Bab 749

Lima belas menit kemudian, taksi berhenti di depan pintu gerbang Rose Garden Estat.

Mereka berdua turun dari dalam taksi dan berdiri di depan pintu gerbang Rose Garden Estat yang didekorasi dengan mewah ini dengan ekspresi terkejut.

Dari luar saja sudah bisa terlihat dengan jelas betapa mewahnya area ini.

Apalagi area di dalamnya?

Sekilas semuanya tampak seperti villa kecil dengan lingkungannya yang sangat elegan.

Vivi dan Jayden yang tumbuh besar di luar negeri sangat membanggakan diri mereka sendiri sebagai orang yang berwawasan luas.

Namun, tetap saja mereka masih merasa terkejut saat melihat lingkungan mansion yang mewah

ini.

Mereka sudah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun tetapi mereka sama sekali belum pernah melihat kompleks real estat dengan lingkungan yang begitu baik. Jay berbisik: "Kak, apa kau tidak salah?"

"Keluarga ini apa bisa tinggal di mansion seperti ini?"

Vivi memikirkannya sejenak lalu tiba-tiba tersenyum: "Bisa jadi mereka juga tidak tinggal di sini."

"Mungkin hanya di sekitar sini."

"Mungkin mereka takut sopir taksi tidak tahu nama tempatnya sehingga mereka memberikan nama tempat ini."

Jay langsung mengangguk: "Ya benar, ini sangat mungkin."

Pada saat ini tampak ada dua buah mobil yang melaju kesini dari kejauhan.

Yang melaju di depan adalah mobil Maserati Presiden warna putih diikuti dengan Mercedes Benz Big G.

Mata Vivi dan Jayden langsung berbinar - binar.

"Waah, ada mobil mewah seperti ini di Jakarta?”

"Kau lihat, itu adalah Maserati Presiden. Sangat cantik sekali. Temanku si Mary, dia punya teman yang merupakan anak konglomerat dan katanya dia juga punya mobil Maserati Presiden seperti ini!"

"Aku suka dengan Mercedez-Benz Big G yang ada di belakangnya. Ini baru yang namanya mobil pria jantan. Jerry yang ada di kelas kita, kau ingat tidak? Papanya juga punya Mercedes-Benz Big G seperti ini dan dia sering membawanya untuk pamer."

"Keren sekali!"

Keduanya merasa sangat emosional dan kedua mobil melaju perlahan hingga berhenti di depan

mereka.

Kaca jendela diturunkan dan Alina menjulurkan kepalanya: "Vivi, Jayden, kalian berdua sudah sampai duluan?"

"Maaf, tadi kami menunggu sopir panggilannya dulu sehingga agak telat dan telah membuat kalian menunggu lama." "Ayo masuk, aku akan meminta petugas keamanan mengantar kalian."

Vivi dan Jayden benar-benar terpaku.

Mereka berdua sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa yang ada di dalam mobil itu adalah keluarga Alina.

Bersamaan dengan itu petugas keamanannya juga sudah datang.

Dengan santai Alina menjelaskan kepada petugas keamanannya dan salah satu petugas keamanan langsung bergegas dan kembali dengan mobil BMW.

"Silahkan kalian berdua masuk ke dalam mobil. Aku akan mengantarkan kalian masuk!"

Petugas keamanan berbicara dengan sangat hormat dan otentik.

Vivi dan Jayden masuk ke dalam mobil dengan ekspresi bingung. Mereka berdua seperti sudah mau pingsan saja rasanya. Bahkan petugas keamanan saja pun menggunakan mobil BMW? Mobil melaju masuk ke dalam kompleks mansionnya lalu Jayden berbisik: "Kak, kita sudah sampai di gerbang kompleksnya, apa masih perlu menggunakan mobil untuk masuk?" "Memangnya kita tidak bisa berjalan masuk saja?"

Petugas keamanan itu tersenyum. "Maaf, rumah keluarga Shu berada di tepi danau yang ada di tengah kompleks mansion ini."

"Jaraknya sekitar 800 meter dari gerbang komunitas."

"Kalau kalian mau masuk ke sana dengan berjalan kaki, itu masih sangat jauh."

Mata Jayden melebar: "800 meter?"

"Sebegitu jauhkah rumahnya dari gerbang kompleks?"

Vivi dibuat terkejut lagi. Meski dia berada di luar negeri pun dia sama sekali belum pernah melihat situasi seperti ini.

Dengan cepat, mobil – mobil itu sudah sampai di mansion yang ada di tepi danau.

Petugas keamanan turun dari dalam mobil lalu membantu mereka membukakan pintu mobil

secara pribadi: "Silahkan, kita sudah sampai."

Vivi dan Jayden berdiri di depan pintu mansion dengan ekspresi terkejut.

Saat mereka berada di luar tadi, mereka hanya bisa melihat lingkungan dan situasinya. Dari situ saja mereka sudah tahu bahwa tempat ini tidak biasa.

Sekarang saat berdiri di depan salah satu mansionnya, mereka baru tahu betapa mewahnya tempat itu.

"Apa... apa ini benar-benar rumah tante kedua kita?"

"Bukannya dikatakan bahwa keluarga mereka tinggal di sebuah rumah tua yang sangat bobrok?" gumam Jayden.

Vivi menatap kedua mobil yang ada di depan halaman. "Seharusnya sih benar. Mobil - adalah mobil yang barusan mereka bawa, kan?"

mobil ini

Pada saat ini, Alina juga sudah membuka pintu lalu sambil tersenyum berkata, "Ayo, Vivi, Jayden, cepat masuk."

"Hana, Nara, ayo siapkan teh."

"Kalian berdua jangan bengong saja disana. Ayo mari masuk untuk minum teh."

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report