Tanya Reva.

Si pemuda berambut panjang itu menggelengkan kepalanya, "Bro, aku juga sudah mengecek informasi kontaknya."

"Nomor kontaknya itu didaftarkan dengan nama orang yang sudah mati sehingga sama sekali tidak ada informasi yang bisa digunakan untuk mencarinya!"

Reva terdiam. Setelah petunjuknya sampai disini lalu hilang lagi.

Siapa sebenarnya dalang yang berada di balik layar ini?

Kenapa begitu misterius?

Saat sedang sibuk menanyainya tiba-tiba terdengar suara ketukan yang keras dari luar pintu

diikuti dengan suara berat seorang laki-laki, “Sialan, kalian lagi apa di dalam sana?"

"Pakai acara menutup pintu segala lagi, memangnya hal memalukan apa yang sedang kalian

lakukan?"

Si pemuda berambut panjang itu langsung terlihat gembira lalu dengan cepat dia berteriak, "Kak Aris, kak Aris, tolong aku kak Aris."

"Ada orang yang mengacau disini dan mereka hendak membunuh kami. Jadi cepat kau tolong kami..."

Pria yang ada di luar sana juga ikut kesäl: "Bedebah!"

"Siapa yang

berani mengacau di wilaya pangeran Adam?"

"Cepat buka pintunya, aku akan mencabik - cabiknya hingga berkeping - keping hari ini!"

Si pemuda berambut panjang itu lalu menunjuk ke Reva dengan penuh semangat: "Eh bajinga, kau dengar tidak itu?"

"Kak Aris sudah datang. Kau pasti akan celaka!"

"Cepat berlutut dan memohon ampun disini, siapa tahu saja aku masih mau membantumu untuk memohon belas kasihan dari kak Aris dan memintanya untuk mengampuni nyawa tak berhargamu itu..." Beberapa pemuda lainnya juga bangkit berdiri dan menatap Reva dengan penuh kebanggaan lalu. memaki dengan kasar.

Para gadis-gadis yang tadinya meringkuk di sudut dengan ketakutan itu sekarang pun semua ikut menunjuk Reva dan mengutuknya.

Kalau dilihat dari gaya mereka ini sepertinya Reva sudah pasti akan mati dan celaka.

Reva melirik mereka lalu tiba-tiba dia mencengkeram leher pemuda berambut panjang itu lagi kemudian langsung menggantungkannya di luar jendela..

Si pemuda berambut panjang itu langsung tampak ketakutan sekali. Sekarang dia baru ingat bahwa nyawanya masih berada di tangan Reva.

Lalu dengan terburu-buru dia memohon: "Bro, bro, aku hanya bercanda saja, tolong maafkan aku..."

Reva: "Aku tidak suka bercanda!"

Setelah mengatakan itu lalu Reva langsung melepaskan pegangannya.

Kemudian si pemuda berambut panjang itu langsung jatuh dari tingkat 20 dan semua orang

hanya bisa mendengar jeritan si pemuda berambut panjang itu. Akhirnya setelah terdengar dentuman yang keras lalu semuanya menjadi sunyi kembali.

Kali ini, orang-orang yang tadinya masih bersorak sorai dan berseru itu langsung terdiam dan tidak berani macam-macam lagi.

Gadis-gadis itu juga langsung meringkuk di pojokan dan tidak berani berteriak lagi.

Sekarang mereka baru sadar bahwa Reva adalah orang yang paling kejam!

Di luar sana, kak Aris masih terus menggedor pintunya.

Reva berjalan menghampiri lalu dia langsung membuka pintunya.

Tampak ada selusin orang yang berdiri di luar sana dengan dipimpin oleh seorang pria berkepala botak.

Saat melihat Reva, dia juga langsung terkejut: "Bedebah, siapa kau?"

Salah seorang pemuda di ruangan itu langsung berdiri, "Kak Aris, ini orangnya. Dia adalah orang yang mengacau disini!"

"Kak Aris, jangan lepaskan dia!”

Saat melihat Aris, para pemuda lainnya itu langsung menghela nafas lega seolah-olah mereka baru saja menemukan penolong mereka.

Ekspresi kak Aris tampak dingin. Lalu dia langsung mengarahkan salah satu kakinya ke Reva, "Dasar brengsek, berani - beraninya kau datang mengacau disini?" "Aku akan menghabisimu!"

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report