Bab 748

Anissa langsung mengangguk: "Boleh juga."

"Sekarang juga masih pagi, kita bisa ke rumahmu untuk duduk duduk dan mengobrol dulu." "Ayo, kita naik taksi."

Axel mengibaskan tangannya, "Tidak perlu naik taksi, kita semua membawa mobil ke sini."

Anissa terkejut: "Kalian semua sudah punya mobil?"

"Wahh hanya dalam waktu beberapa tahun saja, negara ini sudah banyak berubah yah."

"Dulu waktu aku pergi, yang hanya bisa membawa mobil itu hanya para bos besar."

Alina tersenyum dan berkata, "Ooh, kita punya dua mobil sekarang."

"Tadinya ada tiga tetapi beberapa waktu yang lalu, salah satunya tertabrak."

Anissa dibuat terkejut kembali: "Kalian sudah punya tiga mobil?"

"Alina, bukannya aku mau mengocehimu."

"Kalau punya uang ini harus ditabung. Kau tidak boleh memfoya-foyakannya."

"Aku tahu, kondisi keuangan di tanah air sekarang ini juga sedang sangat parah, kan? Kau pasti membeli mobil ini dengan cicilan, yah?"

"Aku sebenarnya lebih berharap kalian bisa melakukan semuanya selangkah demi selangkah. Jangan mengikuti gaya hidup orang lain dengan menghabis-habiskan uangmu sendiri!" "Sekarang cari uang itu tidak mudah!"

Alina tersenyum dengan canggung: "Tidak masalah, ayo jalan."

Hana berkata, "Ma, jalan apa? Gimana jalan?"

"Kita hanya punya dua mobil sementara sekarang ada sepuluh orang. Mana muat?"

Alina: "Dua mobil untuk sepuluh orang kenapa tidak muat?"

Hana mendelik: "Kita semua sudah minum. Apa tidak perlu memanggil sopir?"

"Ditambah dengan dua sopir berarti ada dua belas orang!

Alina baru tersadar: "Ooh ya ampun, kalian lihat otakku ini. Aku benar benar lupa tentang hal

ini.

"Kalau begitu ada dua orang yang harus naik taksi."

"Kalau tidak biar Hiro dan Reva saja yang naik taksi. Lalu kita akan mencari sopir untuk pulang."

1/3

Pada saat ini tiba-tiba Vivi berkata, "Tante kedua, bagaimana kalau aku dan Jayden saja naik taksi kesana?"

Alina berkata, "Kalian adalah tamunya. Bagaimana bisa aku membuat kalian naik taksi?"

Vivi mengibaskan tangannya: "Tidak apa-apa. Kau bisa memberitahukan lokasinya dan kami akan pergi ke sana sendiri."

Apa boleh buat, akhirnya Alina hanya bisa memberitahukan lokasinya.

Vivi lalu mengajak Jayden pergi bersamanya.

Jay bertanya-tanya dengan heran: "Kak, kenapa kita naik taksi?"

Vivi cemberut: "Menurutmu kenapa?"

"Apa kau tidak dengar apa kata papa dan mama? Keluarga tante kedua itu sangat miskin."

"Meski mereka sudah membeli mobil pun, menurutmu mobilnya bisa seperti apa?"

"Mobil bobrok seperti itu, ruang cabinnya pasti sangat kecil dan tidak nyaman untuk duduk."

"Lebih baik kita naik taksi saja, lebih nyaman dan luas!"

Jay baru tersadar: "Kak, kau memang lebih pintar."

Keduanya lalu berjalan ke pinggir jalan dan memanggil taksi.

Sopir itu lalu berkata, "Kalian berdua mau kemana?"

Vivi berkata: "Ke Rose Garden apa itu tadi, apa kau tahu dimana tempatnya?"

"Kalau kau tidak tahu, aku akan menelepon dan meminta mereka untuk memberitahu lokasi tepatnya kepadamu!"

Sopir langsung berkata: "Ooh, nona, itu adalah Rose Garden Estat, bagaimana mungkin aku bisa tidak tahu?”

"Daerah itu terkenal sebagai daerah orang kaya di kota Carson. Tidak ada satupun sopir taksi di kota Carson ini yang tidak tahu tempat itu." Vivi tercengang: "Daerah... daerah kaya apa maksudnya?"

"Apa kau tidak salah?"

"Rose Garden Estat?"

Sopir itu mengangguk: "Ya, di kota Carson ini hanya itu satu-satunya Rose Garden Estat."

"Daerah itu merupakan area villa yang terkenal. Orang-orang yang tinggal di dalamnya tidak hanya kaya tetapi juga merupakan konglomerat."

19:05 Thu, Nov 17

Bab 748

00,, 17%

5 mutiara

"Di kota Carson, tidak banyak orang yang tidak tahu tentang Rose Garden Estat!"

Vivi menatap Jay dengan tatapan kosong. "Jay, barusan yang kau dengar itu Rose Garden Estat

bukan?"

"Apa aku yang salah ingat?"

Jay menggaruk kepalanya: "Sepertinya benar."

“Kalau tidak, bagai,... bagaimana kau bisa menyebutkan nama tempatnya tadi?”

Vivi tercengang: "Apa yang terjadi sebenarnya?"

"Mama bilang dulunya tante kedua tinggal di rumah tua yang sangat bobrok dan rumahnya juga masih bocor."

"Mengapa sekarang malah sudah menjadi daerah yang terkenal dengan orang kayanya?"

"Apa kita yang salah dengar atau mama yang salah bicara?"

Jay juga ikut tercengang. Dia tidak mengerti dengan situasinya.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report