Menantu Dewa Obat -
Bab 836
Menantu Dewa Obat
Bab 836
Nara dan Reva baru bertemu dengan Jayden setelah tiga hari.
Dia berjalan dengan pincang dan dahinya juga masih agak merah dan bengkak. Sepertinya papanya telah memberinya pelajaran dengan baik kali ini.
Setelah kejadian ini, dia benar-benar telah menjadi lebih patuh selama beberapa hari.
Akhirnya dia mengerti bahwa Anya adalah orang yang tidak mampu dia dekati.
Metode yang dia gunakan biasanya tidak masalah untuk mendekati gadis - gadis biasa namun kalau digunakan untuk mendekati Anya, itu sama saja dengan mencari mati. Ratu yang agung dan hebat ini hanya perlu satu kata untuk menghancurkan seluruh keluarganya. Bagaimana mungkin dia berani menyinggung Anya lagi.
Tentu saja, setelah melalui kejadian ini, dia pun merasa semakin heran.
Bagaimana caranya Reva bisa mendapatkan hati Anya?"
Rasa sirik dan cemburu di dalam hatinya terhadap Reva sudah mencapai titik puncaknya.
Reva bisa melihat rasa benci di mata Jayden namun dia tidak ingin mempedulikan orang ini.
Jayden hanyalah seorang anak yang belum dewasa dan agak sedikit ceroboh.
Reva merasa malas untuk repot repot mempedulikan orang seperti ini.
Sementara itu untuk beberapa waktu ini Vivi sudah lama tidak datang berkunjung ke villa Rose Garden.
Katanya dia sudah punya pacar dari luar negeri dan sepanjang hari dia hanya berhubungan dan mengobrol dengannya jadi dia tidak datang berkunjung ke villa ini.
Dan hal ini sangat melegakan Reva dan Nara. Lagipula mulut Vivi juga terlalu menjengkelkan.
Hari ini, setelah Reva masuk ke dalam kantor, tidak lama kemudian Devi yang mengenakan pakaian serba putih masuk ke dalam kantor.
"Kak Reva, dekan Bobby sedang mencarimu." Ujar Devi sambil tersenyum.
Dia juga bekerja sesuai dengan jadwalnya sekarang. Kalau Reva datang ke rumah sakit, dia juga akan berada disana.
Kalau Reva tidak datang, dia juga tidak akan datang!
Sebelumnya ada beberapa dokter pria yang sengaja datang dan berusaha untuk mendekati Devi.
Namun setelah beberapa dokter itu dimaki dengan galak oleh Devi, mereka juga tidak ada yang berani mendekati dia lagi. Orang
orang di rumah sakit juga merasa iri terhadap Reva.
Mereka tidak mengerti mengapa Reva bisa mendapatkan wanita tercantik sekota Carson sebagai istrinya, ditambah lagi dengan putri keluarga kaya yang selalu mengekorinya sepanjang hari. Orang-orang ini juga belum tahu tentang hubungan Anya dengan Reva.
Kalau tidak, orang-orang di rumah sakit ini mungkin akan pingsan kalau mengetahuinya.
Reva bangkit berdiri dan menyapa dekan Bobby ketika dia masuk.
"Dekan Bobby, ada apa?"
Selama ini, dekan Bobby selalu pergi ke taman Dragon Lake setiap dua hari sekali untuk menjenguk Vera.
Namun pada akhirnya Reva merasa agak repot sehingga dia membuatkan sebuah kartu akses untuk dekan Bobby agar dia dan istrinya bisa menjenguk Vera kapan saja dia mau.
Jadi selama ini, dekan Bobby dan istrinya langsung pergi ke taman Dragon Lake sendiri tanpa menghubungi Reva lagi. Dan Reva juga jadi jarang bertemu dengan mereka.
Dekan Bobby memegang sebuah portfolio: "Tuan Reva, beberapa waktu lalu, kau pernah meminta aku untuk mencarikanmu beberapa kasus khusus."
"Kebetulan aku menemukan beberapa kasus disini, mari aku tunjukkan kepadamu."
Reva langsung bersemangat. Dia mengambil portfolio itu.
Setelah membacanya dengan seksama. Reva mengeluarkan setengah lebih dari kasus yang ada dan mengembalikannya kepada dekan Bobby.
Hanya tinggal 3 kasus yang tersisa di tangan Reva.
Dekan Bobby terkejut: "Tuan Lee, bagaimana kondisi dari ketiga kasus ini?"
Reva tersenyum dan berkata, "Ketiga kasus inilah yang ingin aku cari."
"Beberapa kasus lainnya, kalian bisa periksa dan obati lagi."
"Oh yah, ngomong
ngomong, aku menuliskan beberapa saran di atasnya. Kalian dapat memeriksa dan mengobatinya sesuai dengan saran yang aku tuliskan. Seharusnya akan ada hasilnya." Dekan Bobby sangat terkejut: "Benarkah?"
"Tuan Lee, terima kasih banyak!"
Kasus-kasus ini cukup spesial dan rumah sakit bahkan tidak dapat menemukan penyebabnya.
Dekan Bobby juga mengumpulkan semua kasus-kasus ini dan berencana untuk membicarakannya dengan beberapa ahli.
Namun tanpa diduga, dia telah mendapatkan jawabannya dari tempat Reva.
Reva tersenyum dan mengangguk. "Baiklah, dekan Bobby, kau bisa lanjutkan kesibukanmu dulu."
"Nanti aku akan pergi dan melihat sendiri mengenai kasus ini!"
Dekan Bobby mengangguk lalu bangkit berdiri dan pergi.
Reva mengambil catatan dari ketiga kasus itu sambil mengerutkan keningnya.
Seharusnya ketiga pasien ini sudah terkena sihir!
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report