Menantu Dewa Obat -
Bab 881
Bab 881
Pria itu menggelengkan kepalanya: "Meskipun bisa dikatakan seperti itu tetapi serangga sihir berekor tujuh ini sebenarnya tidak terlalu kuat."
"Perpaduan tujuh jenis serangga sihir ini secara otomatis akan menghasilkan toksisitas yang saling menahan racun yang satu dengan yang lainnya. Dan akibatnya, racun dari serangga sihir berekor tujuh ini menjadi tidak terlalu kuat."
"Serangga sihir berekor tujuh ini tidak bisa membuat orang terbunuh tetapi hanya bisa membuat merasa tidak nyaman saja."
orang
"Selain itu, tidak mudah untuk memelihara serangga sihir berekor tujuh. Syarat untuk meletakkan serangga sihir ini sangat repot. Suhu dan waktunya harus diperhatikan dengan baik. Seringkali malah tak berhasil memeliharanya."
"Untuk beberapa orang yang hebat, mereka bahkan dapat mencekik mati serangga sihir berekor tujuh ini dengan tenaga dalam mereka sendiri."
"Kalau ingin menggunakannya untuk menghadapi orang yang hebat, ini sama sekali tak ada gunanya!"
Desmond mengangguk perlahan.
Pria itu mengambil sepotong daging yang berdarah lagi lalu dengan dingin berkata, "Kau tenang saja, karena kau telah membantu masalahku maka aku pasti akan membantumu."
"Aku masih tetap dengan ucapanku itu, kau bantu aku menemukan orang tersebut dan aku akan membantumu mengendalikan sepuluh keluarga terpandang ini."
"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan kabar orang yang ingin aku katakan itu?"
Sekelebat cahaya terang melintas di mata Desmond: "Aku sudah mendapatkan kabar tentang orang yang kau katakan itu."
"Tujuh belas tahun yang lalu dia masuk ke kota Carson dengan membawa seorang anak gadis bersamanya." "Namun, sepuluh tahun yang lalu dia meninggal karena mendapatkan penyakit yang berat." "Tadinya gadis cilik itu dibawa ke tempat penampungan."
"Tetapi katanya dia memiliki banyak bisul di sekujur tubuhnya sehingga dibenci oleh semua orang. Kemudian, dia menyelinap keluar dari tempat penampungan dan setelah itu hilang dan tak ada kabarnya lagi sampai sekarang!"
Pria itu menoleh dan melirik Desmond. "Hidup dan matinya wanita itu tidak penting. Yang ingin aku ketahui hanyalah keberadaan dari gadis itu!"
"Ingat, kalau gadis ini masih hidup aku mau bertemu dengan orangnya dan kalau dia sudah mati aku mau melihat jasadnya!"
t
"Pokoknya apapun yang terjadi aku harus melihatnya!"
Desmond mengangguk dengan penuh semangat: "Tenang saja, aku pasti akan membantumu untuk menemukannya!"
Setelah keluar dari ruang rahasia, wajah Desmond menyeringai kembali.
Melalui sebuah koridor, Desmond masuk ke sebuah kamar yang besar.
Kamar itu dipenuhi dengan bau anyir. Ada tiga orang yang bergelantungan di dalamnya. Mereka adalah Robin dan teman temannya.
Ketiga orang itu tampak terengah – engah sekarang. Tangan mereka di ikat dengan tali dan digantung di tengah-tengah ruangan. Anthony sedang duduk di kursi dan saat melihat Desmond datang, dia langsung menyapanya, "Kak, bagaimana kata guru?" Desmond tertawa: "Tida ada masalah lagi."
"Malam ini, setelah mereka selesai makan, kita bisa bergerak."
Mata Anthony langsung berbinar, "Kak, pertimbanganmu memang lebih baik."
“Semalam, kau menggunakan kesempatan itu untuk menaklukan si gadis cilik bernama Vivi itu dan membuatnya membantumu membubuhkan serangga sihir kepada mereka.”
"Kalau tidak, aku benar-benar khawatir kalau kita bahkan tidak bisa membubuhkan serangga sihir itu kepada mereka dengan diam-diam!"
"Namun, si Vivi itu terlalu jelek. Kau sudah menderita, kak!"
Desmond mengibaskan tangannya: "Demi keluarga kita, hal yang lebih menderita pun tidak masalah." "Ngomong-ngomong, jangan lupa untuk menyisakan satu tempat untuknya disini." "Begitu pekerjaan malam ini selesai, jangan sampai kau lupa untuk menguburnya bersama dengan ketiga orang ini."
"Putraku sudah kehilangan beberapa jari dan statusnya sebagai ahli waris. Mereka harus membayar harganya!" Anthony langsung mengangguk - angguk: "Tidak masalah."
"Hahaha, si pelacur ini mungkin masih terbuai dengan mimpinya untuk menjadi orang kaya?"
"Nanti malam ketika dia datang kesini, akan ada pertunjukkan bagus yang menunggunya!"
Villa Rose Garden.
Pada pukul tujuh malam, Reva dan Nara pulang ke rumah dan makan malam sudah disiapkan.
Vivi duduk di depan meja makan bersama dengan Alina. Keduanya mengobrol dan tertawa bersama.
Axel yang duduk di sebelah menunjukkan ekspresi kesal. Tampak jelas bahwa dia sangat tidak senang dengan kedatangan Vivi.
Begitu melihat Reva'dan Nara, Vivi langsung bangkit dan berkata, "Kakak sepupu, kalian sudah pulang!"
Alina juga buru-buru berkata, "Ooh, Nara, kalian sudah pulang."
"Kalian harus berterima kasih kepada Vivi yang telah datang untuk membantuku malam ini. Kalau tidak, entah sampai kapan aku masih harus sibuk memasak untuk memenuhi meja makan yang besar ini dengan berbagai macam hidangan."
"Ayo, mari, mari. Cepat cuci tangan dan ganti baju kalian. Setelah itu mari kita makan bersama!"
Nara terkejut: "Ma, Vivi yang membantumu memasak?"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report