Menantu Dewa Obat

Bab 857

Dokter Tanaka tampak dingin. Sambil meliriknya dia berkata, "Axel, barusan aku sudah bilang."

"Kalau kau ingin meminta maaf maka berlutut dan bersujudlah di depan cucu perempuanku dan aku!"

Air muka Axel langsung berubah. Dengan suara berat dia berkata, "Dokter Tanaka, apa kau tidak ada toleransinya sama sekali?"

"Meskipun keluarga Shu aku tidak bisa dibandingkan dengan keluarga Tanaka-mu tetapi itu juga bukan berarti kau bisa menghina kami dengan sesuka hatimu!"

Alina juga langsung berkata, "Benar. Meskipun keponakan aku memang sudah melakukan kesalahan tetapi kau juga tidak perlu mendesak kita hingga sampai seperti ini, kan?"

"Malahan kau yang membawa begitu banyak orang ke rumah kita. Ryu Tanaka, apa yang ingin kau lakukan?"

"Apa kau ingin membasmi kami semua?"

"Apa kau pikir di dunia ini sudah tidak ada hukumnya lagi?"

Dokter Tanaka mendengus dengan dingin: "Benar, di dunia ini memang masih ada hukum."

"Tetapi coba kau tanyakan kepada keponakanmu, dia ingin kami memanggil polisi atau masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan?"

Dengan marah Alina berkata, "Ryu Tanaka, kalau berani kau panggil saja polisinya!"

"Kau telah membawa begitu banyak orang menerobos masuk ke rumahku, aku benar-benar tidak percaya siapa yang lebih bermasalah!” "Keponakan aku hanya berbohong, paling paling dia hanya dikatakan memfitnah saja, tetapi kau berbeda..."

Dokter Tanaka langsung berkata, "Oke, Devi, panggil polisi!"

"Katakan saja bahwa ada orang yang memperkosa wanita dan pelaku utamanya ada disini!"

“Bahkan, aku juga curiga bahwa kasus orang-orang hilang yang terjadi di kota Carson belakangan ini berhubungan dengan dia!”

Jayden langsung panik karena sebelumnya ada banyak masalah yang melibatkan dirinya. Kalau masalah kali ini berhubungan dengan dirinya lagi maka dia pasti akan dimasukkan ke penjara selama beberapa tahun.

"Tante kedua, tante kedua, tolong jangan panggil polisi!" ujar Jayden dengan cemas.

Alina tampak bingung, "Kenapa?"

"Mereka sudah menerobos masuk ke rumah pribadi, untuk apa kau takut dengan mereka?"

Nara cemberut: "Ma, apa kau masih belum sadar?"

"Bocah ini pasti telah melakukan sesuatu hal yang buruk lagi!"

Mata Alina membelalak dengan lebar, tiba-tiba dia teringat bahwa Jayden sempat berkata hendak memberikan sedikit pelajaran kepada Devi pada saat dia masuk ke rumah tadi.

Sebelumnya karena marah pada masalah Reva dan Devi jadi Alina melupakan hal ini.

Dokter Tanaka berkata dengan dingin: "Direktur Shu, kau tidak tahu apa yang telah dia lakukan, kan?"

"Hmm, tadi aku juga membawa anak buahnya ke sini. Biar mereka saja yang menceritakannya kepadamu secara detil, ake?"

Dokter Tanaka menepuk tangannya lalu sekelompok orang masuk dari luar pintu.

Para pemuda itu dia kawal masuk. Mereka adalah teman-teman Jayden.

Kemudian beberapa orang ini menceritakan kembali hal-hal yang telah mereka lakukan sebelumnya.

Nara sangat marah sekali hingga membuatnya ingin muntah darah.

Dia memelototi Jayden dengan marah, "Jayden, lihatlah ulahmu itu!"

"Ma, inilah kerjaan dari keponakanmu!"

"Kau masih mau membelanya? Bela dia terus saja!"

Alina tercengang. Akhirnya dia mengerti apa yang sedang terjadi sekarang.

Axel merasa sangat marah dan tak berdaya sekarang. "Persetan, Jayden kau benar-benar bajingan."

"Kau sendiri yang mencari gara-gara dengan melakukan hal seperti itu setelah itu kau malah datang kesini untuk menabur perselisihan. Kau ingin kami dan dokter Tanaka saling bertengkar dan ribut, kan?" "Mengapa hatimu begitu jahat?"

"Alina, kalau.... kalau kau masih membelanya lagi, aku akan bercerai dengan kau!"

Alina hampir menangis dibuatnya, "Jayden, bagai... bagaimana kau bisa melakukan hal seperti itu?"

"Dokter Tanaka, maaf, maaf, aku benar-benar minta maaf."

"Aku meminta maaf atas nama dirinya, hati... hatimu sangat baik, tolong kau ampuni dia sekali saja....." "Dokter Tanaka, aku mohon..."

Ekspresi dokter Tanaka tampak dingin: "Alina, tadi cara kau berbicara denganku bukan seperti ini!"

"Kalau aku tidak salah ingat, tadi kau mengatakannya dengan sangat jelas bahwa keponakanmu tidak akan pernah berbohong kepadamu, kan?”

"Dan kau masih menyebut cucu perempuanku jalang?"

Wajah Alina memerah: "Dokter Tanaka, aku tahu aku sudah salah."

"Demi Reva, tolong kau maafkan aku sekali lagi......"

Dokter Tanaka menggelengkan kepalanya dengan perlahan, "Tidak mungkin!"

"Barusan aku sudah mengatakannya dengan sangat jelas., kalau aku yang salah maka aku akan melompat dari atas atap gedung yang di depan!"

"Aku telah mempertaruhkan hidupku untuk menyelesaikan masalah ini, sedangkan kau malah hanya ingin menyelesaikan masalah ini dengan satu kata permintaan maaf saja, apa menurutmu itu mungkin?"

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report