Menantu Dewa Obat
Chapter 439

Bab 439

Mendengar ucapannya si perawat itu langsung marah. Dia menunju Helen sambil berkata, "Jaga ucapanmu!"

"Aku kasih tahu yah, ada begitu banyak orang disini yang bisa menjadi saksi kita. Memang papamu yang memukul mereka duluan koq!"

"Kalau kau berkata seperti itu berarti itu adalah fitnah dan aku bisa menuntutmu!"

Helen tertegun. Dia tahu bahwa orang-orang di sekitarnya itu pasti tidak akan bersaksi untuk membelanya.

Wajah Devi menjadi dingin, karena pada dasarnya dia tahu apa yang sedang terjadi.

Lalu dia menarik napas dalam - dalam dan dengan serius berkata, "Oke, jangan diperdebatkan lagi siapa yang benar dan salah, lebih baik kita selesaikan masalah ini dulu."

"Dia sudah terluka dan duduk disini, apakah ini yang dinamakan menggertak orang?"

"Kalian semua berprofesi sebagai staf medis disini sementara si pria tua ini mengalami cedera di kepalanya dan terdapat pendarahan hebat."

"Lalu kalian semua bukannya membantu mengobati atau membalutnya tetapi malah menontoninya di sini?"

"Apakah kalian semua masih memiliki etika medis?"

Si perawat itu langsung kesal. Dia menunjuk Devi dan berkata, "Kau sedang mengatai siapa hah?"

"Kau yang hanya seorang perawat magang saja berani mengatur - atur kami disini?"

"Apa kau tahu siapa aku?"

"Aku kasih tahu yah meskipun nantinya kau sudah menjadi perawat tetap di sini pun kau akan tetap di bawah kendali aku!"

Devi memaki: "Aku tidak peduli siapa dirimu. Pria tua ini terluka dan kalian tidak mau membalut lukanya. Ini berarti kalian yang salah!"

Perawat itu sangat marah. "Kau sedang mendikte aku?"

Devi: "Ya, aku memang sedang mendiktemu, memangnya kenapa?"

"Memangnya apa yang kau lakukan itu sudah benar?"

Si perawat tidak menyangka bahwa Devi akan begitu marah.

Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Benar-benar jalang yang pandai berbicara!"

"Kau kira kau siapa hemm, masih berani mendikte aku?"

"Aku kasih tahu kepadamu yah, hari ini aku memang tidak mau membalut lukanya. Memangnya kau mau apa?"

Devi masih ingin berbicara tetapi pada saat ini Jose datang dengan wajahnya yang tampak berseri - seri.

"Aduhh, ada apa ini disini?"

"Kenapa begitu kacau?"

"Ckk...ckk... pasien ini tampak menyedihkan sekali. Mengapa dia duduk di depan koridor?"

Jose tertawa sambil bercanda.

Devi sangat marah. "Dokter Jose, aku mau tanya, mengapa kau mengusir mereka keluar dari bangsal?"

"Aku telah menyelesaikan prosedur perpindahan rumah sakit dan aku juga juga membayar biayanya. Kau punya hak apa untuk mengusir mereka?" Jose melirik Devi lalu berkata, "Maaf, ini departemen aku."

"Tempat tidur yang dia tempati telah di reservasi oleh pasien sebelum dia."

"Jadi, dia tidak bisa tetap tinggal di sana."

Devi semakin marah, "Reservasi apa?"

"Mengapa aku tidak mendapatkan informasi ini ketika aku mengurus prosedurnya?"

Jose mencibir, "Kalau begitu kau tanyakan saja kepada orang yang membantumu mengurus prosedurnya itu. Jangan tanya aku!"

"Aku yang paling jelas mengenai departemen aku dan pasien aku sendiri."

"Dan aku juga yang paling tahu siapa yang harus berada di bangsal yang mana dan siapa yang tidak boleh berada di bangsal!"

"Nona Devi, meskipun kau adalah perawat magang di rumah sakit ini tetapi rumah sakit juga mempunyai aturannya sendiri!"

"Ini adalah departemen aku. Bahkan dekan rumah sakit pun tidak bisa memaksa aku untuk melakukan apapun!"

Devi mengernyitkan keningnya. Dia dapat melihat dengan jelas maksud Jose.

Departemen ini berada di bawah kendalinya sehingga siapapun yang dia kehendaki untuk tinggal di bangsal boleh tetap berada di bangsalnya. Sementara siapapun yang tidak dia kehendaki maka sudah tentu orang-orang itu tidak bisa berada di bangsalnya.

Dengan kata lain, dia memberi isyarat kepada Devi bahwa jika dia ingin orang itu bisa tinggal di bangsalnya maka Devi harus mencarinya!"

Melihat situasi kedua orang tua Helen lalu dengan serius Devi berkata, "Dokter Jose, jangan membahas masalah siapa yang benar dan salah dulu."

"Kesehatan mamanya Helen sedang dalam kondisi buruk dan dia perlu istirahat di tempat tidur."

"Luka paman Boris juga harus segera dibalut."

"Bagaimana kalau kau menangani masalah mereka dulu?"

Jose tersenyum dengan bangga. "Nona Devi, dikhawatirkan masalah ini tidak mudah ditangani."

"Begini saja, kau pergi ke kantorku dulu nanti aku akan membantumu mencarikan solusinya!" Wajah Devi langsung membeku. Jose ini sudah melewati batas.

"Jose, kau dengarkan aku baik-baik. Aku tidak sedang memohon kepadamu sekarang!"

"Aku telah mengurus semua prosedur perpindahan rumah sakit, rawat inap dan juga telah membayar biayanya!"

"Kau tidak punya hak untuk mengusir mereka!" ujar Devi dengan marah.

Previous Chapter

Next Chapter

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report