Ruang Untukmu
Bad 85

Bad 85

Bab 85

Kini, ketika sudah kaya-raya, Helen lebih berani dan teguh, dan tentu saja tidak segan-seganmelakukan trik kotor.

“Baiklah. Kalau begitu, rencana kita sudah mantap,” Alisa mengangguk setuju untuk bekerja samadengan Helen.

Jumat pagi hari, Tasya menerima pesan dari guru pengurus acara Hari Keluarga . ‘Acara akan dimulaijam 2 siang hari ini. Kami harap semua orang tua bisa hadir tepat waktu.

Setelah meneruskan pesan itu ke Elan, telepon rumah Tasya berdering. Sambil menerka panggilan itudari Elan, Tasya mengangkat teleponnya. “Halo?”

“Temui aku di tempat parkir tepat jam 1 siang.” Terdengar suara karismatik seorang laki-laki sebelumTasya menjawab, “Baik.”

Setelah Elan menutup telepon, Tasya tak bisa berkata apa-apa dan mulai menyesali keputusannyamembiarkan Elan berperan sebagai ayah Jodi dan ikut acara keluarga di sekolah.

Bukankah aku sendiri yang membuat perasaanku kesal? Seharusnya aku meminta Nigel saja.

Karena tidak tahu permainan apa yang akan berlangsung dalam acara itu, Tasya hanya bisa berharapbahwa semuanya adalah kegiatan biasa dan bukan yang banyak melibatkan interaksi yang berlebihan.

Ketika waktu menunjukan pukul 1.00 siang, Tasya meraih tasnya dan masuk ke dalam lift. Di saat yangbersamaan, Maria, yang sudah mengamati gerak gerik Tasya, segera mengikutinya dan bertanyasambil tersenyum, “Apakah kamu mau ke luar, Tasya?”

“Ya! Ada sesuatu yang harus kulakukan.”

Kemudian, Tasya menekan tombol lantai bawah tanah, sementara Maria turun di lantai satu, laludengan cepat berlari menuruni tangga darurat untuk membuntuti Tasya.

enu

Selagi menuruni tangga, Maria melihat Tasya masuk ke dalam mobil pribadi Elan. Seketika mata Mariamembelalak. Apakah Tasya akan berkencan dengan Presdir Elan pada jam kerja lagi? Mereka tidaksedang menuju hotel, bukan?

Segera saja Maria mengambil ponsel dan melaporkan apa yang baru dilihatnya kepada Helen. Setelahmencerna apa yang terjadi, Helen sangat marah sampai bisa mengamuk dalam sedetik.

Rupanya Tasya selalu menggunakan pekerjaan sebagai alasan untuk bisa kencan di luar dengan Elan.Dasar manipulatif! Sekarang aku bisa memastikan bahwa bekas cupang di leher Elan memangsengaja ia tinggalkan. Kurasa Elan seperti tidak memiliki ketertarikan ataupun hasrat

seksual, karena Tasya diam-diam sudah memuaskannya. Benar-benar jalang. Betapa beraninya lamengkritik Elan di hadapanku tetapi menggodanya di belakangku dengan menggunakan trik

sekotor ini?

Sementara itu, Tasya mulai merasa kalau ia sudah bertindak nekad karena telah mengizinkan Elanberperan sebagai ayah Jodi saat di perjalanan menuju sekolah.

“Bagaimana bila kamu tidak usah pergi saja? Aku bisa menjelaskan ke guru pengurus nanti.” Tasyamenolch ke arah laki-laki itu dan mengungkapkan bahwa ia tidak ingin citra diri Elan rusak karcna pergibersamanya.

Akan tetapi, Elan terus menatap ke depan sambil berkata dengan tegas, “Aku sudah berjanji pada Jodiuntuk ikut acara itu.”

“Aku bisa menjelaskan pada Jodi kalau kamu tidak bisa ikut karena sibuk. Jodi tidak akan marahkarena dia orang yang sangat pemaaf. Kumohon, Elan, bisakah kamu urungkan niatmu untuk hadir diacara keluarga ini?” Tasya memperlihatkan tatapan memelas.

al

“Kenapa? Apakah aku akan membuatmu malu?” Elan menoleh ke arah Tasya.

Namun, ini bukan tentang reputasi seseorang, karena Tasya hanya tidak ingin Elan berperan sebagaiayah Jodi sebab tidak akan sanggup menjelaskan apabila ada orang yang mengetahui keadaansebenarnya.

“Aku serius. Kau tidak perlu ikut. Aku berjanji akan mengajakmu makan siang jika kamu tidak ikutacara itu-ah tidak, aku akan membayarimu makan seharian pe nuh. Bagaimana?” Tasya berusahakeras merayu Elan agar mau mengubah pikirannya, tetapi Elan tetap tidak terpengaruh. “Aku tetapakan ikut.”

“Apa yang harus kulakukan agar kamu tidak jadi ikut kalau begitu?” Tasya mencoba bernegosiasidengannya.

“Jika kamu menikahi aku sekarang, aku tidak akan datang,” Elan memutar badannya, sambilmenjawab dengan penuh perhatian, sementara Tasya menatapnya tanpa bisa berkata-kata. “Itu

tidak mungkin.”

Elan lanjut mengemudi dengan acuh tak acuh, dan tak lama kemudian tiba di sekolah. Saat itu, sudahbanyak orang tua siswa yang hadir, walaupun mereka tiba 15 menit lebih awal. Setelah melirik ke jamtangannya, Tasya memberi saran, “Kenapa kita tidak menunggu di dalam mobil saja untuk sementarawaktu sebelum masuk? Jodi mungkin masih tidur siang.”

Elan mengangguk setuju. Tasya mengambil ponselnya untuk memeriksa pesan terbaru sambilmenghabiskan waktu. Sementara itu, laki-laki di sampingnya ini, yang tidak memiliki kebiasaanmemeriksa dan membaca pesan di ponselnya, tengah memandanginya.

Saat itu, rambut panjang Tasya disingkapkan ke belakang, meninggalkan helai anak rambut yangmenonjolkan pipi montoknya. Pipinya lembut dan menggemaskan, membuktikan betapa sehat kulitnya.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report