Bab 837

Dimulai dari cacing sihir yang diletakkan di danau dekat area proyek villa hingga sahabat Anya yang terkena racun serangga sihir.

Reva telah mengetahui bahwa ada sekelompok orang dari suku Maui yang telah berkumpul di kota Carson.

Apalagi sekelompok orang ini pun telah membagi diri menjadi beberapa grup.

Mereka sedang mencari seseorang. Reva membuat praduga bahwa orang yang mereka ingin cari itu adalah

Vera.

Namun, Reva tidak tahu apa yang orang-orang inginkan dari Vera sehingga dia hanya bisa menyelidikinya dengan jelas dahulu mengenai situasinya.

Sementara itu Reva membiarkan Vera tetap tinggal di tamana Dragon Lake karena tempat itu benar-benar

aman.

Reva mengajak Devi untuk pergi mengunjungi pasien peitama dengan kasus khusus itu dulu.

Pasien ini berada di rumah sakit terdekat.

Dengan adanya Devi yang menemani, Reva dapat bertemu pasiennya dengan sangat lancar.

Pasien ini berada di bangsal terpisah. Seluruh tubuhnya bengkak dan wajahnya seolah terjepit dengan daging

daging di wajahnya sehingga dia terlihat sedikit menakutkan.

Orang yang mengantarkan mereka ke sini adalah direktur departemen di rumah sakit ini.

Direktur ini baru berumur sekitar 30 tahunan dan telah dianggap sebagai direktur muda yang cukup berbakat dan menjanjikan.

Oleh karena itu, ekspresinya tampak sombong dan tatapan matanya hanya terfokus kepada Devi. Pada dasarnya dia tidak terlalu mempedulikan Reva.

"Rumah sakit telah melakukan pemeriksaan terhadapnya tetapi tidak ada penyebab yang ditemukan."

"Setiap pukul dua tengah malam, pasien ini akan selalu merasakan sakit yang luar biasa."

"Kami sudah menggunakan banyak metode namun tetap saja kami tidak bisa membantu dia menghilangkan rasa sakitnya."

"Aku sudah tanya dengan mentorku, dekan Ethan dari kota Amethyst dan sampai sekarang dia juga tidak tahu penyebabnya." "Ngomong-ngomong, apa kau pernah mendengar tentang dekan Ethan?"

Ujar direktur itu sambil memandangi Devi, dia memperkenalkan mentornya.

Dekan Ethan yang dia bicarakan ini adalah seorang dokter yang terkenal di kota Amethyst. Direktur departemen ini selalu merasa bangga dengan mentornya ini! Day 007

Devi dapat mendengar nada bangga dari suaranya lalu sambil melengkungkan bibirnya dia berkata, "Ethan?"

"Ohh, aku ingat. Dia pernah datang ke rumah untuk mengunjungi kakekku sekitar setahun yang lalu."

"Sudah pernah datang tiga kali tetapi kakekku sedang tidak di rumah."

Direktur departemen itu menatapnya dengan mata terbelalak dan ekspresinya seolah tidak percaya: "Nona, omong.. omong kosong apa yang sedang kau bicarakan?" "Mentorku itu adalah orang yang sangat hebat dan terkenal di bidang medis. Dia datang untuk mengunjungi kakekmu?"

"Kalau dia benar-benar pernah datang ke kota Carson, justru entah ada berapa banyak orang yang ingin mengunjunginya!"

Devi mencibir: "Benarkah?"

"Kalau begitu, kau tanyakan kepadanya apa dia berani meminta Ryu Tanaka dari kota Carson untuk mengunjunginya?" Direktur departemen melengkungkan bibirnya: "Apa hebatnya si Ryu Tanaka..."

Begitu dia mengucapkan nama ini, ekspresi wajahnya langsung berubah: "Ryu... Ryu siapa tadi?"

"Apa.. apa orang yang kau maksud adalah dokter Tanaka?"

Devi menjawabnya: "Menurutmu?"

Ekspresi sang direktur departemen ini langsung berubah. Sambil menatap Devi lalu dengan hati-hati dia bertanya, "Apa.. apakah kau adalah cucunya dokter Tanaka?" Devi bertanya balik kepadanya: "Menurutmu?"

Tiba-tiba direktur departemen ini teringat dengan pesan dekan barusan saat di telepon. Dia sudah mengatakan kepadanya untuk menjamu kedua orang ini dengan baik. Sejak kapan dekannya menjadi begitu sopan terhadap orang lain?

Kecuali orang ini memiliki latar belakang yang hebat!

Saat dia memikirkan nama Devi lagi, jantungnya berdetak kencang.

Tak salah lagi, dia pasti cucunya dokter Tanaka.

Wajah direktur departemen ini langsung memerah..

Meskipun Ethan cukup terkenal namun kalau dibandingkan dengan dokter Tanaka, perbedaan mereka sangat jauh seperti langit dan bumi.

Jadi wajah kalau Ethan datang untuk mengunjungi dokter Tanaka.

Saat teringat bahwa dirinya barusan hendak pamer di depan cucu dokter Tanaka membuat dia merasa sangat

malu.

"Nona Devi, aku benar-benar minta maaf. Aku... aku tidak tahu kalau kau adalah cucunya dokter Tanaka."

"Kalau ada kata-kataku yang menyinggungmu barusan, tolong maafkan aku."

"Sekiranya ada bantuan yang kau perlukan, silahkan katakan saja!" ujar direktur departemen dengan cepat..

Devi mengibaskan tangannya dan berkata, "Sudahlah, kau bisa keluar dulu sekarang."

"Kami datang kesini untuk mengobati pasien bukan untuk mendengarkan bualanmu.”

Sang direktur departemen ini tersipu dan mau tak mau beranjak untuk pergi.

Begitu sampai di depan pintu dengan kesal dia berkata, "Mengobati pasien?"

"Aku ingin lihat apa kalian benar-benar mampu mengobati pasien ini!" "Kalau tidak bisa diobati maka reputasi dokter Tanaka pasti akan hancur di tempat ini!"

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report