Bab 57
Bab 57 Cincin Berlian
“Iya, aku berpikir apakah kau serius untuk memberitahuku apapun yang kau butuhkan nanti.“ Finnosadar kalau wanita itu tengah menghindari tatapannya dan terlihat kurang suka. Dengan jaritelunjuknya, dia mengangkat dagunya dan memaksanya untuk membalas tatapannya. “Vivin, akuharap kau perlakukan aku selayaknya suamimu.”
Perlakukan kau seperti seorang suami?
Vivin menatap kearah mata hitam pria itu dan akhirnya mengalah.
“Baiklah.” Dia cepat-cepat menundukkan pandangannya setelah itu. “Aku berjanji untukmemberitahumu jika aku butuh sesuatu lain kali. Aku bersumpah.”
Lalu, sudut bibir pria itu terlihat sedikit menyeringai sambil mengangguk-anggukan kepalanya.. “Anakpintar.”
Finno melepaskan dagu wanita itu, berbalik, lalu pergi.
Saat dia hendak membuka pintu, Vivin memanggilnya. “Finno!”
Dia agak menoleh dan bisa melihat wajah memerahnya. Dengan nada agak gugup, wanita itu berkata,“Terimakasih.”
Itu ucapan terimakasih’ yang sederhana, namun karena beberapa alasan, senyum Finno semakinlebar. “Sama-sama.”
Vivin terjaga sepanjang malam untuk merawat ibunya. Beruntung Finno memindahkannya ke kamarprivat karena rumah sakit itu menyediakan sebuah ranjang kecil untuk pengunjung. Setidaknya dia bisatidur nyenyak disana.
Keesokan harinya, Vivin dibangunkan oleh rentetan suara batuk.
Dia membuka matanya perlahan dan melihat ibunya sudah bangun.
“Ibu!” Vivin dengan segera mendekati ranjang ibunya. “Bagaimana keadaanmu? Apa kau merasasakit? Haruskah kupanggilkan dokter?”
“Aku baik-baik saja.” Ratna Willardi masih terlihat pucat. Matanya terfokus pada anaknya dan terlihatberbinar bahagia. Dengan tangan bergetar, dia mengusap rambut anaknya dengan sayang. “Vivin…Oh, sayangku Vivin… Biarkan aku melihatmu. Su-sudah lama sekali…”
Airmata berjatuhan di pipi Vivin. Dia menelan ludahnya mengangguk. “Sudah dua tahun… Ibu… Kausudah koma selama dua tahun…”
Pada malam kejadian dua tahun lalu, harta wanita yang paling berharga miliknya dicuri. Tidak hanyaitu, dua orang yang paling dicintainya juga membuangnya.
Yang pertama adalah belahan jiwabnya, Fabian, yang tiba-tiba saja menghilang.
1/2
Yang kedua adalah keluarganya, ibunya Ratna, yang jatuh sakit dan jatuh koma.
Ratna terbatuk beberapa kali. Sambil memegang tangan Vivin, dia berkata, “Aku benar-benar mintamaaf, Vivin. Ini semua salahku. Ini semua karena aku lemah. Aku tidak bisa merawatmu selama duatahun ini. Aku bahkan membawa banyak masalah untukmu. Kau-”
Ratna tiba-tiba berhenti bicara saat ia melihat cincin berlian di jari tangan Vivin.
“Vivin.” Dia menjadi agak bersemangat. “K-kau sudah menikah?”
Vivin terdiam untuk sejenak. Dia segera tersenyum dan menjawab, “Iya, Bu. Aku sudah menikahsekarang.”
Vivin tahu kalau pernikahan ibunya tidak berjalan baik dan wanita itu selalu berharap semoga iamenikahi pria yang baik. Oleh karena itu, dia tidak mau menyembunyikan ini darinya.
“Bagus… Bagus sekali…” Ratna menangis bahagia. “Apa dia Fabian? Apa kalian menikah setelah kaululus?”
Tubuh Vivin gemetar saat mendengar itu.
Sial, ibu sudah koma selama dua tahun. Dia tentunya tidak tahu apa saja yang sudah terjadi dua tahunlalu.
Dia mencoba tersenyum. “Bukan Fabian. Kami sudah putus.”
Ratna terlihat kaget setelah mendengarnya. Dia segera menambahkan, “Vivin, aku benar-benar mintamaaf. Aku tidak tahu soal itu… Jangan khawatir, semuanya sudah berakhir sekarang. Aku yakinpernikahanmu bahagia.”
Vivin mengangguk sambil menampilkan senyum diwajahnya, dan dia mencoba. menyembunyikankegetiran di matanya.
Ibunya terlihat melihat cincin ditangannya dengan serius dan senyumnya semakin lebar. “Diakelihatannya pria yang baik dan jujur.”
Mata Vivin terbelalak sejenak mendengar itu.
Dia tahu ibunya tidak pernah berharap dia akan menikahi orang kaya atau berkuasa. Sebaliknya, diaselalu ingin dirinya menikahi pria biasa. Oleh karena itu, dia terlihat begitu senang saat melihat cincin
berlian sederhana itu.
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report