Menantu Dewa Obat -
Bab 628
Bab 628
5 mutiara
"Axel, aku sarankan, jangan berpikir untuk inenjadi kaya dulu, lebih baik kau pikirkan bagaimana dapurmu bisa tetap mengepul di kemudian hari." "Dengan koneksi yang dimiliki oleh dokter Tanaka, akan sangat mudah baginya untuk membuat perusahaan farmasi Shu kalian bangkrut!" Setelah pria itu selesai berbicara lalu dia langsung bangkit dan berkata, "Maaf, aku masih ada hal lain yang perlu dilakukan. Aku tinggal dulu yah!" Kedua bos lainnya juga ikut bangkit berdiri dan pergi begitu saja.
Sekarang hanya tersisa tiga orang di dalam rumah. Axel dan yang lainnya duduk dalam keadaan linglung.
Di dalam mimpi pun mereka tidak pernah menyangka bahwa masalah ini akan berkembang sampai ke titik ini.
Padahal dana investasi sudah didepan mata tetapi malah terjadi hal-hal seperti ini.
Tadi sore, Hana baru saja menampar Devi dan malamnya sudah langsung tersebar beritanya?
Setelah terdiam cukup lama, kemudian Alina hanya bisa terisak dan berkata, "Bagai... bagaimana sekarang? Apa yang harus kita lakukan?" "Kalau orang-orang ini tidak mau berinvestasi, maka kita... kita akan habis sudah❞
2/5
Wajah Axel memerah. Dia pikir dia akan menang sehingga telah mengatakan begitu banyak kata-kata sombong dan pedas di depan Fendi. Dan sekarang saat semuanya berkembang hingga menjadi seperti ini, dia benar-benar tak bisa berkutik.
“Hiro, apa... apa kau kenal bos lainnya?"
"Kau beritahukan kepada mereka dan meminta mereka untuk berinvestasi."
"Asalkan mereka mau berinvestasi, aku... aku bersedia memberikan 70% dari keuntungannya sebagai dividen!"
Axel sudah panik. Dia merasa bahwa dirinya seperti telur yang berada diujung tanduk.
Hiro mengeluarkan ponselnya lalu menelepon satu demi satu bos yang dia kenal dan mengajak mereka untuk berinvestasi. Tetapi, hasilnya tetap saja sama.
Para bos - bos besar ini tidak ada yang akan berinvestasi dalam proyek ini.
Setelah Hiro menelepon ke semua orang yang ada di daftar buku teleponnya, dia juga ikut merosot di kursi.
“Pa, aku... aku rasa, takutnya tidak ada yang akan mau berinvestasi di tempat kita..."
Suara Hiro bergetar. Ini adalah hal yang tidak pernah dia bayangkan.
3/5
Bab 628
a
5 mutiara
Seketika itu juga Axel melemas, bibirnya bergetar dan dia tidak bisa mengucapkan apapun untuk beberapa saat.
Tidak ada yang mau berinvestasi di tempat mereka sementara mereka harus mengembalikan uang yang banyak. Kali ini mereka tidak hanya akan menghadapi kebangkrutan saja.
Tetapi mungkin mereka juga masih harus menanggung hutang yang tak terhitung jumlahnya. Mereka mungkin harus menanggung hutang ini di sepanjang hidup mereka.
Jangankan masuk ke kelas atas kota Carson, mungkin nantinya level mereka akan berada jauh dibawah masyarakat bawah sana sehingga siapun dapat menindas dan menginjak mereka! Alina duduk di kursi dan menangis dengan getir, "Dosa apa yang telah kita lakukan?"
"Aku sudah bilang kan, jangan keterlaluan pasti akan ada karmanya."
"Kalian tidak mau dengar!"
"Sekarang kalian lihatlah, hancur sudah riwayat keluarga kita."
"Axel, kau ini benar-benar tidak tahu diri, sudah setua ini kau mau berebut apalagi?"
"Apa salahnya dengan membiarkan Reva mengerjakan proyek itu?"
"Kau sudah punya rumah dan mobil. Apalagi yang kau mau?
4/5
vuvuzu
VIIIULUI
!
Mengapa kau harus bersikap plin plan seperti itu?"
"Terus saja berebut dan plin plan seperti itu. Nanti kalau keluarga kita sudah dibuat hancur dan babak belur, kau baru bisa puas yah!"
Axel duduk dengan tatapan kosong di atas sofa. Dia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.
Biasanya, kalau Alina berkata seperti ini kepadanya, keduanya pasti sudah akan bertengkar sedari tadi.
Tetapi kali ini, Axel bahkan tak punya energi untuk berdebat dengannya. Dia tidak punya muka untuk berdebat lagi.
Bab 629
Hiro terdiam cukup lama lalu berbisik, "Pa, bagaimana kalau kita kembalikan saja saham perusahaannya kepada Reva?"
Axel menghela nafas dengan kecewa lalu mengangguk tak berdaya.
Sekarang, itu adalah satu-satunya cara yang mereka punya.
Sebelumnya mereka berharap bisa mendapatkan uang dari investasi orang lain tetapi sekarang sepertinya sudah tidak memungkinkan lagi. Kalau mereka tetap tidak mau mengembalikan perusahaan konstruksi ini kepada Reva maka mereka hanya bisa menunggu untuk mati saja. Ketiganya lalu bangkit berdiri dan pulang. Reva sudah tiba di rumah.
Nara duduk di ruang tamu dengan ekspresi dingin di wajahnya. Begitu melihat mereka bertiga pulang, Nara memalingkan wajahnya ke samping dengan marah dan sama sekali tidak ingin melihat mereka. Mereka bertiga tahu bahwa mereka sudah melakukan kesalahan sehingga mereka tidak berani mengatakan apa-apa lagi.
Alina berjalan menghampiri Reva dan berbisik, "Reva, besok kita pergi ke kantor pengacara untuk mengembalikan saham perusahaannya kepadamu yah?"
1/6
"Setelah itu kau pergi cari keluarga Yu dan si tua Geni serta teman-temannya. Kau beritahu mereka untuk jangan menarik modal mereka lagi."
Dengan marah Nara berkata, "Kenapa tidak kalian sendiri saja yang pergi berbicara dengan mereka?"
"Bukannya kalian sangat hebat? Kalian kan kepala keluarganya. Kalian ada orang paling penting di dalam keluarga Shu. Kenapa tidak kalian sendiri saja yang mendiskusikan masalah kerjasamanya?" Kalau itu di waktu dulu, ucapan Nara ini pasti akan menyulut pertengakaran.
Tetapi sekarang ketiga orang itu sudah tidak memiliki energi untuk bertengkar lagi.
Setelah membuat masalahnya berkembang hingga ke tahap ini, bisa dikatakan mereka telah membuat bencana yang sangat besar dan mereka juga merasa sangat bersalah sehingga merasa malu untuk berdebat dengan Nara.
Alina menghela nafas, "Reva, apa yang terjadi hari ini sepenuhnya adalah kesalahan kita."
"Disini mama mengucapkan permintaan maaf kepadamu."
"Besok kami akan mengembalikan semua saham itu kepadamu dan kau juga bisa tenang bahwa kami tidak akan pernah meminta kembali saham perusahaan ini lagi."
"Demi Nara, tolong kau pergi dan bicaralah dengan mereka!"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report