu pasti salah dengar. Saya dengar Nona Salsa sakit,jadi saya datang untuk melihat bagaimana keadaannya.”
Di sisi lain, Salsa terus menundukkan kepalanya dan membiarkan rambutnya yang panjang menutupipipinya yang bengkak, sambil mengepalkan selimutnya. Melihat bagaimana Meila bermuka duamembuatnya merasa sangat kecewa. Apakah Arya harus hidup dengan wanita seperti ini seumurhidupnya? Bagaimana dia bisa menghabiskan sisa hidupnya dengan wanita pembohong padahal diapria yang hebat? Akankah dia bahagia? Apakah hidupnya akan bahagia?
Ketika pikiran itu terlintas di benaknya, Salsa mengencangkan cengkeramannya pada selimut hinggatubuhnya mulai gemetar dan sedikit terlihat.
“Arya, ayo pergi ke kapel! Semua orang sudah cemas menunggu kehadiran kita!” Meila memeganglengan Arya dan ingin membawanya pergi.
Namun, Arya tiba–tiba menoleh ke Salsa dan bertanya, “Apakah kamu akan baik–baik saja?”
Sebelum Salsa sempat mengucapkan sepatah kata pun, Meila menjawab untuknya. “Dia bilang diabaik–baik saja sekarang. Baiklah, Nona Salsa, kami ti
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report