Bab 642

Reva melambaikan tangannya, "Jangan tanya aku, pulang dan tanyakan pada papamu.”

"Dia lebih tahu hal-hal dibandingkan aku."

Tanpa ragu Devi langsung menelepon papanya.

Papanya punya banyak kenalan di bagian medis kota Carson. Tidak hanya yang resmi saja tetapi juga beberapa klinik ilegal.

Kurang dari satu jam, kabar mengenai mereka sudah diketahui.

Tepat seperti yang dikatakan Reva, sepasang ayah dan anak itu mencari klinik ilegal untuk membantu mereka melakukan transplantasi. Pria itu mengumpulkan uangnya untuk membayar biaya operasi dan pengobatan di klinik ilegal tersebut.

Ginjalnya yang dulu itu juga dijual melalui klinik ilegal ini.

Tidak mudah bagi orang lain untuk mengetahui hal-hal seperti ini tetapi sangat mudah bagi keluarga Tanaka untuk menyelidikinya. Begitu Devi mendapatkan berita itu dia langsung

menarik Reva dan bergegas ke klinik ilegal itu untuk menjemput sepasang ayah dan anak itu.

Devi meminta maaf kepada pria itu dengan sungguh sungguh dan sekaligus mengungkapkan maksud hatinya pada saat itu juga.

Pria itu tidak menyangka bahwa Devi punya kemampuan yang begitu hebat.

Begitu mendengar bahwa ayahnya bisa diselamatkan dan dia tidak harus mati, pria itu langsung menangis dengan terharu. Dia berlutut di lantai dan bersujud kepada Devi untuk berterima kasih kepadanya. Ayah pria itu tampak bingung. Dia tidak tahu apa yang telah dilakukan oleh putranya.

Saat dia mendengar Devi menceritakan semuanya, dia menangis sambil memeluk putranya. Dia menangis seperti anak-anak.

Di dunia ini semua orang tua sangat mencintai anak anaknya sendiri!

Tetapi ada berapa banyak anak yang bisa begitu berbakti kepada orang tuanya?

Wajah Devi tampak penuh emosional ketika melihat mereka. Biasanya dia selalu bergaul dengan anak-anak dari keluarga kaya sehingga tidak pernah merasakan

kehidupan masyarakat kalangan bawah.

Sekarang saat dia melihat pria ini, hatinya benar-benar tersentuh.

Setelah mengalami kejadian ini, pikirannya baru benar benar tumbuh dewasa.

Malam itu ketika Devi sampai di rumah, dia langsung memberitahukan dokter Tanaka mengenai hal itu.

Bersamaan dengan itu dia juga mengatakan kepada dokter Tanaka bahwa dia ingin membuat sebuah yayasan untuk mengumpulkan dana demi untuk membantu para orang miskin yang membutuhkan.

Dokter Tanaka cukup terkejut. Dia benar-benar tidak menyangka cucunya akan begitu tercerahkan.

Seperti yang diketahui, biasanya Devi sangat sombong dan arogan.

Dia selalu bergaul dengan anak-anak dari keluarga kaya dengan mabuk - mabukan dan berfoya-foya.

Sementara kalau melihat para masyarakat yang ada di lapisan bawah itu, mereka sama sekali tidak akan menoleh dua kali kepada orang-orang itu.

Dokter Tanaka adalah pria yang baik hati. Sebenarnya dia sangat sedih ketika melihat cucunya seperti ini

tetapi, dia tidak bisa mengubah pikiran cucunya sehingga hanya bisa membiarkannya dan bersabar.

Tetapi sekarang cucunya sudah sadar dan tercerahkan seperti itu sehingga membuat dokter Tanaka sangat bersemangat.

Malam itu juga dia menelepon Reva dan mengucapkan terima kasih kepadanya dengan penuh semangat.

Reva tidak menyangka bahwa kejadian hari ini akan membuat perubahan besar pada Devi.

Cara pandangnya kepada Devi juga sedikit berubah.

- 1 LLLL

Pada awalnya sebenarnya Reva sangat benci kepada Devi.

Reva merasa tidak senang dia bekerja di departemennya tetapi demi menjaga gengsi dokter Tanaka, dia tidak mengusirnya.

Tak disangka, Devi malah membuat perubahan besar seperti itu sehingga membuat Reva sangat terkesan.

Reva juga merasa senang dan terharu. Kalau Devi benar-benar hendak membuat yayasan untuk membantu orang-orang dari kalangan bawah itu, dia juga akan bersedia membantu Devi. Karena bagaimanapun juga dia sendiri juga berasal dari

masyarakat kalangan bawah.

Dia sangat jelas bagaimana rasanya ketika orang yang dicintai masih hidup tetapi tidak punya uang untuk biaya pengobatan!

Kalau Devi benar-benar bisa melakukan perbuatan baik seperti itu maka itu benar-benar akan mewarisi harapan dan keinginan keluarganya yang hendak menyelamatkan semua mahkluk. Keesokan harinya, Devi tidak masuk kerja.

Dia pergi ke semua rumah sakit besar untuk membantu mencarikan ginjal yang cocok untuk ayah dari pria tersebut.

Reva yang duduk sendirian di kantor merasa sedikit bosan.

Sorenya Devi baru kembali ke kantor dengan ekspresi murung di wajahnya.

"Ada apa?"

"Siapa yang telah membuatmu marah?" tanya Reva dengan heran.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report